Pada September 2020 lalu, para penyelam dari Finlandia secara tidak sengaja menemukan kapal berusia 400 tahun yang tenggelam di dasar Laut Baltik.
Dilansir Euronews, kapal tersebut ditemukan di kedalaman 85 meter di bawah permukaan laut. Yang mengejutkan, kondisinya masih terbilang baik dan utuh.
Hanya saja, ditemukan beberapa kerusakan kecil pada dek, tiang, dan haluannya, yang konon disebabkan oleh tabrakan dengan pukat ikan. Yang lebih menakjubkan, lambung kapalnya juga masih utuh, hanya beberapa papan kayu saja yang hilang.
Kapal ini memang sudah terkenal sebagai kapal pengangkut barang-barang berat. Disebut sebagai kapal 'Fluid', kapal bikinan Belanda ini begitu ikonik karena mendominasi perdagangan di lautan Baltik sekitar akhir abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-18.
Jika kamu biasa melihat film-film perang terbaik, khususnya dengan timeline Abad Pencerahan, maka kamu bakal mendapatkan gambaran mengenai rupa dan fungsi kapal Fluid.
Meskipun begitu, karena fungsinya sebagai kapal pengangkut barang berat, maka kapal Fluid tidak memiliki perlengkapan senjata yang memadai.
Akan tetapi, karena sistem pelayarannya sudah canggih, kapal besar ini bisa dioperasikan hanya dengan sedikit awak saja. Jadi space nya bisa dimaksimalkan untuk mengangkut barang dagangan saja.
Kapal Fluid ditemukan secara tidak sengaja oleh The Badewanne Diving Team. Mereka merupakan relawan penyelam asal Finlandia yang sedang mencari sisa-sisa artefak Perang Dunia I dan II di dasar Laut Baltik.
Menurut Dr. Niklas Eriksson, arkeolog maritim dari University of Stockholm, temuan ini bisa membuka cakrawala ilmu pengetahuan yang baru tentang teknologi yang dipakai di masa lampau.
Secara khusus, ia bisa mengetahui komponen-komponen yang menyusun kapal tersebut serta perkembangan jenis kapal yang berlayar di seluruh dunia. Ini bisa menentukan bagaimana perkembangan tersebut menjadi dasar globalisasi modern.
Sebagai informasi, penemuan bangkai kapal ini terbilang mengejutkan, mengingat bangkai kayu pada dasarnya tidak akan bisa bertahan lama di dalam lautan.
Berkat salinitas rendah di Laut Baltik ditambah kegelapan mutlak dan suhu yang sangat rendah sepanjang tahun, kapal ini telah terlindungi dari kehancuran akibat proses pembusukan kimiawi, biokimia dan biologis.
Hal tersebut juga membuat kapal terhindar dari aneka jenis organisme penghancur kayu seperti cacing kapal. Menarik sekali, bukan?
Baca juga artikel seputar Sains atau artikel menarik lainnya dari Diptya.
BACA JUGA
Mengenal Pak Dadang, Pecatur Indonesia yang Kalahkan Gamer Catur Dunia
5 Inovasi Teknologi yang Gagal Mengubah Dunia, Mau Untung Malah Buntung!
7 Artis Indonesia yang Nikah Dengan Kru TV | Mas Pur Hingga Menteri
10 Fakta Ini Bakal Mengubah Pandanganmu Tentang Afrika, Udah Modern!
7 Anak Artis Indonesia yang Punya Banyak Haters, Iri Bilang Bos!