Peneliti Temukan Kota Hantu di Lautan, Kerajaan Nyi Roro Kidul?

Default

Survei udara berbasis teknologi laser presisi telah mengungkap keberadaan Nan Madol, kota kuno yang tersembunyi di tengah Samudra Pasifik. Tak berpenghuni selama berabad-abad, kota ini sering disebut sebagai "Kota Hantu."

Penemuan tersebut memicu pertanyaan mengenai tingkat kemajuan peradaban Nan Madol di masa kejayaannya serta bagaimana kota ini bisa tersembunyi di tengah lautan luas.

Pememuan "Kota Hantu" di Samudra Pasifik

Menurut WIO News, Nan Madol sering dijuluki "Venesia dari Pasifik." Kota batu megalitikum ini kerap dibandingkan dengan legenda Atlantis. Kini, para peneliti bekerja keras untuk meneliti reruntuhan kota tersebut dan mengusulkan pelestariannya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Berkat menggunakan teknologi pemetaan laser (LiDAR), tim ilmuwan berhasil mengidentifikasi lanskap pertanian yang tersembunyi di bawah vegetasi Pulau Temwen. Hasil ini menandakan peradaban pertanian yang lebih maju dari perkiraan sebelumnya.

Penemuan ini mengubah perspektif tentang sejarah budaya Kepulauan Pasifik. Masyarakat yang sebelumnya diduga hanya bergantung pada kekayaan alam dan perikanan ternyata juga memiliki sistem pertanian yang terorganisir dengan baik.

"LiDAR dapat mengungkap seluruh bentang alam arkeologi yang tersembunyi di bawah vegetasi lebat. Hal itu telah menyebabkan perbandingannya dengan penanggalan radiokarbon sebagai kemajuan teknologi yang inovatif dalam arkeologi," kata para peneliti.

Para peneliti yang dipimpin oleh Yayasan Penelitian dan Pengelolaan Situs Budaya Baltimore (CSRM) berhasil memetakan teras-teras irigasi yang dahulu digunakan untuk menyuplai air tawar ke kota. Di balik vegetasi lebat, mereka menemukan lebih banyak reruntuhan yang tersembunyi.

Para arkeolog memperkirakan bahwa Nan Madol mencapai puncaknya antara tahun 1100 hingga 1628 M. Namun, kota ini mulai merosot setelah kejatuhan Dinasti Saudeleur pada abad ke-17.

Tim yang dipimpin oleh Dr. Comer, bekerja sama dengan College of Micronesia, Stanford, dan Sandia National Laboratories, memunculkan pandangan baru terkait masyarakat yang mengandalkan tanaman sukun fermentasi. Mereka juga menyoroti kemungkinan adanya sistem pertanian talas yang sangat canggih di masa lalu.

Dalam laporan Departemen Luar Negeri AS, sistem ladang irigasi yang rumit di Pulau Temwen menunjukkan bahwa masyarakat setempat sudah mengembangkan pertanian skala besar sejak zaman dahulu.

Mitos Kerajaan Nyi Roro Kidul di Laut Selatan

Nyi Roro Kidul merupakan tokoh legendaris yang dikenal sebagai penguasa Laut Selatan dalam mitologi Jawa dan Sunda. Sosoknya sering dikaitkan dengan kekuatan supranatural serta memiliki hubungan erat dengan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa, terutama Mataram.

Keberadaan Nyi Roro Kidul banyak dihubungkan dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa. Salah satu keyakinan yang populer adalah larangan mengenakan pakaian berwarna hijau di kawasan pantai selatan.

Warna hijau dianggap sebagai warna favorit Nyi Roro Kidul, dan diyakini mereka yang mengenakannya bisa mengalami nasib buruk atau bahkan hilang di laut.

Penemuan "Kota Hantu" di Samudra Pasifik baru-baru ini tidak ada kaitannya dengan mitos Nyi Roro Kidul. Para peneliti bahkan menganalisa kota kuno yang tersembunyi di tengah Samudra Pasifik memiliki peradaban yang maju pada masanya. Tentu ini berbanding terbalik dengan mitos Nyi Roro Kidul yang lebih erat menyodorkan unsur supranatural dan bukan ilmiah.

Baca artikel dan berita menarik lainnya dari JalanTikus di Google News

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal