Dominasi Google sebagai mesin pencari utama kini semakin terancam. Aplikasi pengganti Google makin banyak bermunculan, berkat berkembangnya teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Generasi Z, yang dikenal dengan kebiasaan unik mereka pun mulai beralih dari Google ke platform lain seperti TikTok untuk mendapatkan informasi. Mari simak mengenai apa saja aplikasi pengganti Google berikut ini.
Perubahan Cara Mencari Informasi
Keberadaan aplikasi pengganti Google tidak terlepas dari tren teknologi terkini. Sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada 2022, layanan berbasis AI mulai mendapatkan perhatian luas. Kini, TikTok menjadi salah satu alternatif yang paling banyak digunakan oleh Gen Z untuk mencari informasi.
Mereka lebih suka menemukan tutorial, rekomendasi restoran, atau resep masakan melalui video singkat yang tersedia di platform tersebut. Laporan terbaru dari Reuters mengungkapkan bahwa Meta, perusahaan induk Facebook, juga sedang mengembangkan layanan mesin pencari berbasis AI.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Meta pada Google dan Bing. Dengan adanya sistem baru ini, Meta berharap dapat memberikan informasi yang lebih cepat dan relevan kepada penggunanya.
Layanan AI yang Makin Canggih
Keberadaan mesin pencari berbasis AI semakin meluas. Meta berencana menggunakan sistem indeks dan unduh konten yang mampu memberikan jawaban dalam bahasa sehari-hari. Dengan pendekatan ini, Meta ingin memastikan bahwa informasi yang disajikan tidak hanya akurat, tetapi juga mudah dipahami.
Selama ini, Meta mengandalkan Google dan Bing untuk menyediakan informasi terkini, seperti berita dan harga saham. Namun, dengan meluncurkan mesin pencari sendiri, Meta berambisi untuk lebih mandiri dan menawarkan pengalaman baru bagi pengguna. Sayangnya, hingga kini, Meta belum memberikan komentar resmi terkait perkembangan ini.
Sementara itu, Google juga tidak tinggal diam. Perusahaan tersebut terus mengintegrasikan model AI Gemini ke dalam produk-produk mereka, termasuk dalam layanan pencarian. Hal ini dilakukan agar pengguna dapat mendapatkan jawaban yang lebih intuitif dan relevan.
Tantangan dan Kekhawatiran
Meskipun kemajuan teknologi ini membawa banyak manfaat, ada pula tantangan yang harus dihadapi. Proses crawling data untuk melatih model AI sering menimbulkan kekhawatiran mengenai pelanggaran hak cipta serta keadilan bagi pencipta konten. Beberapa pihak mengkhawatirkan bagaimana konten mereka akan digunakan oleh mesin pencari baru ini tanpa kompensasi yang memadai.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, pekan lalu, Meta menyatakan bahwa chatbot AI miliknya akan memanfaatkan konten dari Reuters untuk menjawab pertanyaan terkait berita secara real-time. Langkah ini menunjukkan upaya mereka untuk memberikan informasi akurat sembari tetap menghormati hak cipta.
Dengan segala perkembangan ini, jelas bahwa mesin pencari pengganti Google akan semakin beragam. Gen Z dan pengguna lainnya kini memiliki banyak pilihan untuk mencari informasi, yang memungkinkan mereka untuk lebih leluasa dalam menentukan sumber yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News