Masa pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar terhadap harga komoditas global, termasuk industri migas. Gelombang konsolidasi terjadi di berbagai perusahaan yang mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya. Sejumlah kesepakatan merger antara perusahaan migas global telah terjadi, dengan nilai kesepakatan mencapai miliaran dolar.
Perusahaan migas global seperti ConocoPhillips, Pioneer Natural Resources, dan Diamondback Energy melakukan berbagai kesepakatan akuisisi senilai miliaran dolar. Meskipun jumlah kesepakatan tersebut tercatat sebagai yang terendah sejak setidaknya 2006, namun proses restrukturisasi pada 2020 juga menciptakan peluang bagi perusahaan yang telah mengalami penurunan utang untuk menjadi calon mitra merger potensial.
Di Indonesia sendiri, fenomena merger perusahaan juga tidak kalah menarik. Beberapa kasus merger terbesar di Indonesia termasuk antara Indosat dengan Tri Seluler, serta merger antara BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia.
Merger perusahaan tidak hanya membawa perubahan pada keuangan perusahaan yang melakukan merger, tetapi juga mempengaruhi budaya, struktur organisasi, strategi operasional dan standar prosedur. Hal ini dapat menjadi stressor bagi karyawan karena adanya perubahan yang begitu cepat dalam waktu yang terbatas.
Manajer SDM perusahaan hasil merger harus melakukan langkah-langkah pencegahan untuk mencegah stres yang timbul akibat perubahan struktur organisasi. Mereka harus memberikan dukungan psikologis kepada karyawan serta memastikan bahwa komunikasi internal mengenai proses merger berjalan dengan baik.
Dengan gelombang mergers yang semakin marak di berbagai industri termasuk migas dan teknologi di Indonesia, penting bagi para pemangku kepentingan untuk memahami dampaknya secara menyeluruh serta bagaimana mereka dapat bersiap menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh fenomena merger ini.
