Dalam perkembangan dunia kerja saat ini, anak muda generasi Z (Gen Z) di Indonesia menghadapi tantangan besar. Banyak dari mereka yang merasa putus asa karena terus-menerus ditolak dalam lamaran pekerjaan. Faktor penolakan ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak Gen Z masuk ke dalam kategori tanpa pendidikan, pekerjaan, dan pelatihan (NEET).
Menurut Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki, jika seseorang telah menjadi NEET selama 1 atau 3 tahun, keinginannya untuk mencari pekerjaan akan semakin menurun. Rentetan penolakan yang dialami oleh anak muda tersebut membuat mereka kehilangan rasa percaya diri untuk melamar kerja.
Banyak anak muda Gen Z berpikir bahwa sulit mendapatkan pekerjaan dan tidak ada perusahaan yang mau menerima mereka. Hal ini membuat mereka menjadi pesimis dan memilih untuk tetap menganggur.

Pemerintah menyadari kondisi ini dan menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang membuat mencari pekerjaan sulit bagi anak muda saat ini. Salah satunya adalah efek jangka panjang pandemi Covid-19 yang masih berdampak pada perekonomian Indonesia. Jumlah NEET meningkat selama pandemi dan baru mulai menurun pada tahun 2023.
Selain itu, salah pemilihan jurusan juga menjadi penyebab tingginya jumlah pengangguran di kalangan anak muda. Beberapa anak muda tidak memahami konsekuensi dari pemilihan jenjang sekolah seperti SMA dan SMK. Selain itu, ada juga jurusan di perguruan tinggi yang membutuhkan waktu tunggu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan jurusan lainnya.
Semua hal ini membuat anak muda Gen Z kehilangan semangat untuk mencari pekerjaan dan memilih untuk menganggur. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) yang tidak memiliki kegiatan atau NEET. Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang seharusnya sedang berada dalam masa produktif. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Dalam kondisi ini, penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan untuk bekerja sama guna memberikan solusi dan kesempatan kepada anak muda Gen Z agar dapat mengembangkan potensi mereka dan menciptakan masa depan yang lebih baik.