Mengenal FTX, Bursa Kripto yang Kolaps dan Bikin Harga Bitcoin dkk Jatuh

Default

Gejolak ketidakpastian pasar kripto masih terus berlanjut. Setelah runtuhnya harga token Terra LUNA (LUNC), kini bursa kripto FTX mengalami kolaps.

Hal ini terjadi usai munculnya informasi bahwa Binance, bursa kripto terbesar di dunia, berencana mengakuisisi kompetitornya itu. Sentimen negatif investor pun tak tertahankan.

Runtuhnya FTX berakibat pada harga token kripto yang ambles cukup parah. Ditambah, banyak faktor eksternal lain yang membuat pasar kripto semakin tidak pasti.

Jaka akan mengulas lebih dalam mengenai bursa kripto FTX beserta sejarah singkat, kinerja terkini, faktor penyebabnya, hingga dampak yang ditimbulkan.

Apa itu FTX? Apa Fungsinya?

FTX Logo On Phone A
Sumber foto: FTX didirikan 2019 - FTX.com

FTX adalah platform pertukaran kripto (exchange) terkemuka di dunia. Didirikan oleh Sam-Bankman Fried pada tahun 2019, platform ini menjadi wadah untuk membeli, menjual, dan menyimpan aset kripto.

FTX mendukung sembilan mata uang resmi yang bisa disetor dan ditarik investor. Mata uang tersebut meliputi Dolar Amerika Serikat (AS), Dolar Kanada, Euro, Poundsterling, Franc (Swiss), Real (Brasil), Peso (Argentina), dan Cedi (Ghana).

Selain itu, FTX juga mendukung mata uang lain dengan penggunaan terbatas, seperti Lira (Turki) dan Yen (Jepang). Ke depannya, perusahaan ini berencana mendukung Dolar Hong Kong, Dolar Singapura, dan Rand (Afrika Selatan).

Mengutip laman AFP, meskipun baru didirikan tiga tahun lalu, valuasi FTX mencapai US$32 miliar atau setara Rp459 triliun (per Februari 2022).

Perusahaan ini juga pernah mendapatkan investasi seri B sebesar US$18 miliar di pertengahan tahun 2021. Investasi ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pendanaan industri kripto.

Kenapa FTX Bisa Ambruk? Apa Faktornya Pemicunya?

Binance And Ftx Logos
Sumber foto: Ambruknya FTX merupakan efek domino dari kasus pendirinya - FTX.com

Kalian pasti bertanya FTX kenapa bisa kolaps? Nah, anjloknya bursa kripto FTX terjadi setelah Binance, bursa kripto terbesar di dunia, mengumumkan rencana akuisisi kompetitornya itu.

Binance dipimpin oleh Changpeng Zhao (CZ). CZ melalui akun Twitternya menyebutkan, akuisisi ini merupakan "bantuan" yang diberikan Binance untuk FTX. Menurutnya, ada krisis likuidasi yang signifikan di FTX, sehingga untuk melindungi pengguna, Binance akan mengakuisisi FTX.com.

Rencana ini juga sudah tertuang di letter of interest yang sudah ditandatangani kedua belah pihak. CEO FTX, Sam Bankman-Fried, juga sudah mengkonfirmasi kesepakatan ini.

Sontak saja, rencana akuisisi Binance FTX ini membuat para investor khawatir aset mereka tidak aman. Apalagi, setelah mendengar FTX mengalami krisis likuidasi.

Nggak hanya itu. Ternyata, FTX juga terjerat banyak kasus. Plus, ada faktor eksternal yang memperparah keadaan. Ini rinciannya:

  1. Komisi Perdagangan Federal Amerika/Federal Trade Commission (FTC) tengah menginvestigasi FTX terkait dugaan penanganan ilegal penarikan pelanggan pada awal pekan ini.
  2. FTX sempat terseret kasus phising terkait dengan 3Commas, platform bot perdagangan mitra FTX
  3. Ada masalah dengan perusahaan investasi saudara FTX, Alameda Research. Terungkap kalau CEO Binance, CZ, berselisih dengan CEO Alameda tentang penjualan kepemilikan FTT di Binance
  4. Adanya pemilihan umum (pemilu) AS pada 8 November 2022. Para investor deg-degan menunggu hasil pemilu. Mereka harap, pemimpin selanjutnya bisa membuat regulasi untuk mendukung perkembangan dunia kripto

Apa Pengaruh Jatuhnya Bursa FTX Untuk Investor?

Publik sebagai investor dilanda kecemasan karena guncangan di pasar kripto ini. Menurut para ahli kripto, setidaknya ada tiga kekhawatiran yang timbul dari mereka:

  • Investor khawatir FTX bangkrut karena krisis likuidasi dan tidak bisa membayar utangnya. Hal ini sama seperti kasus Celcius Network yang bangkrut gara-gara masalah likuidasi
  • Investor takut neraca keuangan FTX terjun bebas, sehingga mereka menahan diri untuk mengeluarkan uang
  • Investor cemas uang mereka hilang. Hal ini berujung kepada aksi penarikan besar-besaran dari FTX (bank run)

Para investor akhirnya berbondong-bondong menjual koin/token kripto yang mereka miliki. Hal ini menyebabkan harga kripto jadi ambruk.

Dampak Keruntuhan FTX Terhadap Harga Bitcoin, ETH, FTT, dkk

Penurunan harga kripto akibat krisis FTX ini cukup signifikan. Jaka akan merinci update harga aset kripto sejak FTX app runtuh, mengutip laman CoinMarketCap per 11 November 2022:

  • Bitcoin ambles dari US$ 20.000-an menjadi US$16.000-an per keping, namun trennya perlahan menguat
  • Ethereum jatuh dari US$1.500-an menjadi US$1.200-an per keping, trennya perlahan naik
  • Dogecoin turun dari kisaran US$ 1 jadi US$0,08 per keping, trennya masih melemah
  • BNC (Binance Coin) dibanderol US$305,9 per keping, trennya menghijau
  • Solana dibanderol US$17,93 per keping, trennya menguat dalam sehari tapi melemah dalam sepekan

Selain itu, FTX juga punya token kripto sendiri yang dinamakan FTX Token (FTT). FTT token berjenis token ERC-20, yang artinya berjalan di atas blockchain Ethereum.

Masih mengutip sumber yang sama, harga FTT anjlok ke angka US$ 2,78 per keping. Padahal, akhir pekan lalu, harganya masih di kisaran US$ 25 per keping. Kira-kira dalam satu pekan terakhir, harga FTT ambles hampir 90%.

Gegara hal ini juga, performa pasar kripto secara keseluruhan anjlok dari US$880 triliun menjadi US$800 triliun hanya dalam waktu 24 jam.

Melihat situasi yang tidak kondusif, CZ mengumumkan bahwa pihaknya membatalkan rencana akuisisi tersebut. Dia menyampaikan hal tersebut melalui akun Twitter resmi Binance @binance.

Bagaimana Nasib FTX dan Pendirinya Kini?

Cbsn Fusion Crypto Market Tumbles As Binance Backs Out Of Ftx Deal Thumbnail 1453637 640x360
Sumber foto: Investor besar hengkang dari FTX - FTX.com

FTX crypto kini berada di ujung tanduk. Investor besar FTX, Sequoia Capital, memutuskan untuk memberi valuasi nol atas saham mereka di bursa FTX.

Sebelumnya, perusahaan ini sudah menginvestasikan dana hingga US$ 213 juta. Tak hanya itu, investor besar lainnya seperti SoftBank, BlackRock, Insight Partners, dan Paradigm juga berencana menarik dana mereka dari FTX.

Dilaporkan, pengguna FTX juga sudah menarik aset kripto mereka sejak pengumuman akuisisi Binance-FTX. Nilai penarikannya mencapai US$1,2 miliar.

Nasib FTX diprediksi akan seperti BitMEX. Platform pasar kripto derivatif ini sempat berjaya, namun harus runtuh pada 2020 ketika pemimpin mereka melanggar aturan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC).

Di sisi lain, CEO FTX Sam Bankman-Fried kehilangan harta hingga 94% hanya dalam semalam. Nilainya mencapai US$ 14,6 miliar atau setara Rp228 triliun! Bankman-Fried juga tercoret dari daftar Bloomberg Billionaires Index karena hartanya hanya tersisa US$ 991,5 juta.

Akhir Kata

FTX, yang pernah menjadi bursa kripto terbesar ke-empat di dunia, terpaksa harus menelan pil pahit hanya gara-gara satu keputusan bisnis. Semua yang sudah dibangun dalam tiga tahun lenyap seketika.

Walaupun rencana akuisisi sudah dibatalkan, nyatanya kerugian yang dialami FTX dan para investornya tidak bisa kembali. FTX harus bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan publik lagi.

Belum ada kabar terbaru lagi dari kasus ini. Tapi, kalau lihat data CoinMarketCap, harga token FTT mulai menguat dan membaik. Semoga saja FTX bisa kembali bangkit, ya!

Baca juga artikel Web3, Cryptocurrency, atau artikel menarik lainnya dari Athika Rahma

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal