Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa penyaluran subsidi untuk motor listrik hasil konversi masih sangat rendah. Dari lebih dari 5.000 pemohon, baru 100 unit yang terealisasi. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ketersediaan baterai, yang juga dibutuhkan oleh motor listrik baru.
Permintaan Tinggi, Pasokan Terbatas
Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kelistrikan, menjelaskan bahwa pemasok baterai dari luar negeri memiliki prioritas untuk memenuhi permintaan motor listrik baru dari perusahaan yang sama dengan motor listrik konversi. Akibatnya, komponen inti motor listrik di Indonesia mengalami gangguan.
"Karena sekarang itu oyok-oyokan (kejar-kejaran) sama motor baru, jadi kurang," kata Sripeni di Jakarta, Rabu (13/09/2023).
Ia menambahkan bahwa proses impor baterai juga memakan waktu minimal dua bulan. Sripeni menjamin bahwa tidak ada motor konsumen yang terlantar akibat masalah ini. Ia mengatakan bahwa konsumen baru akan membawa motornya setelah baterai tersedia dan melakukan cek fisik ke kepolisian.
Data Kementerian ESDM per 26 Agustus 2023 menunjukkan bahwa Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur merupakan daerah dengan pemohon konversi terbanyak. Motor Honda dan Yamaha mendominasi produk yang dimiliki pemohon, dengan tipe matik sebagai pilihan utama.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News
Baca juga artikel seputar Kendaraan Listrik