Web3 vs Blockchain: Pengertian, Perbedaan, dan Keterkaitannya

Default

Web3 vs Blockchain seringkali dipahami sebagai entitas yang serupa. Padahal, dua hal ini sangat berbeda, walaupun mendukung satu sama lain.

Era yang semakin modern menghadirkan beragam inovasi teknologi, seperti kehadiran Web3. Web3 diyakini sebagai alternatif internet masa depan yang lebih aman dan mudah diakses.

Di sisi lain, teknologi blockchain sudah dikenal lebih dulu dan dipopulerkan melalui mata uang Bitcoin. Namun, masih sedikit masyarakat yang benar-benar memahami perkembangan teknologi ini.

Jaka akan menjelaskan tentang Web3 vs Blockchain, mulai dari pengertiannya, perbedannya, hingga hubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya. Baca artikel ini sampai tuntas, ya.

Apa itu Web3? Bagaimana Cara Kerjanya?

Shutterstock 2021164787
Sumber foto: Apa itu Web3? Bagaimana Cara Kerjanya?

Web3 adalah teknologi baru internet dengan konsep berbeda dari web yang kita gunakan selama ini. Sebagai informasi tambahan, saat ini kita menggunakan web yang dirancang oleh Tim-Berners Lee, yaitu Web 2.0, yang nanti akan dikembangkan menjadi Web 3.0.

Sistem ini dicetuskan oleh Gavin Wood pada tahun 2014. Dia adalah salah satu pendiri Ethereum, mata uang kripto yang sama populernya dengan Bitcoin.

Web3 didukung oleh teknologi blockchain. Web3 mengutamakan pada keamanan data pengguna dan didesain untuk "melawan" sistem kepemilikan data di Web 2.0 yang terpusat dan dikendalikan otoritas tertentu.

Data di Web3 tersebar dan bersifat demokratis alias tidak diawasi atau dikontrol oleh pihak tertentu. Yang bisa mengakses dan mengendalikan data itu hanya pemiliknya sendiri.

Data ini bisa diintegrasikan dengan aplikasi berbasis blockchain lain, tentunya dengan izin dan kendali dari pengguna itu sendiri. Untuk urusan transaksi, Web3 menggunakan token seperti ETH (Ethereum) untuk transfer uang secara langsung dari browser.

Pengertian Blockchain dan Cara Kerjanya

6288ad31e8250
Sumber foto: Pengertian Blockchain dan Cara Kerjanya

Lanjut, kita bahas istilah kedua yaitu Blockchain. Seperti yang Jaka sebutkan di prolog, istilah ini sudah lebih dulu dikenal masyarakat karena popularitas mata uang kripto Bitcoin.

Blockchain terdiri atas gabungan kata block (balok) dan chain (rantai). Jika diibaratkan, blockchain mirip seperti blok-blok yang terhubung dengan rantai. Tiap blok berisi data dalam bentuk kriptografi, dan blok yang sudah terikat dengan rantai akan menjadi sebuah transaksi.

Transaksi akan terjadi secara sendirinya, mengikuti algoritma komputer. Uniknya, data di dalam transaksi ini tidak terpusat sehingga tidak ada otoritas apapun yang memiliki kendali penuh terhadap data ini.

Data bisa diakses dengan lebih transparan tapi tetap aman karena strukturnya bersifat append only alias tidak memiliki perintah edit. Jadi, lebih aman dari serangan hacker.

Blockchain bisa digunakan untuk berbagai bidang, tapi sektor utama yang memanfaatkan teknologi ini adalah bidang keuangan atau finansial. Dengan teknologi blockchain, transaksi keuangan bisa dipantau sehingga meminimalisir adanya penyelewengan data atau korupsi.

Penerapan blockchain sudah dilakukan secara bertahap saat ini. Misalnya, dalam pengembangan mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum.

Kemudian, pengembangan Non Fungible Tokens (NFT), aplikasi terdesentralisasi seperti Diaspora dan LBRY, Decentralized autonomous organizations (DAOs) seperti Daostack, dan lainnya. Kini, blockchain juga digunakan untuk mendukung pengembangan Web3.

Perbedaan Web3 vs Blockchain

Sekarang, kita akan merinci perbedaan Web3 vs Blockchain. Jika kamu sudah membaca tulisan di atas, kamu mungkin akan sedikit memahami perbedaan dua entitas ini.

Singkatnya, Web3 adalah inovasi pengembangan internet yang lebih aman dan transparan. Nah, Blockchain dipakai untuk mendukung pengembangan internet yang baru ini.

Blockchain adalah teknologi besarnya, sedangkan Web3 merupakan salah satu penerapan dari teknologi besar tersebut. Perbedaan Web3 dengan blockchain lebih sedikit dibandingkan persamaannya, karena dua entitas ini justru saling mendukung satu sama lain.

Hubungan Antara Web3 dan Blockchain

960x0
Sumber foto: Hubungan Antara Web3 dan Blockchain

Seperti yang Jaka sebutkan di atas, Web3 memiliki hubungan atau keterkaitan erat dengan Blockchain. Tanpa adanya teknologi blockchain, Web3 mungkin tidak akan pernah ada.

Teknologi blockchain mendukung visi pengembangan Web3, yaitu internet yang lebih aman dan transparan terutama untuk menyimpan aset fisik dan digital milik seseorang.

Selama ini, kita selalu dipusingkan dengan masalah keamanan data yang seolah tidak memiliki solusi konkret. Meskipun sudah disimpan dengan baik, pasti ada saja data kita yang bocor. Penggunaannya juga tidak diketahui untuk apa.

Diharapkan dengan Web3, data kita bebas dari peretasan dan pencurian. Seperti yang kamu baca di penjelasan Jaka sebelumnya, teknologi blockchain sifatnya terdesentralisasi dan tidak dikendalikan otoritas manapun.

Data ini tersimpan dalam blok tertentu yang tersegel dengan kriptografi. Walaupun tersebar, data ini cuma bisa diakses oleh orang yang memilikinya saja.

Teknologi blockchain juga mendukung kepemilikan karya seseorang, seperti musik, gambar, dan lainnya. Dengan teknologi ini, kamu bisa menyimpan karyamu dan tidak akan bisa diklaim dengan mudah.

Akhir Kata

Demikian penjelasan Jaka mengenai Web3 vs Blockchain. Kini kamu sudah tahu, kan, kalau dua hal ini sangat berbeda satu sama lain?

Blockchain adalah teknologi terdesentralisasi dan berbeda dari basis teknologi yang dimiliki internet saat ini yang terpusat. Sedangkan Web3 adalah salah satu inovasi dari teknologi ini.

Diharapkan, Web3 ini bisa jadi alternatif internet yang lebih nyaman dan aman untuk pengguna. Semoga kamu paham dengan penjelasan Jaka, ya!

Baca juga artikel Tips, Web3, dan artikel menarik lainnya dari Athika Rahma

Tags Terkait: FinanceFinansial
Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal