Samsung dilaporkan tengah mempertimbangkan perubahan besar dalam strategi branding untuk lini smartphone premiumnya. Laporan terbaru menunjukkan bahwa raksasa teknologi Korea Selatan ini berencana mengganti nama "Galaxy" yang telah ikonik sejak 2009.
Branding baru ini dianggap sebagai upaya Samsung untuk memperkuat citra premium dan demi menyaingi kompetitor, khususnya di pasar Amerika Serikat yang didominasi oleh iPhone.
Dalam laporan dari E-Today, perubahan nama ini diibaratkan seperti strategi Hyundai, yang meluncurkan merek Genesis sebagai produk mobil premium mereka. Seorang eksekutif Samsung, Lee Young-hee, pada awal tahun ini mengindikasikan bahwa perusahaan sedang mengeksplorasi opsi branding baru untuk merespon harapan konsumen terhadap inovasi yang lebih segar.
Rumor dan Spekulasi Soal Pengganti Nama Galaxy
Berdasarkan informasi dari sumber dalam dan sejumlah kebocoran lainnya, Samsung kemungkinan besar akan memperkenalkan branding baru mulai dari flagship Galaxy S25 yang dijadwalkan rilis 2025. Namun, hingga saat ini, Samsung Newsroom masih menggunakan sebutan Galaxy S25, yang menimbulkan spekulasi bahwa perubahan nama ini bisa saja merupakan keputusan yang baru akan diterapkan di menit-menit terakhir sebelum peluncuran.
Rumor juga mengindikasikan bahwa Galaxy S25 akan tetap hadir dalam beberapa varian seperti Galaxy S25, Galaxy S25+, Galaxy S25 Ultra, dan Galaxy S25 FE. Model-model tersebut kemungkinan akan membawa desain ramping serta pilihan warna menarik seperti hitam, hijau, biru, dan titanium.
Selain itu, seri S25 ini juga diharapkan akan hadir dengan spesifikasi unggul, termasuk layar lebih cerah dan prosesor Snapdragon 8 Elite, untuk memperkuat daya saing di pasar premium.
Menyusul Jejak Galaxy Note atau Rebranding Total?
Selain kemungkinan penggantian nama, Samsung disebut-sebut mungkin akan menghidupkan kembali nama "Note," branding yang sempat populer sebelum dihentikan pada 2020. Langkah ini dipandang sebagai salah satu opsi untuk menarik pengguna setia Galaxy Note yang sebelumnya kecewa dengan penghentian seri tersebut. Meski demikian, wacana soal penghidupan kembali seri Note masih sekadar spekulasi.
Menurut beberapa analis, Samsung tampaknya juga mempertimbangkan untuk meniadakan model Galaxy S26 di masa depan, khususnya untuk varian dasar. Langkah ini diyakini sebagai respons terhadap persaingan dengan produk-produk asal Tiongkok yang menawarkan harga lebih kompetitif.
Sejak pertama kali diluncurkan, nama Galaxy tidak hanya digunakan untuk lini ponsel Samsung, tapi juga untuk perangkat lainnya seperti tablet, smartwatch, hingga perangkat audio dan laptop. Jika perubahan ini benar terjadi, maka akan menjadi perubahan signifikan dalam strategi branding Samsung yang selama ini berusaha membangun ekosistem Galaxy secara menyeluruh.
Perubahan branding yang sedang dieksplorasi Samsung ini menunjukkan betapa seriusnya perusahaan dalam mempertahankan posisinya di industri teknologi. Dengan menyiapkan branding baru, Samsung tampaknya berambisi untuk tetap relevan di pasar global yang semakin kompetitif dan memosisikan produk premiumnya sebagai pilihan utama bagi konsumen.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News