Ternyata Lumpur Lapindo Mengandung Harta Karun Langka! Jadi Milik Siapa, ya?

Default

Sudah 16 tahun berlalu sejak bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Selama ini, tak ternilai kerugian yang sudah dirasakan masyarakat sekitar.

Namun, baru-baru ini ditemukan fakta menarik bahwa terdapat "harta karun" super langka di lokasi semburan lumpur panas tersebut.

Seperti dilansir CNBC, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan keberadaan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth dan juga potensi logam raw critical material di sana.

Potensi logam raw critical material tersebut bahkan sangat besar dan diduga melebihi kapasitas logam tanah jarang di daerah tersebut.

Selain itu, pemerintah juga menemukan kandungan Lithium dan Stronsium yang jumlahnya cukup besar di Lumpur Lapindo. Bahkan lebih besar dari kandungan logam raw critical material dan logam tanah jarang, geng.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono, pada tahun 2020 saja potensi Lithium di lumpur Lapindo memiliki kadar 99,26% hingga 120 part per million (PPM) atau bagian per sejuta satuan konsentrasi.

Harta karun untuk apa?

Baterai Mobil Listrik Dari Lapindo 1435f
Sumber foto: Istimewa

Lantas, seberapa berharga sih temuan-temuan tersebut sampai dianggap sebagai "harta karun"?

Ternyata, Lithium dan Stronsium sama-sama berfungsi sebagai bahan baku energi dalam pembuatan baterai, khususnya baterai untuk kendaraan listrik. Bahkan, mineral tanah jarang juga bisa jadi bahan baku pembangkit listrik tenaga nulir (PLTN), loh.

Logam tanah jarang juga salah satunya bisa jadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Tapi selain itu, logam tanah jarang juga bisa menghasilkan monasit yang bisa dikembangkan jadi lebih banyak produk.

Sementara itu, timah tanah jarang bisa bermanfaat untuk industri kesehatan, seperti teknologi pendeteksi kanker dan penyakit lainnya. Manfaat lainnya adalah untuk pembangkit listrik, penyimpanan listrik, dan pendukung tambang.

Makanya, pemerintah saat ini sedang berfokus untuk menggarap mineral Lithium dan Stronsium, serta logam tanah jarang. Sejauh ini, penelitian pemerintah memang cukup dangkal dan baru dilakukan analisis umum saja.

Nantinya, pemerintah mengaku akan melakukan kerjasama untuk melakukan ekstraksi. Salah satunya dengan lembaga Energy Resources Government Initiative dari Amerika Serikat.

Sejauh ini, sudah banyak badan usaha yang ingin menggarap proyek di Lumpur Lapindo tersebut. Namun, pemerintah sendiri belum membuka lelang untuk proyek.

Peluang di bidang ini memang luar biasa besar, geng. Menurut Kementerian ESDM, kebutuhan lithium untuk pengembangan kendaraan listrik hingga 2030 mencapai 758.693 ton yang akan dipakai untuk 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik.

Bakal dikuasai siapa?

Lithium Dan Logam Tanah Jarang 2dd01
Sumber foto: Istimewa

Sekarang masalahnya, siapa yang bakal menguasai situs lumpur Lapindo yang penuh dengan harta karun ini? Apakah masih jadi milik Lapindo Brantas, Bakrie Group, atau sudah milik pemerintah?

Dilansir Bisnis Indonesia, Sekretaris Perusahaan Minarak Group Ananda Arthaneli mengatakan bahwa status kawasan tersebut mengacu pada peta area terdampak (PAT) 22 Maret 2007.

"Bahwa tanah dan bangunan tersebut kini tertimbun lumpur Lapindo yang merupakan bagian dalam PAT 22 Maret 2007 yang sudah dilakukan jual beli oleh PT Minarak Lapindo Jaya," kata dia.

Namun, area ini memang masih merupakan jaminan dalam rangka pinjaman Dana Antisipasi sesuai yang diatur Perpres 76 tahun 2015 dan diatur dalam Perjanjian Dana Antisipasi.

Saat ini, pihak PT Minarak Lapindo Jaya masih berdiskusi dengan pemerintah terkait penyelesaiannya seperti apa.

Di Indonesia sendiri, memang ada banyak wilayah yang memiliki potensi logam tanah jarang. Menurut kajian Kementerian ESDM pada 2017, di Sumatera Utara saja setidaknya terdapat 19.000 ton logam tanah jarang.

Sementara di Pulau Bangka Belitung ada sekitar 383.000 ton, Kalimantan dan Sulawesi minimal 219 dan 443 ton.

Kalau untuk tingkat global, China diperkirakan memproduksi 84 persen dari total produksi logam tanah jarang dunia. Lalu ada Australia yang memproduksi 11 persen, Rusia 2 persen, dan Brazil serta India 1 persen.

Baca juga artikel seputar Hiburan, Viral, atau artikel menarik lainnya dari Syifa Nuri Khairunnisa.

BACA JUGA

Kisah Tragis Bandar Kripto, Dulu Punya 150 Triliun Kini 0: Sampai Sudah Ajukan Kebangkrutan!

Dari Modal Rp75 Ribu, Ibu-ibu Ini Sukses Punya Pabrik Sampai Naik Haji! Pendapatannya Sehari Bikin Kaget

Rusia Gonjang-Ganjing! Alina Kabaeva, Pacar Rahasia Presiden Putin Diduga Hamil Anak Ke-5

Kok Bisa?! Jhony Saputra, Pemuda 21 Tahun yang Sudah Menjabat Sebagai Komisaris Utama

Tampang Security Hati Hello Kitty, Ayah Ini Datang dari Kampung ke Kota Demi Semir Sepatu Anak

Budi Said, Crazy Rich Surabaya yang Beli Emas Antam 7 Ton: Dari Mana Sumber Kekayaannya?

ARTIKEL TERKAIT
Untitled Design 2022 08 03t182949 836 1e41c
Ini 5 Logam Mulia Termahal di Dunia, Nggak Cuma Bisa Dibuat Perhiasan!
Planet Baru Di Galaksi Bima Sakti 0472c
Planet Neraka Ditemukan Astronom | Suhunya Bikin Logam Menguap!
Banner 6f626
Viral Uang Logam Rp100.000 Terbuat dari Emas, Begini Penjelasan Bank Indonesia
Microlattice Logam Lebih Ringan Dari Styrofoam Banner
WOW! Logam ini 99.9% Isinya Udara dan 100 Kali Lipat Lebih Ringan dari Styrofoam!
Untitled Design 2021 01 27t211026 703 B3e89
5 Harta Karun Tak Ternilai yang Belum Ditemukan, Hilang Selamanya?
Harta Karun Soekarno 23c2e
7 Harta Karun di Indonesia yang Belum Ditemukan | Beneran Ada!
Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal