Kebiasaan berbagi sabun batangan dengan orang terdekat sering dianggap tidak berbahaya. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa praktik ini dapat menimbulkan risiko kesehatan yang tidak terduga.
Studi menunjukkan bahwa sabun tidak mampu membersihkan dirinya sendiri. Meskipun telah digunakan untuk mencuci, bakteri tetap dapat menempel pada permukaan sabun. Hal ini menjelaskan mengapa sabun batangan jarang ditemukan di toilet umum.
Sebuah penelitian di rumah sakit pada tahun 2015 menemukan bahwa sekitar 62% sabun batangan telah terkontaminasi. Para ahli menegaskan bahwa bakteri pada sabun dapat menyebar dari satu pengguna ke pengguna lain saat digunakan bersama.
Jenis-jenis kuman berbahaya yang dapat ditemukan pada sabun batangan meliputi E. coli, Salmonella, Shigella, Norovirus, Rotavirus, dan Staphylococcus. Beberapa kuman ini dapat memasuki tubuh melalui luka atau goresan pada kulit, sementara yang lain dapat menyebar melalui kontak dengan kotoran.
Studi pada tahun 2008 terhadap pemain sepak bola di University of Florida mengungkapkan bahwa mereka yang berbagi sabun memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi berulang dari Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Mengingat risiko-risiko tersebut, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS merekomendasikan agar tidak berbagi barang-barang pribadi seperti sabun batangan. Namun, jika Anda tetap ingin menggunakan sabun batangan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko.
Pertama, bilas sabun batangan setelah digunakan. Kedua, gosok tangan selama 20-30 detik saat mencuci.
Ketiga, simpan sabun di tempat berventilasi baik agar cepat kering. Terakhir, pertimbangkan penggunaan sabun cair atau sabun sekali pakai sebagai alternatif yang lebih aman.
CDC menekankan bahwa mencuci tangan dengan benar merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit. Namun, penting untuk memastikan bahwa sabun yang digunakan tetap bersih agar perlindungan terhadap kuman tetap optimal.
Dengan memahami risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kebersihan diri tanpa mengkompromikan kesehatan kita dan orang-orang terdekat.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News