5 Kesalahpahaman Tentang Cloud Gaming, Jauh Lebih Mahal dari Beli Konsol Game?

Ditulis oleh Ayu Pratiwi - Friday, 27 December 2019, 11:00
5 kesalahpahaman paling umum dan paling sering terdengar mengenai cloud gaming. Apa bener kalau sistem ini nggak worth it buat dipakai?

Teknologi untuk game semakin lama semakin berkembang. Teknologi terbaru yang masih dalam proses pengembangan adalah cloud gaming.

Cloud gaming adalah sistem di mana kamu bisa mengakses sebuah game dari server utama hanya dengan menggunakan internet.

Meskipun masih dalam proses pengembangan teknologi ini sudah menjadi sensasi saat ini.

5 Kesalahpahaman Umum Tentang Cloud Gaming

Dengan datangnya suatu teknologi baru, biasanya ada juga kesalahpahaman yang terjadi tentang teknologi tersebut.

Kesalahpahaman ini didasari dari minimnya pemahaman akan teknologi yang baru itu. Hal ini juga terjadi untuk teknologi cloud gaming.

Apa aja sih kesalahpahaman mengenai cloud gaming yang banyak tersebar di kalangan umum? Yuk simak info lengkapnya!

1. Butuh Internet yang Super Cepat

Sumber foto: extraupdate.com

Untuk mengakses cloud gaming memang selalu membutuhkan internet karena pada hakikatnya kita memainkan game dari komputer utama server.

ADVERTISEMENT

Banyak orang yang berfikiran bahwa cloud gaming membutuhkan internet yang super cepat seperti jaringan yang umumnya digunakan di perkantoran dan internet rumahan nggak bakalan support.

Kenyataannya teknologi ini nggak membutuhkan internet yang super cepat seperti itu. Untuk mendukung sistem cloud gaming kamu memang butuh internet yang stabil untuk stream gambar dan untuk input.

Kebutuhan ini masih bisa didukung oleh jaringan di rumah kamu loh, geng. Asalkan internet di rumah kamu stabil, kalian bisa menggunakan cloud gaming.

Berdasarkan halaman bantuan Google Stadia, kamu hanya cukup membutuhkan internet berkecepatan minimal 10Mbps untuk bisa mengaksesnya.

Sementara untuk pengalamn lebih baik, disarankan menggunakan di atas 35Mbps, geng.

2. Data Privasi Kamu Bakal Sepenuhnya Diambil

Sumber foto: securitysales.com

Salah satu ketakutan yang paling umum diutarakan ketika menggunakan cloud gaming adalah keamanan dan privasi.

Karena data kita akan terekam di komputer utama, banyak orang ketakutan kalau kerahasiaan data yang disimpan di cloud sistem ini akan dibobol oleh orang lain.

Ketakutan lain seperti ada orang yang memasang program khusus untuk memata-matai pengguna lewat server utama sering kali terdengar.

Faktanya, keamanan dari cloud gaming sudah lebih canggih dari sebelumnya. Pengelola server sudah memasang berbagai macam firewall untuk mencegah adanya pengguna yang tidak bertanggung jawab.

Pengelola cloud gaming juga akan memantau lalu lintas server secara berkala, jadi sistem ini memang sudah dirancang seaman mungkin.

3. Kuota Dibatasi dan Nggak Bisa Main Lama

Sumber foto: trainngain.com

Ketakutan yang lainnya yang sering terdengar di khalayak umum adalah pengelola server akan membatasi akses kamu ketika bermain game.

Pembatasan ini akan membuat kalian tidak bisa lagi bermain game terbaik yang kalian mau meskipun sudah berlangganan.

Ketakutan ini sebetulnya hal yang tidak perlu. Ketika kalian memutuskan untuk menggunakan suatu layanan tertentu, provider layanan tersebut berkewajiban untuk memenuhi kontrak mereka, termasuk pengelola cloud gaming.

Kalau tidak tertulis pembatasan dalam bentuk kuota saat menggunakan layanan tersebut maka pengelola cloud gaming nggak akan tiba-tiba membatasi layanan mereka karena kalian bermain terlalu sering.

4. Gamenya Bakal Menghilang Dari Server kapan Aja

Sumber foto: imore.com

Hal ini sebetulnya sudah terdengar sejak provider game mulai mengubah model mereka menjadi online-based game download.

Perusahaan seperti Steam, EA, dan provider game lainnya ketika mulai mengembangkan model online-based game online para pecinta game pun pernah ragu dengan layanan mereka.

Bagaimana kalau sudah beli suatu game tertentu dan game tersebut dihapus dari sistem dan nggak bisa didownload lagi, tetapi ternyata hal ini nggak berlaku sama sekali.

Perspektif ini juga sama dengan pengelola cloud gaming saat ini. Mereka nggak bakalan tiba-tiba menghapus game yang kalian sukai dari server mereka.

5. Lebih Mahal dari Penyedia Layanan Game Lainnya

Sumber foto: thebalance.com

Berbeda dengan konsol di mana kamu hanya sekali saja mengeluarkan uang, untuk menggunakan layanan cloud gaming kalian harus membayar biaya subscription.

Salah satu contoh penyedia layanan cloud gaming adalah Google Stadia yang mengharuskan kalian untuk membayar 10 USD atau sekitar Rp140 ribu perbulannya untuk menggunakan layanan mereka.

Jika dibandingkan dengan biaya untuk membeli suatu konsol atau merakit PC, jumlah yang diminta oleh Google sebetulnya cukup terjangkau. Apalagi tahun depan rencananya akan ada layanan yang lebih murah dari paket tersebut.

Dalam jangka panjang pun cloud gaming sebetulnya bisa jadi lebih murah karena kalian nggak perlu membayar biaya hardware.

Seiring berkembangnya game kalian juga harus selalu mengupgrade hardware kalian agar bisa mendukung game tersebut. Dengan menggunakan cloud gaming kalian nggak perlu repot-repot mikirin itu semua.

Akhir Kata

Itu dia beberapa kesalahpahaman yang sering terdengar mengenai cloud gaming. Sebagai teknologi baru wajar kalau khalayak umum masih meragukan produk ini.

Minimnya jumlah pengguna dan informasi yang tersedia juga membuat rumor-rumor ini semakin berkembang.

Sebagai user, kita tinggal tunggu aja sejauh mana perkembangan cloud gaming dalam mengubah dunia game.

Baca juga artikel seputar Game atau artikel menarik lainnya dari Restu Wibowo.

ARTIKEL TERKAIT

20+ Game Android Terbaik 2023 + Link Download, Gak Kalah Sama Game Konsol!

15 Game Android Terbaru dan Terbaik 2020 | Dijamin Ketagihan!

12 Game Offline Petualangan Terbaik 2020 Android | Gak Bikin Bosen!

15 Game Online Terbaru 2020 Android & PC, Seru Buat Mabar!

13 Game PC Ringan Terbaik, Cocok Untuk Komputer Spek Rendah

15 Game PC Ringan RAM 2GB dengan Grafis Terbaik di 2019 | Laptop Kentang Pasti Ngangkat!

Kembali Keatas