Apa Itu Chromium? Inilah Perbedaannya Dengan Google Chrome!
Out Of TechDi era yang serba digital dan cepat ini, Google Chrome merupakan salah satu browser yang paling digemari oleh banyak orang di dunia ini.
Namun, ada satu produk Google yang bernama Chromium yang jarang diketahui banyak orang. Ngaku saja, kamu pasti asing, kan, ketika mendengar istilah ini?
Maka dari itu, melalui artikel ini Jaka akan memberitahu kamu apa itu Chromium, dan perbedaannya dengan Google Chrome sendiri. Sebab, sebagian dari kamu pasti suka mengatakan kalau Chromium itu sejenis virus atau malware.
Apa Itu Chromium?

Buat kamu yang gak tahu apa itu Chromium, di sini Jaka jelaskan bahwa Chromium itu bukanlah sebuah virus, malware atau sejenisnya.
Chromium adalah jenis open-source web browser yang dikembangkan dan dikelola oleh The Chromium Project. Chromium juga dapat dijalankan di multiplatform seperti Google Chrome.
Kalau kamu adalah seorang programmer, kamu bisa banget mengutak-atik Chromium dan membuat browser versimu sendiri.
Sayangnya, karena dikembangkan secara open-source, ada beberapa Chromium yang secara tidak sengaja terkandung malware di dalamnya.
Chromium yang mengandung malware tersebut bisa dipastikan bukanlah Chromium yang dirilis secara resmi, alias hasil modifikasi orang lain.
Oleh karena itu, kamu harus tetap berhati-hati jika ingin menggunakan Chromium sebagai browser default di PC, laptop, maupun HP Android.
Perbedaan Google Chrome dan Chromium
Setelah mengetahui definisi dari Chromium, kini Jaka bakal membahas perbedaan antara Google Chrome dan Chromium. Meskipun mirip, namun terdapat beberapa perbedaan signifikan, lho.
Check it out!
1. Update Otomatis

Sumber foto: Foto: Wikimonks
Untuk memperbarui Chrome, maka software itu menggunakan Google Update di Windows agar browser ini selalu mendapatkan versi terbarunya secara otomatis. Sedangkan, itu tidak bisa dilakukan pada Chromium.
Di beberapa distribusi Linux, update itu dibuat dalam paket tertentu. Hal ini bikin kamu harus update secara manual untuk mendapatkan Chromium versi terbaru.
Kalau Jaka, sih, mendingan pakai Google Chrome karena kamu nggak perlu mencari update versi terbaru secara manual untuk dapat menikmati semua fitur.
2. Laporan Kerusakan dan Statistik Penggunaan

Sumber foto: Foto: Tech5
Tidak seperti Chromium, Google sudah menambahkan fitur untuk laporan kerusakan dan statistik penggunaan pada Chrome dengan mengirimkan data ke server Google.
Fitur ini menyangkut data umum seperti informasi perangkat, sistem operasi, pengaturan Chrome, kunjungan web yang punya malware, dan lain sebagainya.
Fitur ini sangat berguna untuk mencegah Google Chrome crash atau menyebarkan virus ke komputer kamu.
3. Chrome Web Store

Sumber foto: Foto: NBCnews
Kalau kamu menggunakan Chrome, Google sudah menyediakan Chrome Web Store yang berfungsi untuk menambahkan ekstensi yang mempermudah kamu menjelajahi dunia maya.
Ekstensi atau extension memiliki beragam fungsi yang berguna buat browser kamu. Mulai dari extension VPN, menghapus semua chat di FB Messenger, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, Chromium tidak memiliki fasilitas seperti ini.
4. Dukungan Media Codec

Sumber foto: Foto: HowToGeek
HTML5 untuk audio/video di Chromium hanya memiliki dukungan terbatas, antara lain Theora, Vorbis, WebM, VPM, dan lain sebagainya.
Namun, jika menggunakan Chrome, browser ini sudah mendukung codec seperti AAC, MP3, dan H.264.
Dukungan media codec ini bakal memudahkanmu ketika menikmati konten multimedia lewat browser, seperti streaming film di Netflix ataupun YouTube.
5. Dukungan Sandbox

Sumber foto: Foto: HowToGeek
Sandbox adalah mekanisme keamanan untuk memisahkan program yang sedang berjalan. Sandbox sering kali digunakan untuk menguji program tidak terverifikasi yang mungkin mengandung virus atau kode jahat lainnya.
Google Chrome dan Chromium sama-sama sudah mempunyai dukungan Sandbox. Hal ini sudah secara otomatis aktif saat penginstalan Google Chrome.
Namun terdapat perbedaan yang dimiliki oleh Chromium. Di Chromium, kamu dapat mengaktifkan dan menonaktifkan beberapa distribusi Linux.
6. Adobe Flash Plugin

Sumber foto: Foto: Adobe
Adobe Flash Plugin adalah plugin yang memungkinkanmu untuk menikmati multimedia, Rich Internet Applications, dan streaming video dan audio pada komputer web browser atau pada perangkat mobile didukung.
Google Chrome sudah mendukung sebuah versi Pepper API dari Adobe Flash yang mana didapatkan secara langsung dari update terbarunya. Sayangnya, Chromium tidak mendapatkan akses ini.
Sebenarnya perbedaan satu ini nggak penting-penting banget, sih, mengingat Adobe Flash Plugin bakal dihapuskan dari versi terbaru HTML5.
Kesimpulan: Lalu, Chromium Uninstall Saja?

Sumber foto: Foto: Techyuga
Menurut kamu, mana yang lebih nyaman digunakan, geng? Cukup sulit menentukan mana yang enak digunakan antara browser open-source Chromium dan Google Chrome yang kaya akan fitur.
Untuk Windows dan MacOS, Jaka sarankan kamu untuk memilih Google Chrome karena lebih stabil dan aman dibandingkan Chromium yang open-source.
Sementara, kalau kamu menggunakan Linux, sangat direkomendasikan untuk menggunakan Chromium. Tapi inget, kamu nggak bisa update otomatis dan media-codec miliknya terbatas. Plus, banyak orang yang mengatakan bahwa Chromium lebih rentan terhadap virus dan lebih berbahaya. Bahkan banyak orang yang mengaku sulit untuk menghapus Chromium sampai akarnya.
Kalau kamu mau mencoba sendiri kedua aplikasi tersebut, kamu bisa download melalui tautan yang Jaka berikan di bawah ini:
Akhir Kata
Itu dia artikel Jaka mengenai apa itu Chromium serta perbedaan antara Google Chrome dan Chromium. Sampai jumpa lagi di kesempatan selanjutnya!
Pastikan juga kamu membaca artikel terkait Google atau tulisan menarik lain dari Jofinno Herian.