Kisah pilu seorang guru honorer yang baru-baru ini menjadi viral di media sosial sungguh tidak terduga. Meskipun telah memberikan pengabdiannya selama 36 tahun, guru ini belum mendapatkan status guru tetap atau ASN. Kejadian yang lebih mengiris hati terjadi saat sang guru terlihat sedang mencari rongsokan di depan muridnya.
Dalam video yang menyebar luas, terlihat guru tersebut duduk di pinggir jalan dengan karung berisi rongsokan, menunjukkan kelelahan setelah mencari rongsokan sebagai pekerjaan sampingan setiap pulang mengajar. Video ini kemudian menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian netizen.
Seorang perekam bertanya kepada guru tersebut, "Assalamu alaikum pak, bapak ini guru? karena sebelumnya pernah melihatnya berinteraksi akrab dengan murid-murid sekolahnya. Muridnya bahkan sempat bertanya pada guru itu tentang kegiatan mencari rongsokan.
Guru yang bekerja sampingan mencari rongsokan ini ternyata bernama Pak Alvi. Perekam terlihat menyampaikan simpati atas kisah Pak Alvi yang mengajar sebagai guru sambil mencari rongsokan untuk mengatasi keterbatasan ekonominya.
Pak Alvi mengakui bahwa penghasilannya sebagai guru honorer tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Lebih tragis lagi, ia harus mencari rongsokan untuk biaya pengobatan istrinya yang sudah meninggal tiga tahun lalu karena kanker payudara. Sekarang, Pak Alvi tinggal bersama dua anaknya, dan pekerjaannya sebagai guru dan mencari rongsokan menjadi satu-satunya cara untuk menghidupi keluarganya.
Pak Alvi telah mengabdikan diri sebagai guru honorer sejak tahun 1988, selama hampir 36 tahun, mengajar di sebuah Madrasah Aliyah setara SMA/SMK. Di usia 57 tahun, mengajar dan mencari rongsokan adalah satu-satunya pekerjaan yang dapat dilakukannya.
Kisah sedih Pak Alvi ini mengundang simpati netizen, bahkan ada yang membuka donasi bagi mereka yang ingin membantu ekonomi guru honorer ini. Banyak netizen yang merasa miris terhadap nasib Pak Alvi, mengkritik pemerintah atas perlakuan yang tidak adil terhadap guru honorer di Indonesia.
Jadi, mari kita memberikan apresiasi kepada para guru honorer di sekitar kita. Mereka adalah pahlawan sejati yang dengan gigih melanjutkan tugas mulia mereka, meskipun seringkali tidak mendapatkan imbalan atau pengakuan yang seharusnya.