Tak jauh dengan Bumi. Ternyata Bulan juga memiliki banyak sampah di sekitarnya. Berhubung Bulan tidak memiliki mahluk hidup, setidaknya yang diketahui sampai saat ini, kamu pasti bertanya-tanya dari manakah sampah di Bulan berasal.
Apakah sampah di Bulan adalah hasil buang sampah tak bertanggung jawab dari Alien? Tentu saja tidak! Sampah Bulan berasal dari manusia.
Penjelajahan manusia ke Bulan ternyata turut menyisakan sampah di permukaan Bulan yang jumlahnya nggak main-main, geng.
Diperkirakan, sampah luar angkasa yang tertinggal di Bulan mencapai bobot 400 ribu pon atau sama dengan 180.000 kilogram di Bumi - seperti dimuat Kompas.
Jika kamu bertanya-tanya asal muasal dari sampah-sampah tersebut, seorang sejarawan NASA, William Barry mengatakan bahwa sebagian besar sampah antariksa di Bulan berasal dari benda-benda yang ditinggalkan oleh astronot NASA.
Misi Apollo pada tahun 1969 dan 1972 dan beberapa misi tanpa awak lainnya yang dilakukan sejumlah negara dan wilayah seperti Amerika Serikat, Rusia, Jepang, India, dan Eropa menurut Barry turut berkontribusi dalam "menumpuk" sampah di Bulan.
Mengingat jumlah misi yang cukup banyak, perkiraan jumlah sampah yang begitu besar sangatlah mungkin.
Setidaknya ada lima wahana penjelajah Bulan, bendera, perlengkapan kamera, ransel, dan benda lainnya yang tertinggal atau memang ditinggal di Bulan.
Menurut Barry, benda-benda yang tak diperlukan tersebut tidak dibawa pulang ke Bumi karena hanya akan menghabiskan sumber daya yang berharga, seperti bahan bakar.
Dilansir dari Live Science, bulan juga merupakan rumah bagi pengorbit bulan yang memetakan medannya sebelum menabrak permukaannya sehingga turut menambah jumlah tumpukan sampah.
Akan tetapi, kamu harus tahu bahwa sampah-sampah ini bukannya tak berguna, geng. Beda dengan sampah di Bumi, sampah Bulan dapat membantu peneliti untuk mempelajari satelit alami bumi tersebut.
Melalui objek-objek tersebut, peneliti dapat melihat bagaimana material pembentuk setiap benda melewati radiasi dan ruang hampa udara dari waktu ke waktu.
Bahkan, beberapa objek di Bulan masih dapat digunakan loh, misalnya reflektor jarak laser yang ditinggalkan kru Apollo 11.
NASA menyebutkan bahwa reflektor tersebut bisa di-ping oleh para peneliti di Bumi untuk mengukur jarak antara Bumi dan Bulan.
Dari eksperimen tersebut, NASA menemukan fakta bahwa setiap tahunnya Bulan bergerak menjauh dari Bumi sejauh 3,8 centimeter.
Barry juga menambahkan bahwa sampah yang tertinggal di Bulan memiliki manfaat arkeologis di masa depan, geng.
Nantinya, para pelancong Bulan di masa depan dapat menyaksikan situs lama Apollo dan melihat peralatan dari badan antariksa berbagai negara. Keren juga, ya!
Baca juga artikel seputar Luar Angkasa atau artikel menarik lainnya dari Ayu Kusumaning Dewi.
Simak juga beberapa artikel menarik lainnya dari Jalan Tikus berikut ini:
Hati-hati, Inilah 7 Makanan Paling Berbahaya di Dunia | Singkong Termasuk?!
5 Fakta Hubungan Asmara Aurel dan Atta | Kualat Berujung Menikah!
Suku Mante, Leluhur Suku Aceh yang Masih Hidup Sampai Sekarang
20+ Postingan dan Chat Driver Ojol Lucu, Antara Ngakak dan Bikin KZL!