Polda Metro Jaya baru-baru ini mengungkap kasus penipuan berkedok pemberian sertifikat habib palsu. Pelaku, JMW, berhasil memperdaya enam korban dengan keuntungan sekitar Rp 18,5 juta. Ternyata, JMW menggunakan nama organisasi Rabithah Alawiyah untuk menjalankan aksinya.

Gelar habib merupakan gelar yang diberikan kepada keturunan Nabi Muhammad dari garis Husain bin Ali bin Abi Thalib. Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari seratus ribu orang yang bergelar habib. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat membedakan antara habib asli dan palsu.

Ketua Departemen Hukum dan Legal Rabithah Alawiyah, Ahmad Ramzy Ba abud, menekankan pentingnya mencari informasi langsung dari organisasinya sebelum percaya dengan klaim seseorang yang mengaku sebagai bagian dari nasab Nabi Muhammad. Bagi mereka yang ingin mendapatkan gelar habib secara resmi, Rabithah Alawiyah menyediakan proses validasi yang mudah dan terjangkau.
Berikut adalah cara validasi gelar habib menurut Rabithah Alawiyah:
Mengisi formulir: Calon pemohon harus mengisi formulir dengan data pribadi seperti nama lengkap, saudara kandung atau seayah, saudara ayah, saudara kakek, marga, tempat dan tanggal lahir, alamat, serta nama anak-anak. Formulir tersebut juga harus ditandatangani oleh dua saksi.
Verifikasi data: Setelah formulir selesai diisi, Rabithah Alawiyah akan memverifikasi kebenaran data yang telah disampaikan selama kurang-lebih sebulan.
Penerbitan buku nasab: Jika data pemohon terverifikasi sebagai keturunan Nabi Muhammad, Rabithah Alawiyah akan mengeluarkan buku nasab sebagai bukti resmi. Biaya pembuatan buku nasab ini hanya sebesar Rp 50 ribu.
Buku nasab habib berisi sekitar 10 halaman yang mencantumkan nama-nama keturunan atau silsilah orang yang telah diresmikan sebagai habib. Proses pemberian gelar habib tidak melalui musyawarah atau sidang oleh Dewan Pimpinan Pusat. Rabithah Alawiyah memiliki buku besar yang digunakan untuk memverifikasi nama-nama orang yang ingin mendapatkan gelar habib.
Dalam menghadapi kasus penipuan seperti yang dilakukan oleh JMW, kita harus tetap waspada dan tidak mudah terkecoh. Pastikan kamu melakukan validasi dengan benar dan meminta informasi langsung dari organisasi Rabithah Alawiyah untuk mengetahui keaslian gelar habib seseorang.
Jadi, jangan sampai tertipu dengan habib palsu! Ingatlah bahwa pentingnya menjaga keaslian dan kehormatan dari gelar tersebut.