Seorang wanita menjadi viral gara-gara bekerja sebagai seorang marbut masjid di Malang. Menariknya, pekerjaan ini adalah "warisan" dari sang ayah.
Cerita ini datang dari Kibtiyah, warga Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Ia adalah warga setempat yang menjadi marbut masjid Fathul Bari.
Meskipun profesi ini bukanlah cita-citanya sejak kecil, namun Kibtiyah menerima dengan bahagia dan ikhlas memimpin masjid ini.
Profesi sebagai marbut masjid Fathul Bari adalah warisan dari ayah Kibtiyah. Ayahnya, Sanimun, telah mengurus masjid tersebut sejak dibangun pada tahun 1940-an oleh H. Fathul Bari. Setelah ayahnya meninggal dunia, tanggung jawab itu beralih kepada Kibtiyah.
Sebagai marbut masjid wanita, Kibtiyah memiliki tugas yang sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kelancaran aktivitas di masjid tersebut. Setiap pagi dan sore hari, bersama adik perempuannya, mereka menyapu lantai masjid mulai dari dalam hingga ke halaman. Selain itu, mereka juga mencuci barang-barang masjid yang sudah terpakai.
Pada masa ayahnya, marbut masjid tidak mendapatkan honor. Namun, sekarang Kibtiyah dan keluarganya menerima honor sebesar Rp 800.000 per bulan sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian mereka. Honor tersebut diperoleh dari hasil pertanian aset yang dikelola oleh keluarga almarhum H. Fathul Bari.
Bagi Kibtiyah, menjadi marbut masjid bukan hanya sekadar pekerjaan. Ia merasakan kebahagiaan dan ketenangan dalam mengabdikan hidupnya untuk menjaga masjid yang telah berdiri selama puluhan tahun.