Ada Gila-gilanya! Amerika Ingin Bangun Kereta Api ke Bulan, Kini Fokus Kembangkan Konsepnya

Default

Masa depan eksplorasi Bulan tampak semakin menarik dengan konsep yang mengusung kereta api sebagai salah satu alternatif transportasi utama bagi para astronot. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), lembaga riset rahasia di bawah Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), sedang aktif mencari solusi untuk mendukung keberadaan astronot yang akan berada di Bulan untuk jangka waktu yang lebih lama.

BACA JUGA
  • 12 Pinjaman Online Bunga Rendah Terdaftar OJK Terbaru 2024, Legal OJK
  • 7 Aplikasi Pinjaman Online Tenor 24 Bulan, Cicilan Fleksibel & Bunga Rendah!
  • 5 Cara Bayar Angsuran Kredivo, Bisa Dari Mobile Banking Sampai Alfamart!

Meskipun rencana ini masih bersifat hipotetis, mengingat tidak adanya infrastruktur permanen di Bulan dan tidak ada manusia yang menginjakkan kaki di sana sejak tahun 1972, namun AS bersama negara-negara lainnya berkomitmen untuk mengeksplorasi kembali Bulan. Hal ini membutuhkan infrastruktur modern yang dapat menyediakan kebutuhan listrik, komunikasi, dan transportasi yang andal bagi para penjelajah antariksa.

Dalam upaya mendukung misi ini, DARPA menugaskan Northrop Grumman, sebuah perusahaan teknologi kedirgantaraan dan pertahanan AS, untuk mengembangkan konsep kereta api menuju Bulan. Perusahaan tersebut bertugas untuk mempelajari kemungkinan secara fisik dan finansial dari konsep tersebut, dengan potensi untuk mengangkut manusia, peralatan, dan kargo komersial ke Bulan.

Baca Juga: 45+ Aplikasi Penghasil Uang Resmi Terbaru Langsung Cair ke DANA 2024, Membayar & Terdaftar di OJK!

Pembangunan jalur kereta api tersebut tidak termasuk dalam tugas Northrop Grumman, namun perusahaan tersebut bertanggung jawab untuk menemukan solusi cerdas yang dapat mengatasi tantangan lanskap Bulan yang ekstrem. Salah satu tantangan utama adalah debu Bulan yang abrasif yang dapat merusak jejak dan alat transportasi. Sebelumnya, NASA telah menyelidiki konsep kereta melayang magnetik yang disebut FLOAT untuk mengatasi masalah tersebut.

Meskipun terdengar seperti konsep fiksi ilmiah, ide tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin. NASA telah memiliki rencana jangka panjang untuk mengirim manusia kembali ke Bulan melalui Program Artemis. Program tersebut dimulai dengan penerbangan mengelilingi Bulan pada tahun 2022, dengan tujuan akhir untuk menempatkan astronot di Bulan dan Mars, membuka jalan bagi eksploitasi komersial di Tata Surya.

Baca Juga: 11+ Cara Nonton Film Dewasa di Android dengan Mudah & Aman, Nonton Sepuasnya!

Sementara itu, mitra komersial juga sedang merancang cara untuk mengeksploitasi sumber daya Bulan, termasuk potensi penambangan untuk bahan bangunan, air, dan Helium-3 yang berharga. NASA juga sedang mempertimbangkan pemasangan reaktor nuklir mini di Bulan untuk memberikan daya pada pangkalan antariksa tersebut.

Namun, sebelum rencana ini dapat terealisasi, NASA harus memecahkan tantangan pengiriman astronot dari Bumi ke Bulan. Saat ini, ini tergantung pada pengembangan roket-raket besar oleh perusahaan swasta seperti SpaceX milik Elon Musk dan Blue Origin milik Jeff Bezos. SpaceX baru-baru ini mencatat tonggak sejarah dengan peluncuran pertama Starship mereka, sementara Blue Origin bersiap untuk meluncurkan roket New Glenn mereka pada akhir tahun ini.

Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

Artikel Menarik Lainnya:

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal