Pemilik Crepe Malaysia Pecat Karyawan Via TikTok Setelah Dikhianati di Grup WhatsApp

Default

Pengusaha crepe asal Malaysia, Kieda, mendadak menjadi sorotan di dunia maya setelah mengungkapkan pemecatan 12 karyawannya melalui akun TikTok pribadinya, @kiedacrepepenang.

Kieda mengambil langkah drastis setelah mengetahui bahwa para karyawan membuat grup WhatsApp untuk merendahkan dirinya. Dalam tangkapan layar percakapan yang dibagikan Kieda, terungkap rencana bersama untuk mengundurkan diri setelah menerima gaji.

"Anda tidak perlu menunggu. Saya meminta Anda mengirimkan surat pengunduran diri dalam waktu 24 jam ke depan," tegas Kieda dalam video.

Meski Kieda telah menghapus unggahan TikTok-nya, dia tidak mundur dari keputusannya. Rasa sakit hati muncul ketika mengetahui sindiran dari para karyawan yang tercatat dalam panggilan nama di belakangnya. Bahkan, Kieda membagikan foto bersama 12 karyawannya.

Kesaksian Salah Satu Karyawan

Dalam tangkapan layar lain, seorang karyawan memberi tahu Kieda bahwa dia awalnya keluar dari grup, namun kembali "ditarik" tanpa sepengetahuannya. Meski demikian, dia menegaskan tidak pernah menyuarakan hal buruk tentang Kieda sejak saat itu.

Kieda tetap kukuh dengan keputusannya dan berharap agar 12 karyawannya dapat menemukan pekerjaan baru dengan lingkungan yang lebih baik. Melalui unggahan di Facebook pada 24 November 2023, Kieda bahkan membagikan foto dirinya di kantor polisi sebagai bentuk pengaduan.

"Pelajaran bagi mereka yang suka berkumpul dan memanipulasi orang lain untuk menjatuhkan perusahaan," ungkap Kieda.

Respons Warganet

Unggahan tersebut tidak luput dari perhatian warganet. Sebagian mendukung Kieda, menilai para karyawan kurang bersyukur. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa pembuatan grup chat pribadi oleh karyawan adalah hal yang "normal" sebagai wadah untuk berkomunikasi tanpa batasan.

Salah satu warganet mengatakan, "Ini adalah ruang bagi mereka untuk melampiaskan, mengekspresikan perasaan mereka tanpa batasan dan berkomunikasi dengan santai."

Kasus Serupa di Inggris

Sebelumnya, seorang pengusaha asal Inggris juga mengalami kesulitan dengan mantan karyawannya. Christian Donelly, pemilik Acute Barbers di Universitas Cardiff, diharuskan membayar kompensasi besar pada mantan karyawannya yang sering absen setiap Senin dengan alasan sakit.

Kejadian itu bermula dari peringatan Donelly agar karyawan tersebut tidak mengecewakannya setelah dia memberitahu akan mengadakan pesta Halloween. Namun, karyawan tersebut tetap tidak masuk kerja dan akhirnya dipecat.

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal