Lidah Mertua Bisa Bantu Kurangi Polusi? Ini Teknologi yang Lebih Efektif!

Ditulis oleh Ayu Pratiwi - Thursday, 25 July 2019, 16:00
Pemprov DKI Jakarta akan mensosialisasikan tanaman lidah mertua sebagai solusi terhadap polusi udara yang buruk di Jakarta. Apakah upaya tersebut merupakan langkah yang tepat?

Beberapa hari yang lalu, masyarakat Indonesia sempat dikagetkan dengan data yang dirilis oleh situs pemantau kualitas udara dari Swiss, AQ AirVisual.

Berdasarkan data tersebut, tingkat polusi udara di Jakarta merupakan yang tertinggi di dunia. Pemerintah pun segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.

Mulai dari menurunkan hujan buatan, hingga sosialisasi kepada masyarakat untuk menanam tanaman Lidah Mertua atau Sansevieria.

Benar nggak, sih, lidah mertua memiliki manfaat untuk mengurangi polusi?

Benarkah Lidah Mertua Dapat Mengurangi Polusi Udara?

Berdasarkan penelitian badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat, NASA, lidah mertua diketahui mampu menyerap racun di udara seperti benzene, xylene, trichlorethylene, dan formaldehyde.

Zat-zat tersebut sangat berbahaya jika dihirup oleh tubuh. Salah satu efek jangka panjang dari kontak berkepanjangan dengan zat-zat berbahaya tersebut adalah dapat menyebabkan kanker.

Selain mampu mengurangi polusi, lidah mertua juga mampu menghasilkan oksigen, geng. Oksigen yang dihasilkan lidah mertua mampu membuat kualitas udara lebih baik.

ADVERTISEMENT

Sebuah penelitian dari Harvard University Extension menyatakan bahwa tanaman lidah mertua adalah salah satu tanaman hias yang paling banyak menghasilkan oksigen.

Lidah mertua akan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen pada malam hari, sehingga udara menjadi lebih segar ketika pagi hari.

Manfaat-manfaat tersebutlah yang menjadi salah satu alasan mengapa pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta berencana untuk mensosialisasikan dan bahkan membagikan tanaman ini.

Pemprov DKI Jakarta berharap tanaman lidah mertua yang ditanam di setiap rumah, mampu mengurangi polusi udara di Jakarta dengan signifikan.

Teknologi Efektif Lain yang Mampu Mengurangi Polusi

Meskipun tanaman lidah mertua memiliki banyak manfaat untuk mengurangi tingkat polusi udara, namun semua itu akan sia-sia apabila teknologi yang digunakan manusia sehari-hari tetap tidak ramah lingkungan.

Solusi secanggih apapun tidak akan mampu memecahkan suatu masalah apabila masalah tersebut tidak diselesaikan dari akarnya. Setuju nggak, geng?

Terdapat beberapa inovasi teknologi modern yang dinilai mampu mengurangi tingkat polusi udara di Indonesia dengan lebih signifikan.

Menurut Jaka, inovasi teknologi ini akan mampu mengurangi tingkat polusi udara apabila dimanfaatkan dan diaplikasikan di Indonesia. Penasaran? Simak terus, geng!

1. Mobil Listrik

Salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia adalah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan dengan bahan bakar bensin dan diesel.

Nggak ada yang bisa memastikan berapa jumlah kendaraan bermotor yang ada di Indonesia, bahkan di dunia.

Tapi, kalau kamu lihat sendiri, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sudah tidak terhitung, geng.

Bayangkan saja, berapa banyak emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan tersebut. Jaka rasa, lidah mertua nggak akan mampu untuk memfiltrasi emisi sebanyak itu, geng.

Salah satu solusi dari masalah ini adalah dengan memangkas akarnya, yakni kendaraan bermotor. Membatasi jumlah kendaraan yang berlalu-lalang sepertinya mustahil.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, sudah banyak perusahaan otomotif yang menciptakan mobil listrik. Salah satunya adalah Tesla, perusahaan otomotif milik Elon Musk.

Meskipun harganya masih mahal, yang namanya teknologi pasti harganya akan turun secara perlahan-lahan.

