Fenomena mencolok terjadi di Dataran Tinggi Tibet. Pertanda kiamat ini terlihat di atas gunung, berupa dua danau yang berpotensi menyatu. Danau Siling, yang merupakan danau pedalaman terbesar di Tibet yang mengalami luapan hingga mencapai danau garam terdekat, Bange.
Kejadian ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam lebih dari 4.000 tahun dan dipicu oleh perubahan iklim. Dataran Tinggi Tibet dikenal sebagai "menara air Asia" yang menyimpan lebih dari 1.000 danau. Wilayah ini menjadi sumber utama bagi sepuluh sungai besar di Asia, yang menyediakan air untuk sekitar 2 miliar orang.
Menurut penelitian dari tim di Institute of Tibetan Plateau Research di Chinese Academy of Sciences, kedua danau tersebut dapat bergabung yang dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat di sekitarnya.
Pertumbuhan Danau Siling
Berdasarkan analisis yang diterbitkan dalam Science Bulletin, Danau Siling telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam dua dekade terakhir. Luas danau ini tercatat sekitar 1.640 km pada tahun 1970-an, namun pada 2023, area tersebut telah meluas menjadi 2.445 km .
Sebelumnya, Siling dan Bange telah menjadi bagian dari daerah aliran sungai terpisah selama lebih dari 4.000 tahun. Namun, para ilmuwan memperkirakan bahwa perubahan ini mungkin sudah mulai terjadi sejak 8.200 tahun lalu, ketika gletser mulai mencair dan permukaan laut naik.
Proses Luapan dan Dampaknya
Menurut Lei Yanbin, profesor di Institute of Tibetan Plateau Research dan penulis utama studi ini, meskipun permukaan air Danau Bange mengalami penurunan sekitar 1 meter dalam satu dekade terakhir, Danau Siling justru meningkat hingga 4 meter. Pada September tahun lalu, luapan air dari Siling memutus jalan provinsi dan membentuk saluran baru yang lebar dan dalam.
Dalam waktu satu bulan setelah luapan tersebut, data satelit menunjukkan bahwa luas wilayah Danau Bange meningkat lebih dari 10%. Lei memperingatkan bahwa potensi banjir bandang akan menyebabkan perluasan Bange dengan cepat.
Kenaikan muka air ini terus berlangsung selama dua dekade, meningkat lebih dari 13 meter dari tahun 1998 hingga 2023, dan diperparah oleh curah hujan yang tinggi di Agustus dan September tahun lalu.
Perubahan Iklim yang Mengkhawatirkan
Menurut Lei, perubahan iklim yang cepat di Dataran Tinggi Tibet menjadi penyebab utama masalah ini. Dari tahun 1970 hingga 2014, suhu rata-rata di daerah tersebut meningkat pada tingkat 0,35 derajat Celsius per dekade, dua kali lipat dari rata-rata global.
Selain itu, pola curah hujan menunjukkan ketidakseimbangan, dengan peningkatan di bagian dalam dataran tinggi dan penurunan di sisi selatan dan timurnya. Para ilmuwan memprediksi bahwa permukaan air Danau Siling bisa terus meningkat hingga 16,8 meter pada tahun 2100.
Bahkan dalam skenario emisi paling konservatif, mereka memperkirakan bahwa danau ini dapat menyatu dengan Danau Bange sekitar tahun 2030. Lei mendorong pihak berwenang untuk segera mengidentifikasi potensi bahaya yang ditimbulkan oleh perluasan danau-danau di Dataran Tinggi Tibet akibat perubahan iklim ini.
Perubahan yang terjadi bukan hanya menandakan dampak lingkungan, tetapi juga dapat berpotensi menjadi tanda kiamat bagi komunitas yang tinggal di sekitarnya.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News