Sebuah video viral baru-baru ini menghebohkan media sosial dengan memperlihatkan puluhan karung berisi uang senilai Rp1,5 miliar yang sudah hancur dan menjadi sampah. Video tersebut menunjukkan betapa uang yang memiliki nilai fantastis tersebut kini tak lagi bisa digunakan sebagai alat tukar.
Dalam video yang diunggah oleh akun Tiktok @tanduria.co, terlihat sejumlah karung berwarna putih yang diisi dengan sobekan-sobekan uang senilai miliaran rupiah. Tumpukan karung tersebut diketahui berada di Bank Indonesia Malang.
"Karung-karung ini adalah tumpukan sampah uang Rp1,5 miliar. Ini beneran uang Rp1,5 miliar yang jadi sampah," jelas sang narator.
Uang-uang tersebut adalah uang rusak yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi. Untuk itu, Bank Indonesia memutuskan untuk menghancurkan dan membuangnya agar tidak ada lagi uang yang tidak bisa dipakai beredar di masyarakat.

Ternyata, ada alasan kuat mengapa Bank Indonesia melakukan pemusnahan terhadap uang-uang rusak tersebut. Selain untuk menjaga kepercayaan publik terhadap mata uang rupiah, BI juga ingin mengajak kita semua untuk mencintai uang kita sendiri.
Dalam kampanye "Cinta Rupiah" yang dilakukan oleh Bank Indonesia, kita diajak untuk menjaga kebersihan dan kualitas uang kita.
"Tapi cinta rupiah di sini maksudnya adalah kita dihimbau untuk menjaga uang kita. Seperti jangan dilipat, jangan diremas, kena air, dan lain-lain biar nggak jadi sampah," kata sang narator video.

Sebuah peringatan yang penting bagi kita semua untuk menghargai dan menjaga alat tukar yang paling berharga ini. Dengan mencintai uang kita sendiri, kita juga ikut berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomi negara.
Video ini telah mendapatkan apresiasi dari ribuan pengguna Tiktok dengan lebih dari 14,5 ribu suka dan 134 komentar. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian seperti ini menarik minat banyak orang dan menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
Sekian informasi terkait video viral tentang uang Rp1,5 miliar yang hancur dan dibuang dalam karung sampah. Mari jaga kebersihan uang kita sendiri dan tetap mencintai mata uang rupiah.