Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa pihaknya berencana memblokir aplikasi Temu. Platform e-commerce asal China ini memang tengah menjadi sorotan karena kehadirannya di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sudah mengambil keputusan untuk melarang operasi Temu di dalam negeri. Menurut Menkominfo Budi, kehadiran Temu di pasar Indonesia dapat mengancam keberlangsungan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
BACA JUGA: Siap-siap Harga HP Melambung Tahun Depan, Ternyata ini Biang Keroknya!
Ancam UMKM di Indonesia
Hingga berita ini dimuat, aplikasi Temu sebenarnya masih tersedia untuk diunduh melalui Google Play Store dan App Store. Budi menegaskan, pemblokiran aplikasi tersebut akan segera dilakukan di masa mendatang.
"Sudah bahwa platform (Temu) ini harus dilarang karena menyangkut nasib UMKM kita di seluruh Indonesia," tegas Budi, kepada media, Kamis (3/10).
Marketplace Temu dilarang beroperasi di Indonesia karena dianggap mengancam keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Temu diketahui terhubung dengan 80 pabrik di China, sehingga produk mereka langsung dijual ke konsumen global. Mekanisme ini menekan harga dan berpotensi mengurangi kesempatan kerja di Indonesia.
Sejak September 2022, Temu sebenarnya telah mencoba mendaftarkan mereknya di Indonesia sebanyak tiga kali. Terakhir, pada 22 Juli 2024, upaya tersebut kembali ditolak oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) karena adanya merek lokal dengan nama yang sama.
BACA JUGA: Microsoft Luncurkan Mesin Pencarian Lebih Canggih, Waktunya Tinggalkan Google?
Ditolak oleh Eropa dan AS juga
Selain di Indonesia, Temu juga menghadapi penolakan di beberapa wilayah lain seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Aplikasi marketplace yang merupakan versi global dari Pinduduo asal China ini mulai memperluas operasinya ke negara-negara Barat pada tahun lalu. Temu memulai debutnya di Amerika Serikat pada musim gugur 2022, diikuti oleh belasan negara Uni Eropa seperti Belgia, Prancis, Polandia, Jerman, dan Inggris pada April 2023.
Popularitas Temu meningkat pesat. Pada 8 Juli lalu, aplikasi ini menjadi yang paling banyak diunduh di Apple App Store di negara-negara seperti Belgia, Prancis, Italia, Jerman, dan Portugal, menurut data dari SimilarWeb.
Meski sukses secara unduhan, Temu mendapatkan sorotan dari berbagai organisasi konsumen di Eropa (BEUC). Aplikasi ini dituduh menggunakan taktik manipulatif, seperti mendorong pengguna untuk membeli produk yang lebih mahal atau dalam jumlah lebih banyak dari yang awalnya mereka inginkan.
Taktik manipulatif lainnya termasuk menyulitkan prosedur penutupan akun. Selain itu, BEUC juga mencatat bahwa Temu belum sepenuhnya transparan dalam hal sistem rekomendasi dan kriteria produk yang disarankan kepada pengguna.
Baca artikel dan berita menarik lainnya dari JalanTikus di Google News