Muhammed Abubakar, mantan petugas kebersihan pesawat asal Nigeria, berhasil mewujudkan impian yang diidam-idamkannya, yakni menjadi seorang pilot. Perjalanannya menuju profesi ini bukanlah jalan yang mudah. Abubakar sempat bekerja sebagai petugas kebersihan pesawat 24 tahun yang lalu sebelum akhirnya menjadi pilot.
Pada tahun 2020, Abubakar sebenarnya berniat untuk mendaftar ke Politeknik Kaduna, sebuah institut di Kota Kaduna, Nigeria. Sayangnya, Abubakar tidak lolos seleksi dan harus mencari pekerjaan alternatif. Dia kemudian menerima pekerjaan sebagai petugas kebersihan pesawat di maskapai Nigeria, Kabo Air.
Sebagai petugas kebersihan, gaji yang diterimanya sangat kecil, hanya sekitar 0,5 dolar AS atau sekitar Rp 8.120 per hari. Meski begitu, Abubakar tidak menyerah dan tetap bekerja dengan semangat tinggi. Berkat ketekunannya, ia mendapat promosi menjadi ground staff di Maiduguri.
Pengalaman Abubakar sebagai ground staff memberinya banyak wawasan dan keahlian dalam dunia penerbangan. Setelah beberapa waktu bekerja di Kabo Air, ia kemudian melamar pekerjaan sebagai awak kabin dan diterima. Selama delapan tahun bekerja di posisi tersebut, gajinya sekitar 17.000 Naira atau sekitar Rp 201.670 per bulan. Meski terkesan kecil, Abubakar tetap bertahan dan terus bekerja keras.
Karier Abubakar semakin berkembang ketika ia pindah ke Aero Contractors Nigeria sebagai pramugara. Karena pemikiran dan pengalaman yang luas, ia dilirik oleh Wakil Direktur Utama Aero Contractors.
Gaji Abubakar pun meningkat sepuluh kali lipat menjadi 170.000 Naira atau sekitar Rp 2.016.658 per bulan. Kenaikan ini sangat mengejutkan hingga Abubakar sempat mencoba mengembalikan kelebihan gajinya. Namun, setelah dijelaskan oleh pihak manajemen, ia akhirnya menerimanya dengan senang hati.
Meski gajinya meningkat drastis, Abubakar tidak mengubah gaya hidupnya. Dia memilih untuk menabung dan tetap bekerja dengan tekun. Dia pun tidak berhenti mengejar mimpinya menjadi seorang pilot. Pada suatu kesempatan, Abubakar memberanikan diri berbicara kepada Direktur Utama Aero Contractors tentang mimpinya. Sang dirut menyambut baik aspirasi Abubakar dan memberikan pelatihan serta mengirimnya ke Kanada untuk mendapatkan lisensi pilot profesional.
Setelah delapan tahun di Aero Contractors, Abubakar akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang pilot. Kisah inspiratif ini menunjukkan bahwa meski seseorang berasal dari latar belakang yang sulit, impian bisa tercapai dengan tekad dan kerja keras yang gigih. Abubakar adalah bukti nyata bahwa siapa pun bisa menggapai cita-citanya, tidak peduli dari mana mereka berasal.