Selain krisis panjang di Ukraina dan konflik Laut China Selatan, ada prioritas mendesak yang memerlukan perhatian global. Yang memicu urgensi ini adalah lonjakan popularitas mobil listrik China.
Dinamika industri otomotif, yang sejak lama bergantung pada mesin pembakaran bahan bakar fosil, tak akan pernah sama lagi, sebagaimana dilaporkan oleh Fortune pada 5 September 2023. Dari sedan hingga truk, kendaraan baru diperkirakan akan beralih ke tenaga baterai yang dapat diisi ulang.
Pasar otomotif tidak lagi terpusat di Barat atau AS, melainkan merambat ke seluruh dunia, memberikan dorongan kuat bagi munculnya para pemain baru. China dan Tesla memainkan peran utama dalam lonjakan mobil listrik ini.
Resahkan OPEC
Selain itu, konsumsi energi fosil juga akan menurun sebagai efek samping. Masa depan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pun menjadi semakin tidak pasti seiring dengan peningkatan penggunaan kendaraan listrik, sebagaimana diulas oleh The Telegraph. Bahkan, pejabat OPEC dan Arab Saudi sendiri tidak yakin bahwa permintaan global terhadap minyak akan terus meningkat.
Pengurangan konsumsi energi fosil akan terus berlanjut. Dalam waktu dua tahun, kendaraan listrik berpotensi mencapai pangsa pasar 60 persen dari total penjualan mobil dunia. Ini merupakan tantangan serius bagi OPEC, yang telah mengurangi produksi minyak mentah dunia sebanyak 2 juta barel per hari, jumlah yang setara dengan penggantian minyak mentah oleh kendaraan listrik, seperti dilansir Bloomberg New Energy Finance.
Kuasai Industri Otomotif
Penjualan kendaraan listrik di China sendiri mencapai 38 persen dari total penjualan mobil pada musim panas 2023. Lembaga pemikir Chebai dari China memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, penjualan kendaraan listrik akan mencapai 17 juta unit atau 60 persen dari total pasar China, meningkat menjadi 90 persen pada tahun 2030.
Li Xiang, pendiri Li Auto, perusahaan mobil China yang tengah berkembang pesat, memprediksi bahwa pada tahun 2025, penjualan kendaraan listrik akan mencapai 80 persen. Kendaraan listrik yang terjangkau secara massal akan membanjiri pasar Asia Tenggara dan sejumlah negara selatan.
Pendeknya, hadirnya kendaraan listrik telah memulai dampak yang signifikan. Pasar mobil China di musim panas 2023 menyaksikan penjualan kendaraan listrik mencapai 38 persen dari total penjualan mobil. Selain itu, produsen mobil China, BYD, melampaui penjualan mobil bensin buatan FAW-Volkswagen dan SAIC Volkswagen pada semester pertama 2023.
Melampaui Jepang
Pasar ekspor juga bergerak dinamis. China telah melampaui Jepang sebagai eksportir mobil terbesar di dunia. Dari total ekspor mobil China pada semester pertama 2023, 534.000 unit adalah mobil listrik atau hibrida, dengan peningkatan 160 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Diproyeksikan bahwa hingga akhir 2023, ekspor mobil China akan mencapai 5 juta unit.
Semua ini tak bisa diabaikan. Pameran mobil internasional IAA di Muenchen, yang biasanya menjadi sorotan industri otomotif Eropa, kali ini menjadi panggung kemajuan otomotif China. Harga lebih terjangkau membuat kendaraan China menarik banyak perhatian dari pengunjung dan jurnalis. Dengan demikian, mobil listrik China mengancam eksistensi industri otomotif Jerman.
Dalam waktu singkat, mobil listrik bukan lagi sekadar masa depan yang jauh. Transformasi ini telah memasuki lanskap otomotif global, dan China memimpin dalam hal ini, bahkan menggeser posisi raksasa seperti pabrikan Tesla.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News
Baca juga artikel Mobil Listrik Hyundai, Motor Listrik Honda, atau artikel menarik lainnya dari Muhammad Irsyad.