Sebuah video yang viral di media sosial baru-baru ini telah memicu perdebatan mengenai peran dan tanggung jawab menantu dalam keluarga besar. Video tersebut menampilkan seorang wanita yang mengaku diwajibkan oleh mertuanya untuk menyetrika baju seluruh anggota keluarga setiap akhir pekan.
Dalam unggahan yang dibagikan ulang oleh akun Instagram @beraninikah, terlihat seorang wanita sedang menyetrika baju di lantai dengan menggunakan kain jarit sebagai alas. Wanita tersebut mengungkapkan keluh kesahnya melalui keterangan video yang berbunyi, "Orang gila mana yang Sabtu/Minggu wajib ke rumah mertua buat nyetrikain baju satu keluarga."
Lebih lanjut, wanita itu menjelaskan bahwa tugas menyetrika ini mencakup pakaian ayah dan ibu mertua, seorang adik ipar laki-laki, serta dua adik ipar yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 1 dan 3.
Video tersebut memicu berbagai reaksi dari netizen. Sebagian besar mengkritik suami wanita tersebut dan menegaskan bahwa tugas menyetrika baju keluarga besar bukan merupakan kewajiban seorang menantu. Seorang pengguna Instagram, @kartikanooraulia, berkomentar, "Dzalim banget suaminya. Istri bukan pembantu keluarga. Kamu ga punya kewajiban setrikain baju keluarga suamimu mba."
Di sisi lain, ada juga yang menyarankan solusi praktis. Akun @anggivinandita mengusulkan, "Laundry setrika aja gitu ke mertuanya... 4.500 per kg. Mba kamu udah cape ngerjain urusan rumah tangga sendiri. Kewajiban kamu bukan untuk itu mba."
Fenomena ini menyoroti kompleksitas hubungan dalam keluarga besar pasca pernikahan di Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menyeimbangkan tradisi, ekspektasi keluarga, dan hak individu dalam konteks pernikahan modern.
Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, kasus ini mengingatkan pentingnya komunikasi terbuka antara pasangan dan keluarga besar untuk mencapai kesepahaman dan keharmonisan dalam rumah tangga. Sebagaimana disampaikan oleh akun @mommy_dhe, "Klo masih sanggup dan mau maka lakukan dgn ikhlash, Insya Allah jd ladang ibadah dan pahala. Jika sudah lelah dan tak sanggup bicarakanlah baik2 dg suamimu krn kamu berhak waras dan bahagia."
