'Kecanduan Game' Diresmikan Sebagai Penyakit Berbahaya? Ini Dia Penjelasannya!

Ditulis oleh Prameswara Padmanaba - Monday, 27 May 2019, 20:00
Ketagihan game dikategorikan sebagai penyakit berbahaya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kira-kira apa penyebabnya?

Penyakit di jaman modern ini jenisnya sudah semakin banyak. Mulai dari AIDS, Ebola, Flu Singapura, dan masih banyak lagi.

Di era teknologi seperti sekarang, seharusnya teknologi bisa mengobati segala macam penyakit. Tapi, yang terjadi malah muncul penyakit baru yang diakibatkan oleh teknologi.

Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengklasifikasikan kecanduan game sebagai sebuah penyakit mental yang disebabkan oleh teknologi.

WHO mengklasifikasikan gejala kecanduan game sebagai penyakit mental di dalam rancangan International Classification of Disease (ICD) yang ke-11.

Keputusan WHO tersebut mendapatkan beragam reaksi dari masyarakat. Reaksi keras pun ditunjukan oleh komunitas gamer di seluruh dunia.

Keputusan yang Penuh Kontroversi

Biarpun WHO menjadikan kecanduan game sebagai penyakit mental, namun masih banyak pihak yang menolak keputusan tersebut.

Tyler Blevins atau yang terkenal dengan nama Ninja berpendapat mengenai perlunya peran orang tua dalam memberantas kecanduan game pada anak-anak.

ADVERTISEMENT

Seorang psikolog dari The Telos Project, Texas, Anthony Bean, menyebut pemberian diagnosis itu terlalu dini.

Bean yang adalah seorang dokter dan peneliti melihat bahwa orang yang bermain game dan tetap percaya diri, tidak berada di garis kecanduan.

Selain itu, Bean berpendapat bahwa orang-orang menggunakan video game untuk mengatasi kecemasan dan depresi.

Jenis Video Game dan Kecanduan Video Game yang Dihasilkan

Pada dasarnya, terdapat 2 jenis video game. Game tipe standar umumnya didesain untuk dimainkan secara singleplayer dan dengan misi atau tujuan yang jelas, seperti menyelamatkan putri dari sebuah kastil.

Kecanduan yang disebabkan oleh tipe game ini biasanya berkutat pada menyelesaikan misi-misi di dalam game tersebut dan mengalahkan high score pemain lain.

Lain halnya dengan game berbasis multiplayer. Game tipe ini dimainkan secara online dengan player lainnya. Game multiplayer cenderung lebih adiktif karena pada umumnya tidak memiliki ending atau tujuan yang jelas.

Gamer dengan tipe kecanduan seperti ini akan sangat menghayati dengan cara mengkhayalkan dirinya sebagai karakter yang mereka mainkan.

Mereka seringkali bersosialisasi dengan player lain untuk sejenak pergi dari realita yang ada.

Bagi beberapa orang, komunitas ini menjadi satu-satunya yang menerima mereka dengan apa adanya.

Kok Bisa Dikategorikan Sebagai Penyakit?

Sebelumnya, orang bisa dianggap kecanduan game hanya dilihat dari waktu yang dihabiskan buat bermain

Namun, WHO menjelaskan bahwa ada indikator-indikator lainnya untuk menentukan apabila seseorang kecanduan game atau tidak.

WHO menjelaskan bahwa seseorang yang kecanduan game ditandai dengan pola perilaku permainan yang berulang, baik online atau offline.

Berdasarkan penelitian WHO, orang yang kecanduan bermain game memiliki peluang lebih besar terserang gangguan muskuloskeletal, sleep deprivation, perilaku agresif, dan depresi.

Singkatnya, kecanduan game dianggap penyakit oleh WHO karena bisa menyebabkan penyakit-penyakit lain yang lebih serius.

Kalo kamu ngeliat ada orang yang perilakunya toxic banget, insomnia, dan sering mengeluh sakit punggung dan leher, mungkin dia sudah kecanduan main game, geng.

Tanda-tanda seseorang menderita kecanduan game

Menurut WHO, ini tanda-tandanya seseorang yang menderita kecanduan game, geng.

1. Menghabiskan waktu yang tidak wajar dalam bermain game

Kriteria ini merupakan gejala kecanduan game yang paling dasar. Orang yang kecanduan game menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk bermain video game.

Bahkan ada, loh, orang yang meninggal karena kecanduan game. Bayangin aja, dia main game selama 50 jam nonstop! Ngeri, yah!

Saking banyaknya waktu yang mereka habiskan untuk bermain game, mereka tidak bisa mengurus dirinya sendiri karena terlalu sibuk hidup di dunia virtual.

2. Memprioritaskan game di atas segala hal

Masih nyambung sama kriteria sebelumnya. Main game dari matahari terbit sampai matahari tenggelam lalu meninggalkan semua kewajiban dan tugas, merupakan tanda kecanduan game.

Kalo kamu sering banget main game sampai lupa makan, lupa tidur, lupa sama tanggung jawab, lupa bersosialisasi sama orang lain, dan lupa ibadah, hati-hati ya, geng!

Emang, sih, di bulan puasa gini paling enak main game sambil menunggu buka puasa. Tapi ingat, tanggung jawab kita sama diri sendiri, orang lain, bahkan ke Tuhan lebih penting daripada cuma sekedar main game.

3. Udah dikasih tau, tapi masih belum kapok juga

Ini dia nih, kriteria selanjutnya. Udah tau kebanyakan main game itu nggak sehat buat fisik dan mental. Tapi tetep aja ngeyel kalo dikasih tau.

Biasanya, kalo orang yang sudah kecanduan game nggak akan ngaruh kalau dinasehati. Bukannya didengar, malah kita yang dimarahin balik.

Kamu jangan sampai begini, yah. Kalo dikasih tau sama orang ya didengerin. Main game yang sewajarnya aja. Main game dengan porsi yang wajar bahkan terbukti dapat meningkatkan jaringan otak, loh.

Akhir Kata

Itu dia, geng, penjelasan mengenai kenapa WHO mengklasifikasikan kecanduan game sebagai penyakit mental.

Kamu setuju nggak dengan keputusan WHO tersebut? Tulis jawabanmu di kolom komentar, yah!

Baca juga artikel seputar Games atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba

ARTIKEL TERKAIT

10 Game Android yang Tidak Membosankan 2020, Sampai Lupa Waktu!

Kembali Keatas