Bicara soal kendaraan listrik, ada salah satu produsen asal Vietnam yakni VinFast, yang belakangan sedang berambisi untuk melakukan ekspansi besar-besaran di Eropa. VinFast merupakan sebuah perusahaan kendaraan listrik dari Pham Nhat Vuong, seorang miliarder asal Vietnam.
Namun upaya ekspansi ini rupanya menimbulkan respon dari berbagai pihak. Beberapa pakar industri mengatakan bahwa perusahaan kendaraan listrik satu ini cenderung terlalu ambisius untuk menembus pasar Eropa. Pasalnya, VinFast sendiri belum memiliki citra yang kuat di negara asalnya sendiri.
Selain itu, Eropa juga menerapkan peraturan lingkungan yang cukup rumit jika ingin turut bersaing di pasar otomotifnya. Belum lagi, tingkat persaingan dengan pembuat mobil listrik asal China juga tinggi.
Citra Merek VinFast Belum Mantap
Salah satu yang membuat banyak pakar sangsi bahwa produsen kendaraan listrik ini mampu bersaing di pasar Eropa adalah citra mereknya yang belum kuat. Di Vietnam sendiri, perusahaan ini masih belum memiliki pangsa pasar yang signifikan.
Seorang ekonom Vietnam yang berbasis di Norwegia, Nguyen Huy Vu, mengatakan bahwa banyak laporan terkait dengan mobil-mobil produksi VinFast yang mengalami masalah teknis. Ini menjadi salah satu faktor yang membuat merek mobil satu ini belum dapat sepenuhnya diandalkan.
Sebagai informasi, pasar otomotif Eropa sendiri sebetulnya sudah dipenuhi kompetitor yang nggak main-main. Merek-merek Eropa yang sudah lebih dulu punya nama seperti Volkswagen dan BMW sedang berupaya untuk bersaing ketat dengan merek-merek China seperti BYD di sana untuk mempertahankan pelanggannya. Karena inilah, VinFast seharusnya bisa besaing secara sempurna terlebih dahulu di pasarnya sendiri.
Baca juga: Siap Rebut Pasar Alphard, Ini Spesifikasi dan Harga MPV Premium Maxus Mifa 9!
Sejauh Apa Ambisi VinFast?
Sejak didirikan sejak enam tahun lalu, VinFast sudah menghabiskan banyak uang untuk berekspansi ke pasar luar negeri. Contohnya, perusahaan ini baru saja melakukan peletakan batu pertama salah satu pabriknya di North Carolina, Amerika Serikat bulan lalu. Pabrik ini diperkirakan akan mulai beroperasi tahun 2025 nanti dan akan menjual sekitar 150.000 kendaraan per tahun.
Biaya yang digunakan untuk mendirikan pabrik ini mencapai 2,14 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 32,87 triliun. Tak cukup sampai di sini, VinFast pun masih bertekad untuk membuka pasarnya di Eropa dan lebih fokus terhadap produksi mobil listrik. Pasalnya, Uni Eropa sudah mulai menghentikan produksi mobil bahan bakar fossil secara bertahap pada 2035.
VinFast sendiri sudah mengoperasikan beberapa showroom mobilnya di Eropa, seperti di Perancis dan Belanda, dan kini mulai berekspansi di Jerman. Perusahaan ini juga berencana ingin merilis model mobil pertamanya di Eropa akhir tahun 2023 dengan berpartisipasi di pameran mobilitas Jerman IAA di Muenchen. Namun, kabarnya VinFast membatalkannya secara mendadak.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News
Baca juga artikel seputar Kendaraan, atau artikel menarik lainnya dari Almira Yoshe Alodia.