Uya Kuya dan Astrid menerima apresiasi atas sikap mandiri yang ditunjukkan oleh anak-anak mereka, Cinta dan Nino Kuya. Pasangan selebriti tersebut patut diacungi jempol karena kedua buah hatinya tidak mengandalkan dukungan keuangan orangtua mereka untuk menjalani kehidupan di Amerika Serikat.
Dalam usahanya untuk memperoleh penghasilan tambahan selama tinggal di luar negeri, Cinta dan Nino memilih untuk bekerja keras tanpa rasa malu. Belakangan, keduanya bahkan terlihat mengumpulkan sampah plastik sebagai upaya untuk mendapatkan uang jajan.
Saat hadir di acara Pagi-Pagi Ambyar, Uya Kuya menyampaikan bahwa anak-anaknya memiliki keinginan kuat untuk belajar hidup mandiri di negara asing. Mereka terinspirasi oleh pengalaman melihat orang-orang lain yang sukses mengatasi tantangan serupa demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Itu emang udah dilakukan anak-anak dari zaman waktu sebelum mereka kuliah. Kita pernah pergi ke satu supermarket terus ngelihat orang-orang di sebelah pada ngantri, ngantri bawa karung-karung kan, tapi ada juga mobil yang berhenti dan itu mobil bagus loh. Mobil bagus nurunin karung-karung dari mobilnya. Habis dia parkir, gue iseng tanya, katanya mereka ngejualin barang-barang kaleng sama botol bekas buat jadi duit," ungkap Uya Kuya.
Mendapat inspirasi dari pengalaman tersebut, anak-anak Uya pun mulai ikut serta dalam kegiatan serupa. Cinta dan Nino dengan bangga mengumpulkan botol plastik dari kampus mereka untuk dijual, karena penghasilan yang didapatkan tergolong cukup lumayan.
"Tiba-tiba pas mereka (Cinta dan Nino) udah kuliah, si Cinta itu inisiatif ngumpulin botol-botol bekas mineral yang ada di rumah, dikumpulin. Terus dia juga ngumpulin botol-botol yang ada di foodcourt kampusnya dia dikumpulin, dibawa ke rumah terus dijual," jelas Uya.
Menurut Uya, anak-anaknya itu mengumpulkan botol bekas setiap 2 minggu sekali. Nino dan Cinta disebut mendapat uang sebanyak 29 dolar AS atau sekitar Rp450 ribu dengan menjual sampah.
Sebagai orang tua, Uya dan Astrid merasa bangga atas inisiatif dan keberanian anak-anak mereka. Menurut mereka, perbuatan ini bukan hanya sekadar sumber penghasilan, tetapi juga sebagai pelajaran berharga untuk menghargai nilai uang dalam setiap kecilnya.
"Enggak apa-apa sih, menurut gue itu suatu pelajaran untuk anak-anak kedepannya juga, kita kan enggak tahu ya, hidup kan berputar ya. Jadi anak-anak ini bisa berpikir buat ngehargain nilai uang sekecil apa pun, dan kita bisa cari uang dengan cara apapun," tutup Uya dengan penuh kebanggaan.