Kamu pasti penasaran dengan cerita inspiratif dari empat peneliti wanita Indonesia yang berhasil mencapai prestasi gemilang melalui program L'Oreal-UNESCO For Women in Science. Mereka adalah Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, Dr. Noryawati Mulyono S. Si, apt. Pietradewi Hartrianti, dan Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany.
Apa yang membuat empat peneliti ini begitu tergila-gila dengan dunia sains? Ternyata kecintaan mereka pada ilmu pengetahuan berawal dari pengaruh keluarga dan lingkungan sekitar.
Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, CEO Lipotek Pty Ltd, bercerita bahwa rasa ingin tahunya dipupuk sejak kecil oleh orangtuanya yang juga bergelut di bidang sains. Ayahnya selalu mengajarkan bahwa pendidikan membuka pintu kesuksesan yang besar.
Sementara itu, pekerjaan ayahnya juga membuat Dr. Noryawati Mulyono S. Si menjadi terbiasa dengan bahan-bahan kimia sejak usia dini. Belajar kimia menjadi seperti membaca novel kehidupan baginya.
apt. Pietradewi Hartrianti memiliki alasan lain untuk mencintai sains. Ia tertarik pada ilmu tersebut karena penyakit autoimun yang dideritanya dan bertanya-tanya mengapa belum ada obatnya. Hal ini mendorongnya untuk terus menggali penelitian dalam bidang tersebut.
Keempat peneliti wanita ini berhasil meraih kesuksesan melalui program L'Oreal-UNESCO For Women in Science yang telah berlangsung selama 20 tahun di Indonesia.
Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto merupakan pemenang pertama dari Indonesia pada tahun 2004. Ia kini berkarier di Australia dan kembali ke Indonesia dengan semangat besar untuk berkontribusi melalui kolaborasi dengan pemerintah.
Dr. Noryawati Mulyono S. Si, pendiri Biopac.id, menggunakan penelitiannya tentang bioplastik untuk membantu mengatasi masalah sampah plastik dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

apt. Pietradewi Hartrianti menjadi pemenang program L'Oreal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2023. Ia mencoba menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D menggunakan keratin dari rambut manusia sebagai bahan dasar pencetakan.
Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung, juga merupakan salah satu figur inspiratif yang hadir dalam acara "Media Gathering Beauty That Moves: Women in Science". Beliau telah berperan sebagai Board of Jury L'Oreal-UNESCO For Women in Science sejak awal program ini diluncurkan di Indonesia.
Bagi mereka, menjadi seorang peneliti perempuan adalah mimpi yang ingin diwujudkan. Dengan perkembangan teknologi dan dukungan berbagai pihak, peluang karier sebagai peneliti semakin terbuka lebar, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Selain memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik, seorang peneliti perempuan juga harus mampu melihat peluang dan berani mengambilnya. Kolaborasi antarpihak juga menjadi kunci penting dalam mendukung penelitian yang berkontribusi nyata pada publik.
Untuk memajukan peran perempuan dalam sains, pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan lokakarya khusus untuk peneliti perempuan sangat penting. Mentorship dan networking juga bisa membantu para peneliti muda mendapat bimbingan dari mereka yang sudah berpengalaman. Dukungan dari institusi pemerintah dan swasta juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan penelitian yang inklusif dan suportif.

Kisah inspiratif empat peneliti wanita Indonesia ini membuktikan betapa pentingnya peran perempuan dalam sains. Melalui program L'Oreal-UNESCO For Women in Science, mereka telah berhasil meraih prestasi gemilang dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Dengan semangat juang dan kecintaan pada ilmu pengetahuan, tidak ada hal yang mustahil bagi para wanita Indonesia untuk menembus batasan-batasan dalam dunia sains. Mari kita dukung terus perkembangan karier para peneliti wanita Indonesia agar dapat memberikan dampak positif bagi dunia sains dan ilmu pengetahuan.