Saat ini, kepopuleran teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin meningkat. Kemampuan teknologi ini untuk 'berpikir' telah membuka kemungkinan baru dalam menyelesaikan tugas-tugas, baik bagi profesional maupun para pelajar dan mahasiswa.
Namun, penggunaan AI dalam pendidikan juga memiliki sisi negatif. Beberapa sekolah dan universitas melarang penggunaan AI dalam karya ilmiah karena khawatir siswa hanya akan mengandalkan teknologi ini tanpa berpikir secara aktif.
Tetapi, Institut auf dem Rosenberg, sekolah asrama termahal di Swiss, justru mendorong para siswanya untuk menggunakan AI. Anita Gademann, direktur sekaligus kepala inovasi sekolah tersebut mengatakan bahwa mereka telah mempersiapkan penggunaan AI sejak lima tahun yang lalu.
Baca juga: 10+ Cara Menyadap HP Tanpa Ketahuan Jarak Jauh, Works!
"Kami sangat bertekad untuk memastikan bahwa semua hal yang diajarkan kepada siswa relevan dengan dunia yang akan dihadapi oleh mereka di masa depan. Munafik jika kita melarang menggunakan AI dan kemudian bersikap seakan-akan dapat mengirim mereka untuk siap hidup sebagai orang dewasa," jelas Gademann.
Siswa-siswa di Institut auf dem Rosenberg diajar untuk memanfaatkan kecerdasan buatan seperti DALL-E (sebuah generator teks ke gambar) guna mendukung proses pembelajaran mereka. Contohnya, siswa kelas tujuh menggunakan DALL-E untuk membantu visualisasi perbedaan bangsawan dan petani dalam esai tentang peranan perempuan selama Perang Dunia Pertama. Siswa juga diajarkan untuk bersikap kritis terhadap AI seperti ChatGPT.
Baca juga: Download College Brawl APK v1.5.1 Update 2023, Full Game No Sensor Khusus Dewasa
Meskipun mendorong penggunaan AI, sekolah ini juga memiliki mekanisme untuk mendeteksi penjiplakan dalam esai para siswa. Para guru akan dapat mengenali gaya penulisan siswa dan memastikan bahwa karya mereka merupakan hasil pemikiran sendiri.
Mengidentifikasi kasus plagiarisme dalam esai di Institut auf dem Rosenberg bukanlah tugas yang tidak mungkin, mengingat proporsi siswa dan staf di sekolah tersebut adalah dua banding satu. Gademann mengilustrasikan situasi ini dengan menyebutkan sebuah artikel dari New York Times yang menunjukkan ribuan profesor dari universitas terkemuka di seluruh dunia yang bergabung dengan program GPTZero untuk mendeteksi penggunaan kecerdasan buatan dalam karya mahasiswa.
Baca juga: 18 Game Wik Wik Terbaik 2023 di HP Android, Bikin Melek dan Tegang!
Beberapa institusi pendidikan juga telah mengubah kebijakan mereka terkait tindakan plagiarisme atau bahkan melarang penggunaan ChatGPT sepenuhnya.
Gademann menggunakan istilah 'histeria massa' untuk merujuk pada penolakan yang terjadi terhadap kecerdasan buatan tersebut. Dia juga mencatat bahwa penolakan tersebut menandakan ketertinggalan dalam menerima perkembangan teknologi.
Baca juga: 6 Cara Membuka Situs yang Diblokir Menggunakan Google Chrome di HP, Akses Bebas!
Dia menyoroti keanehan situasi ini, dan menyatakan persetujuannya dengan pendekatan Alleyn s School, sekolah ternama di London, yang lebih memprioritaskan persiapan belajar daripada memberikan tugas di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan.
Institut auf dem Rosenberg atau lebih dikenal sebagai Rosenberg adalah sekolah asrama internasional swasta termahal di dunia. Didirikan pada tahun 1889 oleh Elrich Schmidt, sekolah ini memiliki kebijakan kerahasiaan yang ketat terkait nama-nama alumni. Rosenberg tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun dan memiliki sekitar 300 siswa dari 48 negara.
Baca juga: Redeemfreefirecodeid.com, Situs Kode Redeem FF Gratis Terbaru 2024!
Anita Gademann berpendapat bahwa pendidikan seharusnya berfokus pada keterampilan dan nilai-nilai etika, bukan hanya menghasilkan sesuatu. Ia juga menyoroti fakta bahwa beberapa sekolah lain masih ragu-ragu dalam menerapkan penggunaan AI, padahal teknologi ini merupakan bagian dari masa depan yang tidak dapat dihindari.
Dengan langkah progresifnya dalam mendorong penggunaan AI oleh siswanya, Institut auf dem Rosenberg menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi perubahan zaman dan bertujuan untuk mempersiapkan siswanya menjadi individu yang mandiri dan siap menghadapi dunia nyata.
Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News
Bacaan menarik lainnya: