Perkembangan eSports di Indonesia sudah semakin pesat. Salah satu buktinya adalah banyaknya prestasi yang diraih oleh tim-tim eSports dari Indonesia.
Bahkan, pemerintah juga sudah mengakui eSports sebagai kompetisi profesional yang setara dengan cabang olahraga lainnya di Asian Games 2018 kemarin, geng.
Bermain game yang dianggap cuma buang waktu dan nggak berguna, kini dilombakan secara profesional seperti sepakbola. Hal ini merupakan kabar baik, terutama untuk para gamer di Indonesia.
4 Dampak Negatif yang Ditimbulkan oleh eSports
Semua hal di dunia ini pasti memiliki sisi positif dan negatif, begitu juga dengan eSports. Meski punya banyak dampak positif, eSports juga memiliki beberapa dampak negatif, geng.
Kedisiplinan penting banget di dalam eSports. Dampak negatif nggak akan terlalu dirasakan oleh atlet-atlet eSports yang disiplin dalam berlatih dan mampu membagi waktunya dengan bijak.
Dalam artikel kali ini, Jaka bakal menjelaskan secara detail mengenai dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh eSports. Penasaran, kan? Yuk, simak artikel berikut ini!
1. Kesehatan yang Menurun

Pertama, Jaka akan menjelaskan dampak negatif eSports dari segi kesehatan terlebih dahulu, nih, geng. Seperti profesi lainnya, atlet eSports juga memiliki resiko kesehatan, geng.
Seperti yang kita ketahui, atlet eSports selalu duduk ketika sedang berkompetisi atau berlatih. Duduknya juga nggak cuma sebentar, namun bisa berjam-jam, geng.
Orang yang duduk terlalu lama ternyata beresiko lebih tinggi terkena diabetes mellitus tipe 2 serta serangan jantung, lho.
Belum lagi, kebiasaan para atlet yang selalu memandangi layar sehingga terpapar radiasi layar. Ada juga resiko tangan terkilir karena kesalahan memegang mouse dan masih banyak lagi, geng.
2. Kecanduan Game

Setelah dari fisik, kini Jaka bakal jelaskan dampak negatif eSports terhadap mental, geng. Memang, sih, eSports mampu menghapus stigma negatif terhadap gamer.
Namun, masih banyak orang yang memiliki mindset bahwa bermain game bakal mengakibatkan kecanduan akut. Hal ini nggak sepenuhnya salah atau benar, geng.
Seseorang yang menghabiskan banyak waktunya untuk bermain game setiap hari dapat beresiko kecanduan game akut, geng.
Nggak main-main, lho. Bahkan WHO (World Health Organization) sudah mengklasifikasikan kecanduan game sebagai penyakit mental.
Orang yang sudah kecanduan game akan menarik diri dari lingkungan sosialnya alias Asosial. Mereka akan lebih asyik dengan dunia virtualnya sendiri.
Bahkan, ada beberapa kasus orang yang meninggal karena kecanduan game akut. Bermain game dalam jangka waktu lama akan memengaruhi kesehatan fisik dan mentalmu, geng.
3. Nggak Memiliki Waktu Senggang

Dibayar untuk bermain game sepertinya mengasyikkan ya, geng? Meskipun begitu, para atlet eSports harus merelakan waktu senggang mereka untuk berlatih dan bertanding.
Asal kamu tahu saja, geng. Rata-rata atlet eSports berlatih 8 jam hingga 9 jam sehari untuk mempertajam kemampuan mereka.
Hal itu nggak berlaku ketika mereka akan mengikuti kompetisi dalam waktu dekat. Ketika akan berkompetisi, para atlet eSports akan berlatih hingga lebih dari 12 jam sehari.
Berbeda dengan kamu yang main game ketika suntuk dan ingin mencari hiburan, para atlet eSports harus bermain game meskipun kondisi mood mereka sedang tidak baik.
Sedihnya lagi, kamu jadi bakal jarang berkumpul dengan keluarga dan teman-temanmu karena kesibukan yang tiada henti. Apakah kamu siap, geng?
4. Pendidikan Tertinggal

Dampak negatif yang satu ini merupakan dampak yang paling sering dirasakan oleh atlet-atlet eSports usia sekolah. Padatnya jadwal latihan membuat mereka harus mengorbankan waktu belajar mereka.
Dengan terjun ke dunia eSports pada usia dini, para atlet akan semakin sulit membagi waktunya. Di satu sisi, mereka harus berlatih untuk kompetisi. Di sisi lain, mereka harus tetap mengejar pendidikan mereka.
Akibatnya, banyak atlet yang berhenti sekolah supaya bisa fokus pada karirnya. Padahal, pendidikan dasar hingga SMA itu penting banget, lho, geng.
Menurut Jaka pribadi, menjadi atlet eSports yang langganan juara memang membanggakan, geng. Namun, tetap saja pendidikan harus terus dikejar.
Pendidikan bakal memersiapkan kita untuk masuk ke dunia profesional. Ilmu-ilmu yang diperoleh dari pendidikan formal secara nggak langsung juga akan berefek pada karir eSports.
Nggak ada jaminan kalau eSports bakal tetap booming di 10 atau 15 tahun mendatang. Dengan pendidikan, banyak skill bakal terasah terus, geng.
Skill-skill seperti kedisiplinan, tanggung jawab, pengetahuan umum, dan lain-lain tetap dibutuhkan meskipun kamu menjadi seorang atlet eSports profesional.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh eSports. Semoga artikel ini dapat menjadi pertimbangan bagi kamu yang ingin meniti karir di dunia eSports.
Sampai jumpa di artikel Jaka selanjutnya ya, geng!
Baca juga artikel seputar eSports atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba