Cara Jadi Shutterstock Contributor, Hasilkan Uang dari Karya Visual!

Default

Punya hobi motret, bikin ilustrasi, atau merekam video? Ternyata, karya-karya visual itu bisa jadi sumber penghasilan tambahan bahkan utama. Salah satu platform microstock terbesar dan paling populer di dunia adalah Shutterstock. Di sini, kamu bisa menjual lisensi penggunaan karya visualmu, mulai dari foto, ilustrasi, vektor, hingga video.

Pembeli datang dari berbagai kalangan, mulai dari perusahaan besar, agensi iklan, blogger, sampai individu yang butuh visual menarik untuk proyek mereka. Nah, simak cara menjadi Shutterstock contributor berikut ini untuk mendatangkan cuan dari rumah!

Apa Itu Shutterstock Contributor?

Shutterstock contributor adalah kreator yang menyediakan "bahan bakar" visual berupa foto, video, ilustrasi, dan vektor yang nantinya akan dibeli lisensinya oleh pengguna Shutterstock di seluruh dunia.

Platform Shutterstock sendiri sudah berdiri sejak 2003 dan mengklaim telah membayar lebih dari $1 miliar kepada para kontributornya di seluruh dunia dalam 15 tahun terakhir. Angka ini fantastis dan menunjukkan potensi pasar yang sangat besar. Meskipun persaingan di dunia microstock semakin ketat, termasuk dengan adanya konten yang dihasilkan oleh AI.

Menjadi Shutterstock contributor itu ibarat membuka toko online global untuk karya-karyamu. Kamu bisa menjangkau pasar yang sangat luas tanpa harus pusing memikirkan marketing sendiri secara masif. Shutterstock yang akan memasarkan karyamu ke jutaan pelanggan potensial. Keuntungannya? Kamu bisa mendapatkan pendapatan pasif setiap kali ada karyamu yang diunduh.

BACA JUGA: 8 Aplikasi Penghasil Uang Gratis dan Terbaik 2025, Bisa Withdraw Tanpa Deposit!

Cara Daftar Shutterstock Contributor

Langkah pertama untuk memulai adalah mendaftar sebagai Shutterstock contributor. Proses ini cukup mudah, karena bisa dilakukan lewat website atau aplikasinya. Berikut panduannya:

  1. Kunjungi Situs Shutterstock Contributor: Buka browser kamu dan pergi ke laman khusus untuk kontributor Shutterstock.
  2. Mulai Pendaftaran: Cari tombol seperti "Sign up", "Get started", atau "Become a Contributor" dan klik itu.
  3. Isi Data Diri: Kamu akan diminta mengisi beberapa informasi dasar seperti nama lengkap, alamat email aktif, dan password.
  4. Setujui Syarat & Ketentuan: Baca baik-baik syarat dan ketentuan Shutterstock, lalu centang kotak persetujuan bahwa kamu memahami dan setuju.
  5. Selesaikan Pendaftaran Awal: Klik tombol untuk membuat akun. Shutterstock akan mengirimkan email konfirmasi ke alamat email yang kamu daftarkan.
  6. Verifikasi Email: Buka email dari Shutterstock dan klik tautan verifikasi yang diberikan.
  7. Lengkapi Profil & Unggah Dokumen: Setelah verifikasi email, kamu biasanya akan diminta melengkapi detail profil, termasuk alamat, nomor telepon aktif, dan mengunggah salinan kartu identitas resmi (seperti KTP) untuk proses verifikasi identitas.

Syarat Daftar Shutterstock Contributor

Selain usia minimal 18 tahun dan identitas diri yang sah, ada beberapa persyaratan lain yang krusial:

  • Kepemilikan Karya: Kamu harus menjadi pemilik hak cipta penuh atas setiap karya yang kamu unggah. Mengunggah karya orang lain atau yang melanggar hak cipta dilarang keras dan bisa berujung pada penolakan atau bahkan penutupan akun.
  • Model Release & Property Release: Jika karyamu menampilkan orang yang bisa dikenali wajahnya atau properti pribadi (seperti rumah, gedung dengan desain unik, hewan peliharaan ras tertentu), kamu mungkin perlu melampirkan model release (izin dari model) atau property release (izin dari pemilik properti). Ini untuk memastikan kamu memiliki hak untuk mengomersialkan gambar tersebut.
  • Kualitas Teknis: Shutterstock punya standar kualitas yang cukup tinggi. Untuk foto, resolusi minimal biasanya 4 megapiksel. Kualitas gambar harus tajam, fokus, pencahayaan pas, dan minim noise atau artefak kompresi.

