Nggak semua yang kita lakukan di dalam hidup akan menemui kesuksesan, geng. Dan kayanya hal ini sudah bersifat universal karena berlaku di bidang manapun.
Hal ini juga tercermin di dunia video game, di mana di bawah kesuksesan game seperti Mobile Legends, banyak game mobile lain yang harus menghadapi kegagalan.
Masalahnya, biaya membuat video game itu terhitung mahal jadi kegagalan dari sebuah game bisa memiliki akibat yang buruk pada developer dari game tersebut.
7 Game Dengan Kegagalan Terbesar di Sejarah
Beberapa waktu lalu, kita mendapat berita salah satu startup e-commerce yang melepas beratus-ratus karyawan mereka demi mengurangi pengeluaran.
Kejadian seperti inilah yang sudah lumayan sering terjadi di dunia game yang seringkali diakibatkan oleh penjualan game yang jauh di bawah ekspektasi.
Nggak sedikit developer game yang akhirnya gulung tikar karena produk yang gagal dan di sini, Jaka akan membahas 7 game dengan kegagalan terbesar di sejarah.
1. Lawbreakers (2017)

Setelah kesuksesan game Overwatch dari Blizzard yang sekarang sukses di kancah eSports, desainer ternama Cliff Bleszinski mencoba mengikuti jejak Blizzard.
Bersama studio yang dia dirikan, Boss Key Productions, Bleszinski membuat LawBreakers, game multiplayer FPS yang memiliki banyak kemiripan dengan Overwatch.
Meskipun mendapat sambutan hangat dari kritik, penjualan LawBreakers jauh di bawah ekspektasi yang membuat game ini ditarik dari pasaran di tahun 2018.
Di tahun yang sama, Boss Key Productions akhirnya tutup dan Bleszinski hengkang dari dunia video game dan sekarang mulai terlibat di dunia teater.
2. Duke Nukem Forever (2011)

Duke Nukem Forever (DNF) sudah menjadi legenda tersendiri di industri game karena waktu pengembangan yang sudah nggak masuk akal.
Proses pembuatan game FPS ini dimulai di tahun 1997 oleh 3D Realms sebelum akhirnya mereka bangkrut di tahun 2009 dan game ini berpindah tangan ke Gearbox Software.
Di tahun 2011, Gearbox akhirnya berhasil menyelesaikan game ini tapi sayangnya penantian lama ini terbukti percuma karena DNF terasa seperti game dari jaman yang telah berlalu.
Selain banyak dihujat oleh kritik, game ini juga memiliki angka penjualan yang rendah, terutama jika dibandingkan dengan periode pengembangan yang mencapai 14 tahun.
3. Okami (2006)

Kesukesan finansial dari sebuah video game bukan penanda kualitas dari sebuah game dan hal ini bisa dilihat di game mitologi Okami dari Clover Studio.
Okami adalah game action adventure yang memiliki gaya visual yang sangat unik yang terinspirasi langsung dari seni Ukiyo-e asal Jepang.
Meskipun banyak dipuji kritik dan sekarang disebut sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa, penjualan Okami tidak sesuai ekspektasi, geng.
Akhirnya, Capcom selaku pemilik Clover Studio menutup developer tersebut dan staf yang tergabung di Clover akhirnya membentuk studio PlatinumGames.
4. DRIV3R (Driver 3) (2004)

Sebelum seri Grand Theft Auto menggunakan grafis tiga dimensi di Grand Theft Auto III, seri open world Driver telah mendahului mereka, geng.
Kedua game pertama di seri ini menuai sukses ketika dirilis di PlayStation dan ada ekspektasi tinggi untuk game ketiganya, Driver 3 yang pindah ke PlayStation 2.
Sayangnya, ekspektasi tersebut terbukti salah dan game ini menerima hujatan dari kritik dan publik saat pertama kali dirilis.
Developer Reflections Interactive tidak menyerah di sini dan mereka merilis sekuel Driver: Parallel Lines dan Driver: San Francisco yang jauh lebih baik dari game ini.
5. Tomb Raider: The Angel of Darkness (2003)

Di tahun 1996, seri Tomb Raider muncul di pasaran dan menjadi sukses besar karena berhasil menggunakan teknologi grafis tiga dimensi yang pada waktu itu masih jarang digunakan.
Sayangnya, popularitas seri ini mulai berkurang ketika sudah banyak game action-adventure lain yang juga berhasil menggunakan grafis tiga dimensi.
Kegagalan ini berpuncak di Tomb Raider: The Angel of Darkness, game Tomb Raider pertama untuk PlayStation 2 yang menerima kecaman dari kritik dan publik.
Akhirnya, seri Tomb Raider pindah tangan dari developer original Core Design ke Crystal Dynamics yang sukses mengembalikan seri ini ke kejayaan.
6. Shenmue 1 & 2 (1999 - 2001)

Di tahun 80-an dan 90-an, Sega merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia game yang menyaingi Sony dan Nintendo.
Nah, di masa itu Sega mengembangkan game action-adventure Shenmue 1 & 2 yang memiliki banyak fitur inovatif dengan skala yang sangat ambisius.
Di ujung abad 20, game ini dikabarkan menjadi salah satu game dengan pembuatan termahal tapi sayangnya game ini dirilis di konsol DreamCast yang memiliki penjualan rendah.
Kegagalan kedua game tersebut dan Dreamcast akhirnya memaksa Sega untuk keluar dari membuat konsol dan sekarang hanya fokus membuat game saja.
7. E.T. The Extra-Terrestrial (1982)

Kegagalan game adaptasi film ini nggak hanya merugikan developer Atari tapi juga mengawali krisis video game di tahun 1983.
Kabarnya, game E.T. hanya membutuhkan waktu pengerjaan 1 bulan dan Atari mengantisipasi bahwa game ini akan terjual sebanyak 5 juta kopi.
Sayangnya, kualitas game ini sangat buruk dan dari 1.5 juta game yang sudah terjual, banyak yang akhirnya dijual kembali oleh pemain.
Atari sendiri akhirnya terpaksa mengubur game yang tidak terjual di sebuah lahan di New Mexico sebelum gulung tikar dan dunia konsol berpindah ke dominasi perusahaan Jepang.
Akhir Kata
Itulah, geng, daftar 7 game dengan kegagalan terbesar di sejarah. Meskipun masih sering dianggap cuma mainan, dunia video game itu urusannya sudah milyaran loh.
Seperti yang ditunjukkan di sini, game yang dipuji kritikus juga belum tentu sukses secara finansial karena ujung-ujungnya, semua itu tergantung konsumen.
Apakah kalian sudah pernah mendengar kasus di atas? Atau kalian punya contoh kasus lainnya? Share di kolom komentar ya!
Baca juga artikel seputar Game atau artikel menarik lainnya dari Fikri Harish