Kisah Bocah Autis dengan IQ Lebih Tinggi dari Einstein dan Stephen Hawking

Default

Dalam pandangan banyak orang, anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti autisme diyakini dapat mengalami hambatan dalam perkembangan mereka, termasuk kemampuan otak. Namun, kenyataannya banyak anak autis yang berhasil mencapai prestasi dan memiliki IQ tinggi.

Salah satunya adalah Adhara Perez Sanchez, seorang anak autis asal Meksiko yang telah terdiagnosis cacat perkembangan sejak usia 3 tahun. Meskipun demikian, Adhara memiliki IQ lebih tinggi daripada tokoh-tokoh terkenal seperti Einstein dan Stephen Hawking, dengan angka mencapai 162.

Tak hanya itu, pada usia 11 tahun, Adhara juga akan segera menerima gelar masternya. Anak yang dijuluki sebagai anak ajaib ini memiliki cita-cita menjadi seorang astronot di masa depan.

Kisah Adhara menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sayangnya, Adhara juga menjadi korban bullying dan seringkali mendapatkan perlakuan buruk dari teman-teman sebayanya. Bahkan, bullying ini juga dilakukan oleh seorang guru. Kondisi ini membuat orang tua Adhara memutuskan untuk memindahkan sang anak ke sekolah lain, bahkan sudah hingga tiga kali. Akibatnya, Adhara mulai menyendiri dan mengasingkan diri dari orang lain.

"Para guru tidak terlalu berempati, mereka mengatakan kepada saya bahwa saya berhadap dia (Adhara) menyelesaikan tugas (bersekolah). Dia mulai mengucilkan dirinya sendiri, dia tidak ingin bermain dengan teman sekelasnya. Dia merasa aneh, berbeda," ungkap Nayeli.

Perjalanan Adhara hingga mencapai titik ini tidaklah mudah. Ia bahkan sempat mengalami depresi karena perlakuan orang-orang di sekitarnya. Namun, Adhara tetap berusaha belajar dengan tekun, bahkan ia belajar aljabar sendirian. Ia bahkan sudah menghafal tabel periodik pada usia yang sangat muda.

Pendidikan Adhara Sanchez

Ia berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya di usia 5 tahun, satu tahun lebih cepat dari biasanya. Tak hanya itu, dalam waktu singkat sekitar satu tahun, Adhara berhasil menuntaskan pendidikan menengahnya, termasuk SMP dan SMA, yang pada umumnya memakan waktu hingga 6 tahun.

Dalam usia yang seharusnya anak-anak baru memasuki perguruan tinggi, Adhara telah mendaftarkan diri. Pencapaian luar biasa terus berlanjut ketika Adhara menyelesaikan pendidikan masternya di bidang teknik sistem dari Universitas CNCI pada usia 11 tahun. Saat ini, ia sedang mengejar gelar master di bidang matematika di Universitas Teknologi Meksiko.

Ambisi di Bidang Astrofisika

Adhara Sanchez tidak berhenti di situ. Dengan semangat belajar yang tinggi, Adhara memiliki rencana untuk memperdalam pengetahuannya dalam bidang astrofisika di Universitas Arizona. Ambisinya tidak hanya terbatas pada pencapaian pribadi, namun juga melibatkan dedikasinya untuk membantu gadis-gadis muda dalam eksplorasi ruang angkasa dan matematika.

Adhara telah terlibat aktif dengan Badan Antariksa Meksiko, memberikan kontribusi dalam upaya untuk menginspirasi dan membantu perempuan muda dalam memahami ruang angkasa dan matematika. Pencapaian luar biasanya tidak hanya mencakup bidang pendidikan, Adhara juga telah menyelesaikan tes G-nya, membuka peluang untuknya bergabung dengan NASA sebagai ilmuwan muda.

Astronot Muda Pertama dengan Keistimewaan Autisme

Menurut jurnal Prancis, ketika Adhara menyelesaikan tesnya, usianya baru mencapai 17 tahun. Hal ini membuatnya menjadi orang pertama yang terbang sebagai astronot dengan keistimewaan autisme. Prestasinya yang fenomenal ini membuka jalan baru dan menginspirasi banyak orang, memberikan bukti bahwa kemampuan dan bakat tidak terbatas oleh usia atau kondisi.

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal