Pencemaran udara sudah menjadi masalah global yang hingga saat ini terus dicari solusinya. Bukan rahasia lagi jika polusi udara berdampak buruk bagi kesehatan manusia, namun manusia belum sadar atau belum mau sadar untuk mengurangi emisi dari kendaraan yang mereka pakai tiap harinya. Ancaman ini terutama cukup nyata bagi para warga yang hidup dan bekerja di Jakarta!
Menurut sebuah studi baru, menghirup udara tercemar setiap harinya bisa mengubah otak seseorang dengan cara menyebabkan gangguan kognitif. Studi ini dipublikasikan pada 23 April 2015 dalam American Heart Association Journal Stroke. Dalam studi ini, peneliti memeriksa 943 orang dewasa yang sehat berusia minimal 60 tahun dan tinggal di wilayah New England. Dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI), para peneliti melihat struktur otak para sampel dan membandingkan gambar dengan tingkat polusi udara dimana para sampel tinggal.
Para peneliti menemukan bahwa ada peningkatan 2 mikrogram /meter kubik dalam polusi fine-particle yang dikaitkan dengan penurunan 0,32 persen volume otak (polusi fine-particle adalah jenis umum dari polusi yang berasal dari pembuangan gas mobil dan semacamnya). Elissa H. Wilker, seorang peneliti dari unit penelitian epidemiology di Beth Israel Deaconess Medical Center Boston mengungkapkan jumlah dari perubahan otak tersebut setara dengan satu tahun penuaan otak.
Umumnya, volume otak yang lebih kecil disebabkan oleh kehilangan neuron yang datang seiringnya penuaan. Kasus kenaikan pencemaran polusi fine-particle yang sama dikaitkan pula dengan peningkatan 46% risiko ** Silent Stroke ** pada manusia. Silent Stroke ini dapat dilihat pada saat melakukan scan otak namun biasanya tidak menyebabkan gejala seperti stroke pada umumnya. Hanya saja penderita Silent Stroke memiliki fungsi kognitif yang lebih buruk dan demensia pada otak.
Para peneliti mengungkapkan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi lebih tinggi memiliki volume otak yang lebih kecil dan lebih berisiko terkena Silent Stroke dibandingkan orang-orang yang hidup di daerah yang tingkat polusinya rendah. (Baca juga: Mengerikan, Ini 5 Hal Negatif yang Terjadi di Otak Penggemar Porno)
Menurut Elissa seperti dilansir dari Live Science, belum jelas bagaimana polusi udara dapat mengubah otak manusia, namun para peneliti menduga bahwa polusi udara dapat menyebabkan peradangan meningkat. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan tanda peradangan ke volume otak yang lebih kecil. Hasil penelitian berikutnya mungkin bisa menolong para peneliti untuk bisa memahami apa yang akan terjadi antara polusi udara dan efeknya seperti stroke serta gangguan kognitif.