Nonton Film Ayat-Ayat Cinta 1 (2008) Full Movie

Indonesia memiliki segudang film romantis terbaik, namun hanya sedikit film romantis yang memiliki unsur-unsur agama.

Salah satu film romantis Indonesia terbaik dengan unsur agama yang kental adalah film Ayat-Ayat Cinta yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Film yang dibuat berdasarkan novel laris dengan judul sama karya Habiburrahman El Shirazy ini mendapatkan respon yang cukup baik di tanah air.

Sinopsis Film Ayat-Ayat Cinta 1 Full Movie

Fahri bin Abdillah adalah seorang pelajar asal Indonesia yang berusaha menggapai gelar S2-nya di Universitas Al-Azhar, Mesir.

Karena terlahir dari keluarga susah, ia harus berjuang bertahan hidup menjadi penerjemah buku-buku dan belajar sungguh-sungguh. Semua impian dijalani Fahri dengan penuh antusias kecuali satu, yakni menikah.

Fahri sendiri nggak pernah memiliki hubungan spesial dengan wanita manapun, kecuali ibunya, neneknya, dan saudara perempuannya.

Masalah datang ketika banyak banget wanita cantik yang tiba-tiba hadir di dalam hidup Fahri. Ada Maria, Nurul, Noura, dan Aisha yang memiliki ketertarikan pada Fahri.

Seperti apakah kelanjutan kisah Fahri selanjutnya? Pasti kamu penasaran, dong, mengenai wanita mana yang akhirnya dipilih Fahri menjadi istrinya?

Fakta Menarik Film Ayat-Ayat Cinta 1 (2008) Full Movie

Seperti film-film lainnya, film Ayat-Ayat Cinta juga memiliki beberapa fakta menarik yang perlu kamu ketahui, geng. Check it out!

Pada awalnya Maria akan diperankan oleh Rianti Cartwright dan Aisha diperankan oleh Carissa Putri. Namun, 10 menit sebelum konferensi pers pembuatan film, mereka berdua bertukar peran.
Proses casting dilakukan selama 5 bulan. Peran Aisha dan Maria yang adalah orang mesir harus dimainkan oleh aktris asal Indonesia karena tidak mendapatkan pemeran yang sesuai.
Sutradara mencari pemuda-pemuda pesantren untuk memerankan tokoh utama, Fahri. Namun, akhirnya Fedi Nuril lah yang berhasil mendapatkan pemeran utama.
Pada awalnya, film ini banyak banget menggunakan dialog dengan bahasa Arab. Namun, dengan alasan komersialisme, script film akhirnya dirombak.
Karena nggak bisa syuting di Kairo, Mesir, film ini harus diambil gambarnya di India, Semarang dan Jakarta. Kru bekerja keras supaya lokasi bisa tampak seperti Kairo.