Abidzar Al Ghifari, putra sulung almarhum Ustadz Jeffry Al Buchori dan Umi Pipik, mengungkapkan kekecewaannya terhadap cuitan kontroversial di platform X (sebelumnya Twitter) yang menyinggung kecelakaan Dali Wassink dan mendiang ayahnya. Insiden ini bermula dari unggahan akun @rubihmsyh yang mengkritik gaya berkendara Dali Wassink sebelum kecelakaan fatal yang menimpanya.
Cuitan tersebut berbunyi, "Kalo bawa motor kaya gitu, tapi gak kecelakaan gw yang sebel sih. ya rasain aja. perkara dia seleb atau apalah gak peduli jg. selevel sama jamet yang suka ngebut ngebutan di jalan."
"Ya kalo lu kerjaannya solat, ngaji di masjid bukan gak mungkin lo meninggal juga kan dgn keadaan begitu. Lah ini? Ya orang kadang susah nerima fakta aja, karena terlalu dekat sama realita," tambah akun tersebut lagi.
Komentar ini kemudian memicu respons dari akun lain yang menyinggung nama Ustadz Jeffry Al Buchori, ayah Abidzar yang juga meninggal dalam kecelakaan motor.
"Ustad jeffry albukhori : hellllooooooo," balas pengguna lain kepada akun tersebut.
Abidzar mengaku baru mengetahui cuitan tersebut dari kakaknya, Adiba Khanza, yang menangis melihat konten yang menyakitkan itu.
"Semalam lagi makan malam, kakak gue kasih tahu 'Dek ini ada cuitan nggak enak.' Sampai kakak gue itu nangis, sakit hati, sedih banget rasanya," ungkap Abidzar saat ditemui di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan.
Menanggapi situasi ini, Abidzar berencana untuk bertemu langsung dengan pemilik akun-akun tersebut. Ia ingin memahami sudut pandang mereka yang memicu cuitan kontroversial itu. Salah satu pemilik akun telah meminta maaf melalui pesan langsung, namun Abidzar merasa perlu dialog lebih lanjut.
"Gue paham ya dari sudut pandangnya dia itu nggak suka sama yang namanya motor ngebut di jalan. Gue pun anak motor dan nggak suka sama orang yang ngebut-ngebutan di jalan," jelas Abidzar. Namun, ia menegaskan bahwa penggunaan kata-kata tertentu dalam cuitan tersebut dinilai tidak etis dan sangat sensitif, terutama mengingat berita terkini tentang kecelakaan Dali Wassink.
Umi Pipik, ibu Abidzar, juga angkat bicara mengenai masalah ini. Ia merasa cuitan tersebut menunjukkan kurangnya empati. "Pasti kita menyampaikan ini, perwakilanlah dari semua orang yang pernah merasakan kehilangan," ujarnya.
Abidzar mengkhawatirkan bahwa cuitan semacam ini dapat menggiring opini publik ke arah yang kurang baik. Ia menekankan bahwa kematian seseorang sudah menjadi takdir dan tidak seharusnya disikapi dengan cara yang tidak sensitif.
"Gue takut orang-orang memang kebawa opini bahwa 'Iya ya gara-gara kebut-kebutan, orang jadi meninggal' padahal kan belum tentu, itu sudah tertulis dalam takdir, meninggalnya seperti apa kan kita nggak bisa menyangkal," tutup Abidzar.
Sebelumnya, Abidzar mengunggah tangkapan layar yang berisi percakapan pengguna X tersebut di Instagram pada hari Minggu (21/07). Ia bermaksud untuk mencari kedua pengguna tersebut lantaran keluarganya begitu sakit hati.
"Minta tolong teman" semua buat bantu cari dan saya minta tolong sama pihak kepolisian buat bantu, maaf tapi ini sangat tidak sopan dan juga membuat sakit hati keluarga saya! Salam hangat untuk keluarga dari almarhum yang disinggung," tulisnya dalam keterangan foto.