Telegram baru-baru ini menghapus pernyataan dari laman FAQ mereka. Sebelumnya terdapat FAQ yang menyebutkan bahwa obrolan pribadi di platform itu aman dan tidak dapat dimoderasi.
Langkah tersebut diduga dilakukan sebagai upaya Telegram untuk menanggapi tuduhan aktivitas ilegal yang dituduhkan beredar di aplikasinya selama ini. CEO Telegram, Pavel Durov sebelumnya menyatakan bahwa platformnya akan memperketat moderasi terhadap konten yang dibagikan.
Diam-diam Ubah Kebijakan Privasi
Hingga kini, pihak Telegram belum memberikan tanggapan resmi terkait perubahan kebijakan pada platform mereka. Sementara itu, pernyataan FAQ di aplikasi Telegram yang dihapus tersebut berbunyi:
"Semua obrolan dan grup di Telegram bersifat privat di antara peserta. Kami tidak memproses permintaan terkait hal tersebut."
Sebagai penggantinya, laman FAQ Telegram kini memuat instruksi baru:
"Semua aplikasi Telegram memiliki tombol 'Laporkan' yang memungkinkan pengguna menandai konten ilegal untuk moderator kami cukup dengan beberapa ketukan."
Guna menangkal penyebaran konten ilegal, Telegram mendorong pengguna menggunakan tombol "laporkan" untuk memberi tahu moderator tentang dugaan aktivitas kriminal, yang selanjutnya akan ditinjau lebih lanjut oleh tim mereka.
Penangkapan Pavel Durov Picu Perubahan Privasi Telegram
Penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov, oleh otoritas Prancis pada Agustus 2024 lalu diduga jadi pemicu perubahan kebijakan privasi memdadak tersebut. Perdebatan tentang privasi dan keamanan digital memang menjadi isu platform perpesanan asal Rusia ini.
Durov dituduh membiarkan aktivitas ilegal terjadi di platform tanpa pengawasan yang cukup. Alhasil, perubahan kebijakan besar dilakukan oleh Telegram, yang dianggap sebagai respons langsung terhadap tekanan dari pemerintah.
Selama ini, Telegram memang dikenal sebagai platform yang sangat menjunjung tinggi privasi para penggunanya. Perubahan kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di antara pengguna mengenai keamanan obrolan pribadi mereka di aplikasi tersebut.
Di sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa tindakan terhadap Pavel Durov diperlukan untuk menegakkan hukum dan mencegah penyalahgunaan platform digital.
Beberapa pihak berargumen bahwa Telegram, seperti halnya platform digital lain harus bertanggung jawab atas konten yang ada di dalamnya, terutama jika platform tersebut digunakan untuk aktivitas ilegal.
Telegram kini harus dengan hati-hati menavigasi tekanan tersebut, mengingat reputasinya sebagai platform yang aman dan privat sangat krusial bagi kelangsungan bisnisnya. Meskipun demikian, Telegram tampaknya berusaha keras untuk menemukan keseimbangan antara melindungi privasi pengguna dan memenuhi tuntutan pemerintah.
Baca artikel dan berita menarik lainnya dari JalanTikus di Google News