Dalam tren terkini yang menarik perhatian global, Lasse Stolley, seorang pemuda Jerman, telah memutuskan untuk menjalani kehidupan yang tidak konvensional, hidup di gerbong kereta yang bergerak. Dengan pengeluaran tahunan sekitar Rp 170 juta, Stolley telah memilih kebebasan dan fleksibilitas yang tidak biasa ini sebagai gaya hidupnya, menginspirasi banyak orang dengan pilihannya.
Mengadopsi gaya hidup 'pengembara digital', Stolley, 17 tahun, mengakui bahwa meski privasinya terbatas, ia menikmati pengalaman unik tinggal di kereta-kereta Deutsche Bahn. Kisahnya yang viral ini bermula ketika rencana karirnya sebagai spesialis IT tiba-tiba dibatalkan, mendorongnya untuk mencari alternatif hidup yang berbeda.
Stolley, yang telah menempuh lebih dari 483 ribu kilometer sejak meninggalkan rumahnya di Fockbek, Schleswig-Holstein, mengatakan, "Jalur kereta api Jerman adalah tiram saya." Keputusannya untuk menjadikan gerbong kereta sebagai rumahnya didorong oleh video YouTube yang ia tonton, dan setelah meyakinkan orang tuanya, ia berhasil mengklarifikasi legalitas hidupnya yang unik ini.
Biaya hidup Stolley yang tidak konvensional ini mencapai Rp 170 juta per tahun, namun ia berharap pengalamannya akan membuka peluang kerja di industri transportasi. Siang hari ia bekerja sebagai programmer, dan malam hari ia bersantai di gerbong kelas satu, hanya dengan barang-barang esensial dalam ransel kecilnya.
Kisah Stolley adalah bukti bahwa keberanian dan keteguhan hati dapat membawa seseorang pada pencapaian impian mereka, tidak peduli seberapa tidak biasa jalannya.
"Rumah saya adalah kereta," ucap Stolley, menegaskan komitmennya pada pilihan hidup yang ia buat.