Dalam dunia astronomi, terdapat satu pertanyaan yang sering kali menimbulkan kebingungan: mengapa luar angkasa terlihat gelap padahal ada matahari? Ini merupakan misteri yang telah menjadi perdebatan di kalangan warganet. Namun, para peneliti memiliki jawaban yang menarik untuk pertanyaan ini.
Tidak Ada Atmosfer
Salah satu alasan mengapa luar angkasa terlihat gelap adalah karena tidak adanya atmosfer di dalamnya. Ketika cahaya matahari masuk ke luar angkasa, cahaya tersebut akan bergerak lurus tanpa hambatan. Atmosfer Bumi biasanya memberikan "hamburan" pada cahaya matahari sehingga menciptakan langit biru dan membuat lingkungan terlihat terang.
Namun, di ruang angkasa yang tidak memiliki atmosfer atau atmosfer yang sangat tipis seperti di Bulan atau Merkurius, langit terlihat hitam pada siang dan malam hari. Hal ini dapat diamati dari foto-foto yang diambil oleh pesawat luar angkasa Apollo di Bulan, dimana langit tampak berwarna hitam meskipun sinar matahari cerah.
Cahaya Bergerak Lurus
Ketika cahaya matahari memasuki luar angkasa, ia akan bergerak lurus hingga mengenai suatu benda. Setelah cahaya tersebut memantulkan objek tersebut, atmosfer lah yang memberikan "hamburan" dalam spektrum yang terlihat oleh mata manusia. Karena tidak adanya atmosfer di ruang angkasa, cahaya matahari tidak bisa disebarkan dan hanya merambat dalam garis lurus.
Akibatnya, ruang angkasa terlihat gelap karena tidak ada cahaya matahari yang disebarkan ke mata manusia. Meskipun demikian, keadaan gelap ini memungkinkan matahari, bulan, dan bintang-bintang untuk tampak berdampingan tanpa gangguan.
Paradoks Olbers
Salah satu teori yang menjelaskan mengapa luar angkasa selalu terlihat gelap adalah Paradoks Olbers yang diambil dari nama astronom Jerman Heinrich Olbers. Teori ini menyatakan bahwa jika luar angkasa tak terbatas dan penuh dengan bintang-bintang seperti yang kita lihat sekarang ini, maka seharusnya langit malam akan tampak sama terangnya seperti siang hari karena cahaya dari semua bintang tersebut akan mencapai kita.
Namun kenyataannya, langit malam tetaplah gelap. Salah satu penjelasan untuk paradoks ini adalah bahwa alam semesta memiliki batas waktu dan usia sehingga tidak semua cahaya dari bintang-bintang dapat mencapai kita.
Jadi, meskipun luar angkasa terlihat gelap padahal ada matahari, hal ini merupakan hasil dari interaksi antara sinar matahari, atmosfer (atau ketiadaannya), dan sifat dasar alam semesta itu sendiri.