Cara Mengunggah Karya ke Shutterstock

Setelah akunmu terverifikasi, saatnya mulai mengunggah karya! Proses ini juga punya detail teknis yang perlu diperhatikan.

1. Mempersiapkan dan Mengunggah File

  • Format File: Untuk foto, format yang diterima adalah JPG. Untuk ilustrasi atau vektor, formatnya EPS (biasanya versi EPS 8 atau 10) dengan ukuran bounding box minimal 4 MP dan maksimal 25 MP, serta ukuran file maksimal 100 MB. Video formatnya MOV atau MP4, durasi 5-60 detik, ukuran file maksimal 4GB, dengan resolusi dan codec tertentu yang disarankan (seperti PhotoJPEG, H.264, atau ProRes). Penting untuk memastikan filemu memenuhi standar ini.

  • Kualitas: Pastikan karyamu tajam (tidak blur), pencahayaan tepat, dan bersih dari noise berlebihan. Shutterstock sangat selektif soal ini.

  • Metadata: Ini bagian paling penting setelah kualitas visual! Setiap karya yang kamu unggah perlu dilengkapi metadata, yaitu judul (description), kata kunci (keywords), dan kategori yang relevan. Metadata ini berfungsi agar karyamu mudah ditemukan oleh calon pembeli saat mereka melakukan pencarian di Shutterstock. Gunakan kata kunci yang spesifik dan relevan. Shutterstock menyediakan fitur saran kata kunci yang bisa membantu.

Mengunggah file bisa dilakukan langsung melalui website atau menggunakan aplikasi khusus kontributor. Untuk file besar atau jumlah banyak, Shutterstock juga menyediakan opsi unggah via FTPS.

2. Proses Review: Menunggu "Approved"

Setelah kamu mengunggah dan melengkapi metadata, karyamu akan masuk dalam antrian untuk ditinjau (review) oleh tim Shutterstock. Mereka akan memeriksa apakah karyamu memenuhi semua persyaratan, baik dari segi teknis, kualitas, kepemilikan hak cipta, kelengkapan model/property release, dan kesesuaian metadata.

Berapa lama proses review? Ini bervariasi, bisa beberapa hari bahkan lebih, tergantung antrian dan jenis kontennya.

Alasan Umum Foto Ditolak di Shutterstock

Jangan kaget kalau karyamu ditolak. Hampir semua kontributor pernah mengalaminya. Ini adalah bagian dari proses belajar. Beberapa alasan penolakan yang paling umum meliputi:

  • Fokus & Noise: Foto buram, tidak tajam pada subjek utama, atau terlalu banyak noise/grain.
  • Isu Hak Cipta & Merek Dagang: Ada logo, merek, atau elemen berhak cipta lain yang terlihat jelas tanpa izin.
  • Perlu Model/Property Release: Karyamu menampilkan orang atau properti pribadi tanpa izin yang diperlukan.
  • Metadata Tidak Tepat: Judul, kata kunci, atau kategori tidak relevan atau kurang spesifik.
  • Kualitas Teknis: Resolusi terlalu rendah, format file salah, atau ada masalah teknis lain (misal: flickering pada video, open path pada vektor).
  • Mirip dengan Konten Lain: Terlalu mirip dengan konten yang sudah banyak di Shutterstock atau konten lain yang sedang diajukan.
  • Konten Buatan AI (dari Kontributor): Berdasarkan FAQ Shutterstock per April 2024, mereka tidak menerima konten yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI dari kontributor biasa. Meskipun AI banyak mempengaruhi industri kreatif secara umum, kebijakan penerimaan konten di platform seperti Shutterstock masih berkembang.

Jika karyamu ditolak, jangan berkecil hati. Shutterstock biasanya memberikan alasan penolakan. Pelajari alasannya, perbaiki karyamu, dan coba unggah lagi. Gunakan pelajaran alasan penolakan untuk improvisasi di karya-karya berikutnya.

Bagaimana Shutterstock Membayarmu?

Shutterstock menggunakan model pembayaran royalti berbasis persentase dari harga lisensi yang dibayar pelanggan. Besaran komisimu bervariasi, mulai dari 15% hingga 40%, tergantung pada level penghasilanmu (Image Level atau Video Level) yang didasarkan pada jumlah unduhan karyamu dalam setahun kalender.

Setiap awal tahun (1 Januari), levelmu akan diatur ulang ke Level 1. Semakin banyak unduhan yang kamu dapatkan dalam setahun, semakin tinggi levelmu, dan semakin besar persentase komisi per unduhannya.

Shutterstock membayar kontributornya melalui sistem pembayaran online internasional seperti:

  • Paypal
  • Payoneer
  • Skrill

Kamu perlu mendaftar dan menghubungkan salah satu akun ini ke akun Shutterstock contributor milikmu. Nama di akun pembayaran harus sama dengan nama di akun Shutterstockmu.

Tips Tingkatkan Penghasilan di Shutterstock

Sekarang bagaimana cara agar karyamu laku dan penghasilanmu meningkat? Ini beberapa tips dan strategi yang bisa Jaka bagikan:

  • Konsisten Mengunggah: Kuantitas itu penting. Semakin banyak karya berkualitas di portofoliomu, semakin besar peluang karyamu ditemukan dan diunduh. Kontributor yang sukses biasanya konsisten mengunggah karya baru secara berkala.
  • Perhatikan Kualitas dan Kebutuhan Pasar: Kualitas adalah kunci utama. Selain itu, riset tren dan kebutuhan pasar.
  • Riset Kata Kunci yang Efektif: Jangan remehkan metadata. Gunakan kata kunci yang relevan, spesifik, dan bervariasi. Pikirkan kata kunci apa yang kemungkinan akan diketik oleh orang yang mencari karyamu. Manfaatkan fitur saran kata kunci dari Shutterstock.
  • Diversifikasi Konten: Jangan hanya terpaku pada satu jenis konten (misal: foto). Jika memungkinkan, coba eksplorasi jenis konten lain seperti ilustrasi, vektor, atau video.
  • Belajar dari Penolakan: Setiap penolakan adalah pelajaran berharga. Analisis alasan penolakan dan gunakan itu untuk memperbaiki kualitas karyamu di masa depan.
  • Pelajari Sistem Komisi: Pahami struktur komisi berjenjang Shutterstock. Semakin banyak unduhan, semakin tinggi persentase komisi.
  • Optimalkan Profilmu: Lengkapi profil kontributormu dengan bio menarik dan deskripsi singkat tentang jenis karya yang kamu buat.

Penghasilan di Shutterstock memang sangat bervariasi antar kontributor. Survei kontributor microstock 2024 menunjukkan bahwa 28% kontributor menghasilkan kurang dari $100 per bulan, sementara lebih dari 35% menghasilkan lebih dari $500 per bulan, dan 15% bahkan menghasilkan lebih dari $2.000 per bulan. Perlu kerja keras dan waktu untuk mencapai penghasilan besar, ini bukan skema cepat kaya.

BACA JUGA: 12+ Aplikasi Jual Foto untuk Pemula Terbaik 2025, Jepret Foto Dapat Cuan!

Akhir Kata

Itulah cara menjadi Shutterstock contributor untuk mengubah hobi fotografi menjadi sumber pendapatan. Peluang mendapatkan penghasilan dari Shutterstock di tahun 2025 ini masih terbuka lebar. Tapi, kamu tetap perlu mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti ketatnya persaingan antar kontributor, pemakaian AI dan ketentuan platform.

Jangan takut! Tetaplah mulai unggah karya terbaikmu, pelajari prosesnya, dan terus kembangkan dirimu. Siapa tahu, karya-karyamu di galeri itu bisa segera menghasilkan dolar.! Selamat mencoba!

Baca artikel dan berita menarik lainnya dari JalanTikus di Google News

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal