Kamu pasti sudah tahu bahwa suatu hari nanti, Matahari akan mati. Meskipun kita terbiasa dengan sinarnya yang menyinari Bumi, kenyataannya adalah Matahari juga memiliki batas usia. Tetapi tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Matahari akhirnya mati? Temuan terbaru dari sebuah studi menawarkan wawasan menarik tentang nasib sistem Tata Surya kita ketika itu terjadi.
Transformasi Matahari yang Mengejutkan
Matahari tidak bisa bertahan selamanya karena bahan bakar fusinya akan habis pada suatu saat. Ketika itu terjadi, Matahari akan mengalami transformasi luar biasa menjadi apa yang disebut sebagai "katai putih". Sebelum mencapai tahap ini, Matahari akan membesar menjadi raksasa merah dan kemudian mengeluarkan material luar saat intinya runtuh menjadi sisa-sisa.
Studi yang dipimpin oleh fisikawan Amornrat Aungwerojwit dari Universitas Naresuan di Thailand menganalisis perubahan kecerahan pada tiga katai putih untuk memperkirakan dampaknya terhadap planet-planet di sekitarnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua planet Merkurius dan Venus akan terkoyak dan dihisap oleh Matahari saat ia bertransformasi menjadi katai putih. Hal ini juga berlaku bagi planet lain di lingkaran terdalam Tata Surya.
Nasib Bumi yang Tidak Pasti
Untuk Bumi, nasibnya bergantung pada perubahan orbitnya sehubungan dengan penyusutan massa Matahari dan interaksi antar planet di Tata Surya. Meskipun ada kemungkinan bahwa Bumi dapat bertahan, hal ini tidak akan terjadi tanpa konsekuensi.
Jika Bumi berhasil lolos dari pengaruh Matahari yang hancur, ia akan kehilangan atmosfer dan lautnya. Sebagai akibatnya, Bumi tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali seperti sekarang ini.
Mempelajari Katai Putih
Kita mungkin bertanya-tanya, bagaimana kita bisa mengetahui semua ini hanya dengan melihat bintang katai putih? Para ilmuwan mempelajari perubahan kecerahannya untuk mengungkap rahasia di balik transformasi Matahari.
Fluktuasi cahaya bintang dapat menunjukkan adanya sesuatu yang mengorbit bintang tersebut dan secara berkala menghalangi sebagian cahayanya. Dalam studi terbaru ini, tiga bintang katai putih telah dianalisis dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perubahan kecerahan mereka disebabkan oleh awan puing-puing planet yang mengorbit.
Aungwerojwit menjelaskan bahwa penelitian sebelumnya menemukan bahwa asteroid, bulan, dan planet yang mendekati katai putih akan mengalami gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya ini dapat memecah benda-benda tersebut menjadi serpihan yang semakin kecil.
Setelah menganalisis data dari tiga bintang katai putih selama 17 tahun, para peneliti berhasil menyusun gambaran tentang bagaimana proses penghancuran ini berlangsung. Temuan mereka mengungkapkan bahwa proses penghancuran planet terjadi secara intensif. Bahkan, ada kemungkinan Bumi akan tertelan oleh Matahari yang mengembang sebelum berubah menjadi katai putih.
Untuk sisa Tata Surya, beberapa asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter, serta beberapa satelit Jupiter, mungkin akan terlepas dan bergerak cukup dekat dengan katai putih, sehingga mengalami proses penghancuran. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.