Kehidupan yang sulit tak menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Ahmad (57), anak buruh tani yang kini menjadi Guru Besar Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), adalah buktinya. Perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan dan kerja keras.
Ahmad kecil tumbuh di keluarga yang kurang mampu di Desa Cibunigeulis, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Setiap hari, ia harus berjalan sekitar tujuh kilometer melalui jalan setapak berbukit-bukit untuk mencapai Sekolah Dasar (SD). Sepatu yang dipakainya pun sering kali menipis dan rusak, namun orang tuanya tidak mampu membeli yang baru. Meski begitu, Ahmad tidak pernah menyerah pada keterbatasan.
"Saya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Setiap hari saya berjalan dari rumah ke SD kira-kira 7 kilometer," kata Ahmad. "Sepatu saya bahkan sampai aus karena jalanan belum diaspal, dan orang tua saya tidak mampu membelikan sepatu baru."
Kisah hidup Ahmad penuh dengan perjuangan. Bahkan, suatu hari saat menggembalakan kambing, ia terjatuh dan kakinya terinjak, sehingga harus menyeret tubuhnya dengan cara 'ngesot' selama dua bulan untuk menuju sekolah. Meski demikian, semangat belajarnya tak pernah pudar.
Setelah lulus SD, Ahmad melanjutkan ke SMP yang berjarak sekitar sembilan kilometer. Meski harus berjalan kaki, ia tetap bersemangat menuntut ilmu. Ketika memasuki SMA, ia memutuskan untuk tinggal di kos, namun dengan biaya yang sangat minim. "Saya pulang seminggu sekali, membawa beras dan lauk matang untuk bertahan seminggu," jelasnya.
Ahmad mencoba mengikuti tes untuk menjadi prajurit TNI AD, namun gagal pada tahap akhir. Karena tidak berani pulang, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Jogja. Selama kuliah, ia mencari uang dengan mengajar dan menjual buku untuk menutupi biaya kuliah dan hidupnya. "Orang tua saya tidak tahu kalau saya kuliah sampai semester enam," ceritanya.
Karier Ahmad mulai meningkat saat ia diangkat menjadi asisten dosen di IKIP Muhammadiyah Jogja. Kemudian, ia menjadi dosen dan akhirnya pindah ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Ahmad juga mencoba menjadi dosen PNS dan lulus tes pada tahun 1994.
Kini, sebagai Guru Besar Pendidikan Matematika di UMP, Ahmad memiliki obsesi untuk mengembangkan model pembelajaran matematika yang dapat mengubah pandangan negatif terhadap matematika. "Dengan model pembelajaran baru, matematika bukan lagi momok, tetapi menjadi menarik," katanya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jebul Suroso, berharap kehadiran Profesor Ahmad menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat serta akademisi. "Kami berharap Profesor Ahmad bisa menjadi teladan akademik dan memberikan manfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Kisah Ahmad adalah bukti bahwa ketekunan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah dapat membawa seseorang mencapai puncak kesuksesan, bahkan dari latar belakang yang sangat sederhana.