Dominasi Google mulai tergeser, dan berbagai aplikasi pengganti Google kini semakin menarik perhatian. Terutama di kalangan Generasi Z yang menemukan cara baru dalam mencari informasi.
Dalam sebuah analisis yang dipublikasikan oleh Bernstein Research, Mark Shmulik mencatat bahwa generasi muda saat ini lebih sering membuka aplikasi seperti TikTok daripada mesin pencari tradisional. Simak apa aplikasi pengganti google yang makin diminati anak muda berikut ini.
Pergeseran Preferensi Generasi Muda
Shmulik mengungkapkan bahwa Gen Z cenderung mencari rekomendasi restoran dan hotel melalui TikTok alih-alih mengandalkan Google. Selain itu, mereka juga lebih suka merujuk kepada kreator konten untuk menentukan produk yang ingin dibeli di platform e-commerce seperti Amazon.
Google akan digantikan oleh kecenderungan Gen Z yang lebih memilih menggunakan AI generatif seperti ChatGPT untuk menyelesaikan tugas sekolah mereka.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Forbes Advisor dan Talker Research pada April 2024 mengungkapkan bahwa 45% responden dari Gen Z lebih memilih melakukan pencarian sosial di platform seperti TikTok dan Instagram daripada menggunakan Google.
Data dari GWI Core juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial sebagai mesin pencari utama oleh Gen Z meningkat drastis, dari 40% pada tahun 2016 menjadi 52% pada tahun 2023.
Aplikasi Ini Jadi Mesin Pencari Berita yang Banyak Digunakan
Laporan dari Pew Research Center juga mencatat bahwa lebih banyak orang, terutama yang berusia muda, kini mendapatkan berita melalui TikTok. Dalam survei yang melibatkan lebih dari 10.000 warga Amerika, ditemukan bahwa 52% pengguna TikTok mengaku rutin mendapatkan berita dari aplikasi tersebut.
Kenaikan signifikan juga terlihat pada pengguna dewasa muda, di mana 39% dari mereka mengandalkan TikTok sebagai sumber informasi berita. Sebaliknya, Facebook menunjukkan tren penurunan yang signifikan, dengan hanya 28% pengguna yang mencari berita di platform tersebut pada tahun 2024, merosot dari 54% pada tahun 2020.
Sementara itu, platform lain seperti X (dulu Twitter) tetap memiliki pengguna yang setia untuk berita, dengan 59% pengguna melaporkan memperoleh informasi di sana.
Tantangan bagi Bisnis Iklan Google
Dengan meningkatnya trafik ke TikTok, perusahaan-perusahaan mulai melihat peluang iklan yang lebih menarik di platform tersebut. Google, yang selama ini menguasai pasar periklanan mesin pencari senilai $300 miliar, kini berada dalam posisi yang terancam.
TikTok baru-baru ini memperkenalkan fitur bagi pengiklan untuk menargetkan iklan berdasarkan pencarian pengguna sebuah mekanisme yang telah lama menjadi andalan Google.
Perplexity, sebuah layanan mesin pencari berbasis AI yang didukung oleh Jeff Bezos, juga merencanakan peluncuran iklan pada akhir bulan ini. Hingga saat ini, pendapatan Perplexity berasal dari biaya langganan sebesar $20 per bulan. Namun, dengan munculnya inisiatif pendapatan dari iklan dari berbagai pesaing, posisi Google semakin terjepit.
Menurut laporan dari Wall Street Journal, pasar iklan pencarian Google di AS diperkirakan akan turun 50% pada tahun depan, menandai penurunan pertama dalam satu dekade.
Amazon diproyeksikan akan menguasai 22,3% pangsa pasar, sementara Google hanya diperkirakan tumbuh sebesar 7,6%, dengan pangsa pasar mencapai 50,5%.
"Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir, kami melihat adanya alternatif lain selain Google," ungkap Nii Ahene, mantan eksekutif iklan digital, mencerminkan perubahan signifikan yang terjadi dalam cara pengguna mencari informasi dan beriklan.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News