Kita tunggu saja sampai pemerintah mulai mengimpor atau bahkan menciptakan sendiri mobil listrik.

2. Self-Driving Car

Masih berkaitan dengan kendaraan nih, geng. Self-driving car, atau mudahnya mobil dengan fitur autopilot, dinilai para peneliti juga memiliki andil dalam pengurangan tingkat polusi.

Mereka berpendapat bahwa self-driving car mampu mengurangi kemacetan yang dihasilkan oleh human error. Selain itu, self-driving car juga mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar sebesar 15% - 40%.

Meskipun kesannya mustahil, namun belum lama ini, Tesla merilis mobil listrik self-driving dengan seri Tesla X di Indonesia, lho.

Mobil ini diharapkan mampu menjadi pionir bagi produsen mobil lain untuk melakukan hal yang sama.

Berkurangnya kemacetan serta tingkat efisiensi bahan bakar yang meningkat, pastinya menjadi salah satu opsi yang bisa diadopsi pemerintah dalam upaya mengurangi polusi.

3. Smog Free Tower

Studio Roosegarde, sebuah perusahaan desain asal Belanda telah menciptakan suatu inovasi yang unik dalam upaya menurunkan tingkat polusi udara.

Smog Free Tower merupakan sebuah menara yang didesain untuk menyerap polusi udara dan menghasilkan udara bersih.

Kerennya, polusi yang diekstraksi oleh menara tersebut berubah menjadi perhiasan, geng!

Smog Free Tower yang pertama telah dibangun di kota Rotterdam, Belanda. Biaya pemasangan tersebut diperoleh dari kampanye penggalangan dana melalui situs kickstartercampaign.

Desainer dari menara tersebut mengklaim bahwa satu menara mampu memfiltrasi hingga 3,5 juta meter kubik udara per harinya.

Mereka berencana untuk membangun menara tersebut di seluruh kota besar di dunia.

Semoga saja Indonesia juga ikut membangun menara ini ya, geng. Selain bermanfaat, menara ini juga memiliki bentuk yang artistik sehingga bisa menjadi objek wisata baru.

4. BioSolar Leaf

Ilmuwan di Imperial College, London, sedang berkolaborasi dengan perusahaan start-up bernama Arborea untuk mengembangkan inovasi BioSolar Leaf.

BioSolar Leaf adalah teknologi yang mirip seperti panel surya, namun permukaannya ditutupi oleh tanaman-tanaman kecil yang berfungsi untuk menyaring karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.

Berdasarkan data, oksigen yang dihasilkan oleh BioSolar Leaf setara dengan 100 pohon meskipun hanya menggunakan area permukaan sebuah pohon.

Selain itu, sistem tersebut mampu menghasilkan biomassa organik yang diekstrak oleh Arborea sebagai bahan makanan tambahan untuk produk makanan berbasis tanaman.

5. CityTree

Masih berkaitan dengan teknologi hijau, CityTree merupakan salah satu solusi yang bisa dicoba pemerintah Indonesia sebagai upaya penurunan polusi udara.

Sebuah perusahaan asal Jerman, Green City Solutions menciptakan "tembok hidup" yang diletakkan di belakang kursi taman. Selain menyaring polusi, CityTree juga bisa menjadi tempat orang bersantai.

Tembok hidup tersebut merupakan tanah yang ditumbuhi berbagai macam lumut, berfungsi sebagai penyaring polusi dan dibentuk sedemikian rupa.

CityTree ditenagai dengan panel surya yang akan menyerap air hujan dan mendistribusikan air hujan tersebut melalui irigasi.

Selain itu, CityTree juga mampu menurunkan suhu disekitarnya menjadi lebih sejuk.

Akhir Kata

Demikian artikel Jaka mengenai teknologi yang efektif untuk menurunkan tingkat polusi udara di Indonesia. Semoga pemerintah segera mencari solusi konkret untuk menangani masalah polusi.

Sampai jumpa di artikel Jaka selanjutnya!

Baca juga artikel seputar Out of Tech atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba

ARTIKEL TERKAIT

Bersihkan Udara Dari Polusi dengan Xiaomi Mi Air Purifier 2

Kembali Keatas