Siapa di sini yang suka menonton streaming game? Pastinya banyak, ya, geng. Banyak banget streamer-streamer game yang menyajikan konten seru dan berkualitas.
Kalau membahas soal streamer game berbakat, rasanya aneh kalau nggak membahas mengenai Ninja. Ninja atau Tyler Blevins merupakan streamer game Fortnite yang sangat terkenal.
Nggak cuma jago, Ninja juga adalah streamer dengan penonton terbanyak di Twitch, lho. Gaya mainnya yang asyik memang sangat menghibur, geng.
5 Alasan Mengapa Ninja Cabut dari Twitch
Twitch adalah platform game live streaming yang dimiliki oleh Twitch Interactive, anak perusahaan dari Amazon. Berdiri sejak 2011, Twitch kini menjadi platform streaming terbesar di dunia.
Salah satu nama yang dibesarkan oleh Twitch adalah Ninja. Sayangnya, tanggal 1 Agustus 2019 lalu, Ninja mengumumkan kepergiannya dari Twitch.
Setelah cabut dari Twitch, Ninja kini bergabung dengan Mixer, platform live streaming game buatan Microsoft yang kini bersaing dengan Twitch.
Penasaran dengan alasan kenapa Ninja cabut dari Twitch? Simak terus artikel Jaka berikut ini ya, geng!
1. Gaji di Mixer yang Lebih Besar

Mixer pertama kali dirilis oleh Microsoft pada tahun 2016. Saat itu, Mixer masih bernama Beam. Sayangnya, Beam belum bisa bersaing dengan Twitch.
Namun, pada tahun 2017, Beam secara resmi berubah nama menjadi Mixer. Setelah melakukan pergantian nama, penonton di Mixer perlahan meningkat hingga 17 kali lipat, geng.
Mixer yang kini sedang berkembang, berani membayar mahal Ninja untuk menjadi salah satu talent di platform mereka. Namun, hal ini juga bukan tanpa pertimbangan, geng.
Sebelum pindah ke Mixer, Ninja masih menjadi streamer dengan followers terbanyak di Twitch.
Namun, watch time yang diperoleh Ninja kini sudah kalah dengan streamer-streamer top lainnya di Twitch.
Otomatis, uang yang diterima Ninja dari konten-konten buatannya di Twitch nggak sebanyak dulu. Siapa, sih, yang bakal menolak kalau diberi gaji yang lebih tinggi?
2. Ninja Menjadi Ikon di Mixer

Prestasi Ninja di Twitch merupakan sesuatu yang luar biasa. Ninja adalah streamer pertama yang memeroleh 10 juta followers di Twitch.
Meskipun memiliki followers paling banyak, popularitas Ninja kini semakin menurun. Banyaknya streamer baru yang jago-jago menjadi salah satu penyebabnya.
Mixer menawarkan Ninja untuk menjadi ikon atau wajah bagi Mixer. Nggak cuma menggunakan Mixer sebagai platform, Ninja juga memiliki andil dalam membantu mengembangkan Mixer di masa depan.
Banyaknya streamer baru di Mixer membuat langkah ini tepat bagi kedua pihak.
Di satu sisi, popularitas Mixer terdongkrak oleh Ninja. Di sisi lain, Ninja menjadi yang paling populer di platform tersebut.
Dalam waktu kurang dari 5 hari setelah bergabung dengan Mixer, Ninja langsung memperoleh 1.000.000 followers, geng! Bayangkan jumlahnya kalau Ninja bergabung lebih dari 5 bulan.
3. Ingin Lebih Dekat dengan Fans

Seperti yang kita ketahui, fans Ninja di dunia itu jumlahnya banyak banget. Sayangnya, Twitch nggak memberi ruang bagi Ninja untuk lebih berinteraksi dengan para fans-nya.
Menurut Ninja, Mixer mampu mewujudkan keinginannya tersebut. Sejak awal, Mixer memang berfokus pada komunitas yang lebih interaktif, geng.
Fitur chat yang dimiliki oleh Mixer juga lebih canggih dibandingkan milik Twitch. Selain itu, para streamer juga bisa menunjukkan kontroller mereka secara virtual ke penontonnya.
Nggak cuma menghibur, kamu juga bisa belajar lebih banyak dari menonton streamer di Mixer dan melihat bagaimana mereka memencet tombol di kontroler mereka.
4. Jadwal yang Terlalu Sibuk

Kalau kamu suka menonton streamer top di Twitch, pasti kamu pernah melihat kalau mereka sering banget live, bahkan bisa lebih dari 6 jam sehari.
Sebenarnya, nggak semua dari mereka melakukan hal itu secara sukarela. Mereka melakukan itu dengan tujuan supaya nggak kehilangan followers mereka.
Streamer yang nggak live streaming selama beberapa hari saja sudah berisiko kehilangan banyak followers. Ninja saja sudah pernah mengalami ini, lho.
Ninja pernah kehilangan 100.000 followers karena ia harus pergi ke New York selama 4 hari untuk menghadiri E3. Bayangkan berapa banyak uang yang melayang, geng.
Nggak sedikir juga streamer yang depresi, kurang tidur, dan sakit-sakitan akibat harus terus menerus live streaming. Nggak worth it, deh!
5. Komunitas yang Toxic

Ninja memang nggak pernah lepas dari yang namanya kontroversi. Meskipun Ninja dikenal sebagai streamer yang cukup toxic, Ninja sendiri juga nggak betah dengan komunitas Twitch yang toxic. Waduh!
Nggak cuma para streamer, banyak juga penonton di Twitch yang berkomentar dan berperilaku toxic untuk sekedar iseng. Jangan ditiru ya, geng.
Setelah cabut dari Twitch, channel Ninja yang offline digunakan sebagai media promosi untuk channel-channel baru.
Bahkan, Ninja emosi ketika tahu bahwa channel-nya digunakan untuk mempromosikan video porno.
Ninja memilih untuk cabut dari Twitch dan bergabung dengan Mixer yang ia nilai jauh dari kata toxic. Mixer memang diketahui memiliki aturan yang ketat soal perilaku para streamer.
Mixer juga memiliki aturan yang transparan soal perilaku para streamer. Hal ini bertujuan supaya mereka tahu apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai 5 alasan mengapa Ninja cabut dari Twitch dan pindah ke platform saingannya, Mixer. Semoga artikel ini menghibur kalian ya, geng.
Sampai bertemu di artikel Jaka selanjutnya!
Baca juga artikel seputar Streamer atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba