Kamu pasti sudah familiar dengan nama Richard Dawkins, kan? Ternyata, sang evolusionis ini memiliki kisah menarik tentang platipus yang mungkin belum kamu ketahui.
Dawkins, yang merupakan murid dari Nobel laureate dalam bidang fisiologi 1973, Nikolaas Tinbergen, telah meneliti perilaku mematuk selektif ayam peliharaan dalam tesis doktoralnya. Namun, siapa sangka, ternyata dia juga memiliki ketertarikan yang sama dengan Umberto Eco terhadap platipus, hewan enigmatik yang menjadi perhatian dalam buku-buku mereka.
Sempat Dianggap Hewan Bohongan
Kamu pasti penasaran, kan, mengapa platipus begitu menarik? Platipus, dengan paruh bebek, ekor biwara, dan kaki berang-berang, tergolong dalam marsupial dan merupakan satu-satunya mamalia bertelur yang tidak melahirkan di dunia ini.
Ketika platipus pertama kali ditemukan oleh orang Eropa pada 1798, banyak yang meragukan keasliannya. Bahkan, ada yang menganggap bahwa hewan ini hanyalah hasil rekayasa untuk tontonan sirkus belaka. Tapi, siapa sangka, akhirnya para naturalis Eropa mengakui bahwa platipus adalah salah satu dari empat jenis monotremata yang masih tersisa di dunia ini.
Monotremata sendiri adalah satu-satunya mamalia selain lumba-lumba Guyana yang diketahui memiliki indra elektroresepsi untuk menemukan mangsanya. Menarik, bukan? Bahkan, elektroresepsi platipus diketahui sebagai yang paling sensitif di antara semua monotremata lainnya.
Keunikan Platipus
Platipus, makhluk unik Australia, memiliki adaptasi menarik saat menyelam. Mereka menutup mata, telinga, dan hidung untuk mencari mangsa tanpa menggunakan penglihatan dan penciuman. Elektrolokasi, evolusi elektrosensor untuk mencari makan di perairan keruh, menjadi bagian penting dari evolusi platipus setelah moncongnya berubah menjadi paruh bebek.
Keunikannya menjadikan platipus fokus utama dalam studi biologi evolusi dan ikonik di Australia. Dalam budaya Aborigin, platipus memegang makna signifikan dan menjadi simbol pada tingkat nasional serta di bagian koin dua puluh sen Australia. Platipus juga menjadi lambang hewan negara bagian New South Wales.
Terancam Punah
Meskipun memiliki status budaya yang tinggi, platipus menghadapi ancaman serius. Terdaftar sebagai spesies terancam punah di Australia Selatan dan rentan di Victoria, IUCN mengklasifikasikannya sebagai spesies di ambang batas terancam punah. Laporan terbaru merekomendasikan peningkatan status hukum platipus menjadi spesies terancam punah di bawah Undang-Undang EPBC federal Australia, menyusul kerusakan habitat dan penurunan jumlahnya di seluruh negara bagian.
Pada tahun 2020, platipus resmi dideklarasikan sebagai spesies yang dilindungi secara hukum di seluruh dunia, menyoroti urgensi untuk melindungi keberlanjutan dan keberagaman hayati di Australia.