Kejadian tragis menyelimuti Jagakarsa, Jakarta Selatan, ketika empat anak ditemukan tewas di dalam sebuah rumah kontrakan, menciptakan gelombang keputusasaan dan pertanyaan besar dalam benak warga sekitar.
Penemuan Tragis
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa penemuan mayat itu dimulai dari perasaan tak sedap yang tercium di sekitar Jalan Kebagusan Raya. Warga segera melapor ke polisi setelah menemukan keempat korban dalam keadaan tidak bernyawa.
Seorang warga, Irawan, menceritakan kecurigaan yang muncul karena aroma tak sedap di tempat kejadian. Bahkan, warga harus membongkar plafon untuk menemukan sumber bau tersebut.
Keadaan Mengerikan di Lokasi
Keempat korban, Va (6), Sa (4), Aa (3), dan Ak (1), ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam kamar kontrakan. Sang ayah, P, juga ditemukan tergeletak dengan sebilah pisau di sekitarnya. Ade menjelaskan bahwa polisi menemukan luka di tangan P, dugaan kuat akan bunuh diri. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam di kalangan masyarakat.
Misteri Tulisan Merah
Saat penyelidikan di tempat kejadian, polisi menemukan tulisan berwarna merah di lantai rumah, bertuliskan "Puas Bunda, tx for all." Polisi masih menyelidiki asal tulisan, penulisnya, dan asal warna merah dengan rencana melakukan uji laboratorium.
Jejak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Wanita berinisial D, ibu korban dan istri dari terduga pelaku, diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Permasalahan rumah tangga ini sudah berlangsung setahun terakhir, mencapai puncaknya ketika D keluar berlumuran darah pada Sabtu (2/12/2023). Polisi datang ke rumah D setelah laporan kakak iparnya, tetapi tidak mendapat jawaban.
Kasus KDRT Terungkap
Ayah empat anak, P, dilaporkan atas kasus kekerasan dalam rumah tangga. Meskipun laporan polisi diterima Sabtu (2/12/2023) sore, polisi belum meminta keterangan dari P. Terduga pelaku mengklaim bahwa empat anaknya tidak dapat ditinggal karena D sedang dirawat di rumah sakit.
Ayah Kandung Jadi Tersangka
Panca Darmansyah (41), sebagai ayah dari keempat korban, telah dijadikan tersangka dalam kasus pembunuhan anak-anaknya. Diketahui bahwa Panca bahkan merekam aksi pembunuhan tersebut.
AKBP Bintoro, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, memberikan penjelasan bahwa Panca melakukan pembunuhan terhadap keempat anaknya secara berurutan dengan cara membekap mereka selama 15 menit hingga mereka benar-benar meninggal.
"Dalam pengakuan pelaku, ia mengungkapkan bahwa dia melakukan pembunuhan dengan cara membekap mulut korban satu per satu. Setelah 15 menit tanpa napas, ia bergantian melakukan tindakan tersebut pada korban berikutnya," ungkap Bintoro pada Jumat (8/12/2023).
"Pertama-tama, anak termuda, yang berusia 1 tahun dengan inisial A, kemudian dilanjutkan dengan anak berusia 3 tahun yang juga memiliki inisial A. Selanjutnya, anak ketiga berusia 4 tahun, dan yang terakhir adalah anak keempat yang berusia 6 tahun," tambahnya.