Penasaran berapa biaya mobil listrik dari segi pemakaiannya? Perihal biaya ini memang menjadi pertanyaan banyak orang. Pasalnya, menggunakan mobil listrik diklaim lebih hemat dibanding mobil berbahan bakar bensin.
Hal itu karena pemilik mobil listrik tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM). Adapun biaya ngecas mobil listrik pun disebut sangat terjangkau. Benarkah demikian?
Nah, buat kamu yang masih ragu untuk membeli kendaraan berbasis baterai karena takut boncos, sebaiknya kamu cek dulu perhitungan biaya pemakaiannya berikut ini. Simak baik-baik, ya!
Biaya Charge Mobil Listrik
Biaya pengisian mobil listrik akan sangat bergantung dengan kapasitas baterai yang digunakan. Jika menggunakan tarif listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), harga tertinggi mencapai Rp2.466 per kWh.
Sebagai contoh, kita bisa mengambil kapasitas baterai mobil listrik Hyudai IONIQ 5 Standard Range yang sebesar 58 kWh. Jika berpatok pada tarif yang disebutkan tadi, maka harga charge mobil listrik Hyundai hingga penuh bakal memakan biaya sebesar Rp143.028 dan bisa menempuh jarak 384 km.
Namun untuk cas mobil listrik di rumah, kamu harus mengetahui daya listrik untuk charge mobil listrik itu sendiri. Di antaranya seperti harga per kWh di rumah, besaran tegangan, durasi pengisian baterai mobil listrik, serta besarnya arus maksimal dari perangkat charger.
Sebagai contoh, daya listrik 2.200 VA memiliki tarif dasar sebesar Rp1.444 per kWh. Dengan contoh mobil listrik Tesla Model 3 Standard Range Plus yang memiliki kapasitas baterai 50 kWh, maka biaya yang diperlukan untuk mengisi daya hingga penuh di rumah sekitar Rp72.035.
Sedangkan jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai charger mobil listrik, termasuk soal berapa biaya dan durasinya, kamu bisa cek informasi selengkapnya di bawah ini:
Biaya Servis atau Perbaikan Mobil Listrik
Selain harus memerhatikan biaya pengisian daya baterai, kamu juga harus mempertimbangkan biaya service dan perbaikan komponen apabila ada kerusakan. Namun idealnya, biaya perawatan mobil listrik memang cenderung lebih murah pada jangka panjang.
Mobil listrik, dalam hal ini, tidak memerlukan oli mesin sehingga akan memangkas biaya tersebut dari daftar pengeluaran pemiliknya. Adapun komponen lain yang memerlukan penggantian adalah pendingin baterai. Pada salah satu mobil listrik Hyundai misalnya, penggantian pendingin baterai ini dilakukan setiap 60.000 km.
Faktor umum yang idealnya juga mengalami penggantian berkala adalah kampas rem, bagian lain pada AC mobil, perawatan sistem kelistrikan, dan lainnya. Biaya ini pun tidak akan sebesar mobil konvensional. Namun, tak ada patokan yang pasti berapa biaya penggantian komponen-komponen tersebut.
Selain itu, biaya perawatan mobil ini pasti akan banyak berkurang karena adanya fasilitas servis gratis selama beberapa tahun. Kembali mengambil Hyundai sebagai contoh, pemilik mobil listrik Hyundai akan mendapat jaminan servis gratis selama 5 tahun atau 75.000 km.
Sedangkan jika di luar layanan servis gratis, diklaim tidak akan lebih dari Rp3.000.000 untuk masa tersebut.
Biaya Pajak Mobil Listrik
Seperti yang kita tahu, membayar pajak atas kepemilikan sebuah kendaraan adalah sesuatu yang wajib dilakukan bagi seorang warga negara. Begitu juga ketika kamu memiliki mobil listrik.
Seorang YouTuber otomotif ternama, Fitra Eri, di akun Instagram-nya pernah membocorkan berapa nominal pajak untuk Hyundai KONA Electric yang dimilikinya sejak tahun 2020.
Dirinya mengatakan kalau pajak mobil listrik KONA seharga Rp700 juta itu hanya Rp974.400 alias tak sampai Rp1 juta per tahun. Tarif pajaknya bisa semurah itu karena adanya insentif pajak mobil listrik yang diatur secara resmi oleh pemerintah.
Untuk menghitung pajak mobil listrik sebenarnya tidak sesulit yang kamu pikirkan, kok. Dengan rumus yang sudah ditentukan, kamu sebenarnya bisa menerka berapa besaran nominal pajak tahunan apabila kamu ingin membeli mobil listrik.
Agar lebih mudah, berikut rumus yang bisa kamu terapkan:
- PKB = Nilai Jual Kendaraan Bermotor atau NJKB X 2%
Sebagai contoh, misalnya kamu membeli mobil listrik Tesla Model 3 yang harganya kita sebut saja sebesar Rp1.5 miliar. Maka perhitungan pajaknya sebagai berikut:
- Rp1.500.000.000 X 2% = Rp30.000.000
Eits, perhitungannya belum selesai, loh. Jangan lupa, pemerintah juga memberikan insentif untuk pajak mobil listrik. Jadi, pemilik mobil cuma perlu membayar 10% dari nilai PKB tadi.
Dengan kata lain, apabila nominal PKB sebesar Rp30.000.000 dikali 10%, maka hasilnya adalah Rp3.000.000. Nantinya jumlah tersebut harus ditambahkan dengan iuran SWDKLLJ atau Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas sebesar Rp143.000. Jadi, total pajak mobil listrik Tesla model 3 yang harus dibayar setiap tahunnya adalah Rp3.143.000.
Sebagai catatan, kamu juga harus tahu tipe dan tahun produksi mobil listrik untuk mengetahui besaran pajak yang dikenakan. Soalnya, seri dan tahun pembuatan mobil akan mempengaruhi tarif pajak tahunannya. Jangan heran kalau nominalnya nanti jadi berbeda-beda.
Sementara buat kamu yang ingin mengetahui perhitungan tarif pajak mobil listrik serta peraturan-peraturannya, kamu bisa cek pada artikel Jaka berikut ini:
Akhir Kata
Itulah tadi ulasan dari Jaka mengenai biaya mobil listrik dari segi pemakaiannya. Tentunya, perbandingan biaya mobil listrik dan mobil bensin akan terasa sangat berbeda jauh, bukan?
Menggunakan mobil listrik tentu bakal lebih hemat dari sisi pengisian daya, perawatan, serta tarif pajaknya yang lebih murah. Komponen mobil listrik pun lebih sedikit serta memiliki cara kerja yang jauh lebih sederhana.
Hal-hal seperti inilah yang bisa kamu jadikan bahan pertimbangan untuk membeli mobil listrik. Tertarik?
Baca juga artikel seputar Otomotif, NFT Games, Apps, atau artikel menarik lainnya dari Muhammad Irsyad.
