Viral di media sosial, beberapa mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang terdaftar sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah terciduk memamerkan gaya hidup mewah. Hal ini memicu kecaman netizen yang mempertanyakan kelayakan mereka menerima bantuan pendidikan tersebut.
Salah satu nama yang mencuat adalah Cantika Mutiara Johani, seorang influencer dengan ratusan ribu pengikut di Instagram. Ia diketahui sering menerima endorse dari berbagai brand dan kerap memamerkan gaya hidup mewah di media sosialnya.
Fenomena ini dinilai melanggar ketentuan penerima KIP Kuliah, yang diperuntukkan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. KIP Kuliah merupakan program pemerintah yang bertujuan membantu mereka mengenyam pendidikan tinggi.
"Mahasiswa memiliki potensi akademik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi yang didukung bukti dokumen yang sah," bunyi salah satu syarat pendaftaran KIP Kuliah, dikutip dari laman resmi Kemendikbud.
Berdasarkan penelusuran netizen, beberapa penerima KIP Kuliah Undip terlihat memamerkan aktivitas seperti dugem, mengenakan pakaian mahal, nongkrong di tempat-tempat elit, dan berlibur ke luar negeri. Hal ini menimbulkan protes dari warganet yang menganggap banyak pihak lain yang lebih berhak menerima bantuan tersebut.
Kecaman Netizen dan Tindak Lanjut Undip
Kehebohan ini menuai kecaman dari netizen yang mempertanyakan kelayakan para mahasiswa tersebut menerima KIP Kuliah. Banyak yang merasa prihatin dengan banyaknya mahasiswa yang benar-benar membutuhkan bantuan namun tidak mendapatkannya.
Menanggapi hal ini, pihak Undip menyatakan akan melakukan investigasi dan verifikasi terkait kebenaran informasi tersebut. Kampus berjanji akan mengambil tindakan tegas jika terbukti ada pelanggaran.
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah yang Mampu Diminta Mundur
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) turut angkat bicara terkait kasus ini. Plt. Kepala Puslapdik Kemendikbud, Abdul Kahar, meminta para penerima KIP Kuliah yang sudah mampu secara ekonomi untuk mengundurkan diri agar kesempatan tersebut dapat diberikan kepada mahasiswa lain yang lebih membutuhkan.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan penyaluran bantuan pendidikan yang tepat sasaran. Diharapkan ke depannya, program KIP Kuliah dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.