Media sosial terkadang memberikan sensasi ketagihan untuk para penggunanya. Banyak orang yang secara rutin berinteraksi di media sosial, dan apabila tidak melakukannya merasa tidak nyaman.
Kebiasaan seperti ini bisa mendatangkan keuntungan seperti yang dirasakan oleh para influencer, tetapi di sisi lain lebih sering mendatangkan kerugian.
Beberapa kasus ekstrim bahkan sempat terjadi di mana pembunuh keji memposting pembunuhan yang mereka lakukan di media sosial, sekaligus mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.
7 Pembunuh yang Mengakui KejahatannyaSecara Online
Entah apa yang ada di pikiran para pembunuh ini ketika mereka mendeklarasikan kejahatannya di media sosial, mereka seolah mencari perhatian dari teman-teman media sosial mereka.
Kali ini Jaka mengumpulkan beberapa kejadian pembunuhan di mana pelakunya mengakui kejahatan mereka di media sosial.
Platform media sosial yang digunakan pun beragam dari facebook hingga forum-forum internet. Berikut ini informasi selengkapnya.
1. Earl Valentine
Pelaku pembunuhan pertama yang mengakui kejahatanna di media sosial adalah Earl Valentine. Pria asal Amerika serikat ini berusaha untuk membunuh mantan istrinya menggunakan senjata api.
Ketika Earl menembakkan senjata apinya, anak laki-laki Earl yang berumur 15 tahun melompat untuk melindungi ibunya. Earl lalu melarikan diri dari tempat kejadian.
Ketika dalam pelarian Earl melakukan siaran live di Facebook mengaku bahwa ia telah membunuh mantan istrinya. Kenytaannya mantan istrinya selamat, hanya saja anak laki-laki mereka tidak seberuntung ibunya.
Berdasarkan pengakuan yang ia buat, polisi mencoba untuk melacak keberadaan Earl dan ketika ditemukan Earl sudah tidak bernyawa. Dia mengakhiri nyawanya sendiri.
2. Gypsy Blanchard
Gypsy Blanchard dikenal sebagai remaja perempuan berkebutuhan khusus yang tidak bisa beranjak dari kursi roda. Maka dari itu, banyak yang heran ketika melihat postingan Gypsy di sosmed mengenai ibunya.
Gypsy menuliskan status di media sosial miliknya, mengatakan bahwa ibunya telah meninggal. Gypsy menulis That B***h is dead, dan ketika diperiksa ibunya meninggal karena luka tusukan yang dideritanya.
Belakangan diketahui bahwa Gypsy dan kekasihnya membubuh Dee Dee Blanchard, ibu Gypsy. Hal ini dilakukan karena Gypsy tidak tahan lagi akan perlakuan ibunya kepadanya.
Ternyata, Dee Dee Blanchard sedari awal membuat Gypsy pura-pura cacat dan menderita keterbelakangan mental agar mendapatkan bantuan dari pemerintah.
3. Randy Janzen
Bukan hanya mengaku telah mebunuh satu orang, Randi Janzen memposting pengakuan bahwa dia telah membunuh tiga orang sekaligus di status Facebook miliknya.
Randy melakukan hal ini pada anaknya sendiri karena tidak tahan melihatnya menderita akibat sakit yang dideritanya. Kemudian dia juga mengkahiri hidup istrinya sendiri agar tidak sedih akan kematian anaknya.
Tidak cukup disitu, Randy mengakhiri nyawa saudara perempuannya untuk membebaskannya dari rasa malu memiliki saudara kandung seorang pembunuh.
Randy Janzen kemudian membakar sebuah rumah dan kemudian mengakhiri hidupnya sendiri di rumah tersebut.
4. Dang Van Khuyen
Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di dunia barat saja, seorang pria asal Vietnam juga membuat postingan di halaman media sosialnya setelah membunuh mantan kekasihnya.
Khuyen dan kekasihnya sebenarnya telah bertahun-tahun mengakhiri hubungan mereka, tetapi Khuyen masih tidak terima dan sering kali melayangkan ancaman kepada kekasihnya.
Puncaknya, Khuyen mengejar mantan kekasihnya ke sebuah tempat makan menngakhiri nyawanya dan melarikan diri dari tempat tersebut.
Khuyen menuliskan status di halaman Facebooknya berkata bahwa malam itu adalah malam terakhirnya sebagai orang bebas karena besoknya dia akan menyerahkan dirinya.
5. Steve Stephens
Kasus pembunuhan yang satu ini dilatarbelakangi akan rasa sakit hati karena ditinggalkan kekasihnya. Steve Stephens seolah menggila dan membunuh orang secara acak karenanya.
Steve mengendarai mobilnya di jalanan Amerika, turun mendekati seorang kakek tua dan memintanya untuk menyebutkan nama mantan kekasihnya sambil menodongkan pistol.
Tak tahu apa-apa, kakek tersebut harus meregang nyawa ditangan Steve Stephens kala itu.
Steve kemudian mengaku telah mengakhiri nyawa beberapa orang lainnya, dan mengupload video menyeramkan mengenai apa yang telah dia lakukan di Facebook.
6. Bart Heller
Masih seputar patah hati, Bart Helleer seorang pria 43 tahun mengakhiri nyawa kekasihnya dan seorang temannya setelah hubungan mereka berakhir.
Kekasih Heller dan seorang temannya masih berusia 19 tahun ketika kejadian buruk ini menimpa mereka.
Saat ingin mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal di rumah Bart, dua orang remaja ini masuk ke rumahnya dan tidak pernah kembali lagi.
Bart Heller menceritakan apa yang dia lakukan di halaman Facebooknya, sebelum mengakhiri nyawanya sendiri.
7. Derek Medina
Kasus yang satu ini dikenal di Amerika Serikat dengan nama Facebook Killer. Derek Medina, seorang petinju amatir terlibat cekcok dengan istrnya, dan kejadian ini berakhir tragis.
Derek Medina kemudian mengunggah foto istrinya yang sudah tidak bernyawa ke halaman Facebooknya, dan beberapa lama setelahnya menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib.
Atas kejadian ini Derek dihukum penjara meskipun berdalih bahawa apa yang dia lakukan merupakan tindakan untuk membela diri.
Akhir Kata
Itu dia beberapa kasus pembunuhan keji di mana para pelakunya mengakui apa yang mereka lakukan di halaman media sosialnya.
Hal seperti ini merupakan salah satu sisi kelam dari media sosial, di mana penggunanya memanfaatkan media sosialisasi ini secara tidak bertanggung jawab.
Semoga informasi ini bisa menjadi pelajaran buat kalian semua, dan sampai jumpa lagi di artikel-artikel selanjutnya.
Baca juga artikel seputar Media Sosial atau artikel menarik lainnya dari Restu Wibowo.
